Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empati

Oleh

Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Ternyata benar. Romo Imam, sahabat ngobrol saya, datang ke kampung. Ini hari ke-30 saya mengikuti program #dirumahsaja, sejak Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat agar melakukan physical distancing. "Kalau di sini sih betah, rumah dengan halaman luas tidak membuat bosan," kata Romo dengan senyum khasnya. Romo ingin di rumah saya barang seminggu.

Dia melepas jaketnya. "Kata petugas di jalan tadi, saya harus mandi dan ganti baju, padahal semua tubuh saya sudah disemprot," katanya. Saya jelaskan, memang peraturan di desa ketat sekali. Setiap tamu yang masuk desa diusut apa tujuannya. Kalau diizinkan masuk, semuanya disemprot. "Di kota, orang masih berseliweran. Warung masih buka," kata Romo lagi.

"Mereka keluar karena kebutuhan hidup, Romo. Tak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah. Apalagi mereka pegawai kecil, buruh serabutan, pedagang sayur keliling, tukang bubur. Kalau mereka tak keluar, berarti tidak bekerja, lalu makan apa?" Saya memancing Romo dengan kata-kata klise agar keluar tawanya.

Tapi Romo malah serius. "Saya juga ragu dengan apa yang dilakukan di Jakarta dan daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Pembatasan sosial berskala besar, apa ya masyarakatnya tertib dengan kebijakan ini? Kalau pelanggaran terus terjadi, apakah aparat tetap bisa menertibkan setiap hari sesuai dengan jadwal yang ditetapkan? Persoalannya tidak sederhana, mereka keluar karena kebutuhan hidupnya harus dipenuhi. Pemerintah memang memberi bantuan tunai, tapi apa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga? Bayar kos saja paling murah Rp 400 ribu. Kan mereka kebanyakan perantau yang memang tidak bisa mudik dan tak boleh mudik."

"Romo, saya membaca di media sosial, ada pemilik kos yang menggratiskan uang kos selama pandemi corona ini," saya menyela. "Nah, itu bagus sekali," Romo langsung bereaksi. "Empati seperti itu yang kita harapkan. Pemilik kos pasti perlu uang juga, tapi empatinya yang besar kepada sesama menjadi sangat berharga di saat-saat wabah ini. Pandemi dahsyat ini bukan sekadar berapa orang yang bertambah positif, berapa yang meninggal, seberapa sering cuci tangan. Tapi, kita harus menumbuhkan rasa empati seluruh masyarakat untuk bersama mengatasi petaka ini. Pandemi bisa berkurang tiga atau empat bulan lagi, namun dampak sosialnya bisa berbilang tahun. Kalau empati tidak dihidupkan dan tak terus dipupuk dari sekarang, masalah sosial akan menjadi petaka baru karena ekonomi yang terpuruk. Pemerintah tak sanggup mengatasi sendiri tanpa keterlibatan seluruh komponen bangsa."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wah, dalam hati saya bertanya, kok Romo Imam jadi lain sekarang. Inilah dahsyatnya Covid-19, bukan cuma bumi yang disembuhkan, juga mengubah kebiasaan Romo yang penuh guyon.

"Soal empati, ada muncul bibit-bibitnya," saya ikut serius. "Romo tentu sudah membaca, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyumbangkan gajinya sampai berakhir masa jabatan pada Mei 2022 untuk wabah corona ini. Disusul Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menyumbangkan gajinya selama 5 tahun menjabat beserta tunjangannya. Ditambah lagi Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, juga Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto."

"Itu bagus, empati dimulai dari daerah. Bagaimana dengan pejabat di pusat? Jokowi memutuskan memotong tunjangan hari raya untuk eselon tertentu. Lumayan, meski gajinya tetap utuh. Yang gajinya harus dipotong penuh, ya, staf khusus milenial yang mencederai anak-anak muda itu."

Romo tertawa dan saya jadi senang, ternyata beliau tak banyak berubah.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

4 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menunjukkan mobil listrik saat diluncurkan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020. Kendaraan dinas pejabat Kementerian Perhubungan resmi berganti dari yang berbahan bakar fosil menjadi bahan bakar listrik. ANTARA/Sigid Kurniawan
Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

Mobil listrik untuk pejabat dan operasional Kementerian dan lembaga tidak perlu dan percuma. Bisa menambah kemacetan.


Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

9 hari lalu

Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

Para peniru dan penebar kabar bohong itu nekat membuat tanda verifikasi yang menyerupai verification badge asli yang dibuat oleh platform media sosial.


Pesta Selebritas di Partai Politik

10 hari lalu

Artis dan presenter Aldi Taher sempat didiagnosa memiliki kanker kelenjar getah bening. Benjolan kanker yang sempat bersarang di leher Aldi Taher telah hilang setelah melakukan rangkaian pengobatan dan kemoterapi. Dok.Tempo/ Agung Pambudhy
Pesta Selebritas di Partai Politik

Jangan hanya melihat popularitas calon legislator, tapi perhatikan rekam jejak mereka secara utuh. Kita sedang memilih mereka yang mampu memperjuangkan hak-hak rakyat dalam lima tahun mendatang


Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

11 hari lalu

Ilustrasi hutan pinus. dok.TEMPO
Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

Keanekaragaman hayati mampu menjadi benteng pertahanan perubahan iklim dan mengawal pemerintah dalam upaya menguatkan komitmen melindungi Bumi.


Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

12 hari lalu

TikToker, Bima Yudho Saputro yang viral setelah membuat video berjudul Alasan Lampung Gak Maju-Maju. Foto: TikTok/@Awbimaxreborn
Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

Respons kritik dengan verifikasi. Jika kritik di media sosial itu terbukti salah, bantahlah di media yang sama.


Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

13 hari lalu

Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

Dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan. Hal ini tercermin dari peringkat pendidikan negara-negara di dunia.


Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa

14 hari lalu

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian RI, Taufiq Bawazier pada acara Kick Off di Beerhall, SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 28 November 2022. (Foto: TEMPO/ Kholis Kurnia Wati)
Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa


Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

17 hari lalu

Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

Yandri memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kecamatan Petir Kabupaten Serang, Banten.


Sesat Klaim Janji Investasi

17 hari lalu

Pekerja beraktivitas di lokasi proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 28 Februari 2023. Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Sesat Klaim Janji Investasi

Komitmen pendanaan transisi energi melalui skema JETP masih terkatung-katung. Pemerintah sebaiknya introspeksi.


Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

17 hari lalu

Hendrik Dikson Sirait
Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

Omong-omong, aku senang melihat fotomu yang ditaruh di depan pusara. Kau tersenyum. Rapi dalam balutan jas dan dasi. Badanmu berisi. Mirip aku jugalah.