Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wabah Corona dan Dilema Karantina

image-profil

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro

image-gnews
Warga melintas di dekat pengumuman karantina wilayah di kawasan Tambora, Jakarta, Jumat 3 April 2020. Warga setempat memberlakukan karantina wilayah secara mandiri dengan menutup beberapa akses jalan masuk perkampungan serta meningkatkan keamanan untuk mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Warga melintas di dekat pengumuman karantina wilayah di kawasan Tambora, Jakarta, Jumat 3 April 2020. Warga setempat memberlakukan karantina wilayah secara mandiri dengan menutup beberapa akses jalan masuk perkampungan serta meningkatkan keamanan untuk mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Iklan

SEPERTI melihat jarum jam berbalik arah saat melihat perubahan posisi negara-negara di tahapan siklus manajemen krisis terkait coronavirus disease 2019 (COVID-19). Dalam tiga bulan posisinya berubah drastis. Semula penderita terbanyak ada di China, per 5 April jumlah penderita di China tinggal 6,72 persen. Selebihnya sebanyak 93,28 persen justru berada di luar China.

Analisis atas Situation Report harian yang dikeluarkan World Health Organization menunjukkan dibutuhkan 67 hari untuk kasus pertama berkembang menjadi 100 ribu pasien, 12 hari untuk berkembang menjadi 200 ribu dan setelah itu sejak 23 Maret setiap dua hari terjadi kenaikan 100 ribu pasien baru dan memasuki April setiap hari lebih dari 70 ribu kasus baru terjadi.

Bencana sebesar ini memang sulit dicari presedennya. SARS terjadi selama 8 bulan pada November 2002 sampai Juli 2003, menyebar di 29 negara, menginfeksi 8.096 orang dengan korban meninggal 774 orang. Sedangkan COVID-19 dalam waktu tiga bulan menginfeksi lebih dari 1,2 juta orang dengan korban meninggal lebih dari 65 ribu orang dan menyebar di 200 negara. Saat ini jumlah penderita di Amerika Serikat sudah hampir empat kali penderita di China.

Kasus pertama COVID-19 secara resmi dilaporkan oleh China pada 31 Desember 2019, tiga minggu kemudian, pada 23 Januari 2020, China memberlakukan lockdown di Provinsi Hubei. Italia pertama kali melaporkan adanya kasus 29 Januari 2020 dan memberlakukan lockdown pada 21 Februari 2020. Hanya saja lockdown ini masih membolehkan warga menggunakan kereta api dan pesawat, restoran juga hanya dibatasi jam operasionalnya, turis masih terlihat lalu lalang. Kebijakan ini terbukti inefektif karena jumlah korban di Italia terus meningkat. Pada 9 Maret 2020 Pemerintah memerintahkan lockdown nasional dengan memberikan sanksi denda € 206 atau penjara tiga bulan bagi pelanggar.   

Apa yang terjadi di Indonesia tidak berbeda dengan kebanyakan negara lain, dimana jumlah yang terinfeksi dan meninggal makin hari makin besar. Kondisi ini sesuai dengan definisi dari kondisi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan. Disebutkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.

Penyelenggaraan kekaratinaan kesehatan di wilayah dilakukan melalui Karantina Rumah, Karantina Wilayah, Karantina Rumah Sakit atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Melihat apa yang sudah terjadi di Ibukota, tindakan mitigasi yang tepat adalah Karantina Wilayah. Menurut Pasal 53 Karantina Wilayah dilaksanakan kepada seluruh anggota masyarakat di suatu wilayah apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran penyakit antar anggota masyarakat di wilayah tersebut. Selama masa karantina, anggota masyarakat yang dikarantina tidak boleh keluar masuk wilayah karantina dan kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat yang dalam penyelenggaraannya dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah dan pihak yang terkait.

Sebut saja 60 persen penduduk Jakarta yang berjumlah 10,8 juta jiwa memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, maka pemerintah perlu menanggung 4,3 juta penduduk. Apabila per penduduk setiap hari diberi Rp 50 ribu dan biaya pendistribusian Rp 10 ribu maka untuk karantina wilayah selama dua minggu perlu dialokasikan dana sebesar Rp 3,63 triliun. Bila dilakukan selama 1 bulan maka dibutuhkan Rp 7,3 triliun. Tentu saja biaya-biaya ini masih perlu ditambahkan biaya lain seperti pengerahan personel untuk menjamin ditaatinya kebijakan ini dan biaya lainnya.

Perencanaan karantina wilayah harus didesain secara rapi dan akurat, kita harus belajar dari kekacauan yang ditimbulkan lockdown di India. Dua karakter krisis yang paling umum adalah kecepatan kemampuannya menjadi besar, dari sebuah bencana kecil dalam waktu sempit dapat membesar dan menyebabkan kepanikan,  kedua penggunaan informasi untuk mengelola dan mencegah percepatan eskalasi. Krisis memang sulit diprediksi akan tetapi aksi cepat yang terencana dengan baik dan diinformasikan secara efektif biasanya dapat mengurangi dampak secara siginifikan.

Manajemen krisis menurut Coombs (2015) memiliki empat faktor yang saling berhubungan yaitu pencegahan, penyiapan, tanggapan dan perbaikan. Dari sisi fase, krisis dapat dibagi tiga yaitu sebelum krisis, krisis dan setelah krisis. Pencegahan dan persiapan harus dilakukan Indonesia saat menerima informasi di Wuhan terjadi kasus penyebaran virus. Apalagi Indonesia memiliki penerbangan langsung dengan Wuhan. Rencana strategis untuk pencegahan, persiapan, tanggapan dan perbaikan perlu dilakukan segera setelah itu. Lockdown di Hubei memberi kesempatan seluruh negara di dunia untuk mempersiapkan diri secara lebih baik.

Demikian juga dengan karantina wilayah yang dilakukan oleh wilayah episentrum. Ini akan memberikan kesempatan daerah lain untuk menangani korban yang sudah ada, meningkatkan kualitas persiapan penanganan, mencegah penyebaran, dan menyiapkan daerah untuk mulai menjadi penyangga pangan nasional. 

Dengan impor pangan Indonesia yang tinggi dan kecenderungan warga menyimpan untuk berjaga-jaga maka sebentar lagi gudang-gudang produsen bahan pangan akan menipis. Padahal di saat yang sama negara-negara yang selama ini rajin mengekspor kebutuhan pangan untuk Indonesia mungkin masih berjuang atau belum pulih dari krisis kesehatan dan ekonomi sehingga akan lebih mementingkan kepentingan dalam negeri. Kondisi seperti ini tentu akan mendorong konsumsi produksi lokal di Indonesia. Karena itu penting untuk menjaga daya tahan daerah baik untuk kepentingan daerah itu sendiri maupun untuk menopang kebutuhan nasional.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.