Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ancaman Global Tuberkulosis

image-profil

Lektor Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

image-gnews
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Iklan

FX Wikan Indrarto
Lektor Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, orang mungkin lupa pada ancaman tuberkulosis (TB) yang masih terus terjadi. Pada awal 2020, TB masih menjadi penyakit menular pembunuh paling banyak di dunia. Pada 2018, 10 juta orang menderita TB di seluruh dunia dan 1,5 juta orang kehilangan nyawa akibat penyakit ini.

Karena itu, para pemimpin dunia telah berkomitmen untuk mengakhiri TB pada 2030. Salah satunya dengan usaha meningkatkan tindakan pencegahan. Jutaan orang harus dapat mengikuti program pengobatan pencegahan TB untuk menghentikan timbulnya penyakit, mencegah penderitaan lebih lanjut, dan menyelamatkan hidup mereka.

Seperempat populasi dunia diperkirakan terinfeksi bakteri TB. Orang-orang seperti ini sebenarnya tidak sakit, juga tidak berisiko menularkan. Meski demikian, mereka berisiko lebih besar menderita sakit TB, terutama mereka yang kekebalan tubuhnya melemah. Dengan demikian, menawarkan mereka untuk menjalani pengobatan pencegahan TB tidak hanya akan melindungi mereka dari sakit TB yang mematikan, tapi juga mengurangi risiko penularan TB di masyarakat sekitarnya.

Kini kita diingatkan untuk melanjutkan upaya mengatasi masalah kesehatan yang sudah lama ini. Meskipun beberapa kemajuan telah dicapai dari target yang ditetapkan dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang TB pada 2018, sebagian besar pengobatan pencegahan TB telah diabaikan. Para pemimpin telah berkomitmen untuk memastikan akses ke pengobatan pencegahan TB untuk setidaknya 24 juta orang yang memiliki kontak dengan TB aktif dan 6 juta orang yang hidup dengan HIV (ODHA) pada 2022, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, hanya sebagian kecil dari target ODHA yang telah tercapai, yaitu baru sekitar 430 ribu anggota rumah tangga kontak dan 1,8 juta ODHA dalam program pengobatan pencegahan TB sepanjang 2018 secara global.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

TB tetap menjadi penyebab utama kematian di antara ODHA. Padahal pengobatan pencegahan TB bekerja secara sinergis dengan terapi antiretroviral (ARV) untuk HIV sekaligus mencegah sakit TB dan menyelamatkan nyawa. Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang baru merekomendasikan serangkaian pendekatan inovatif untuk meningkatkan akses ke pengobatan pencegahan TB. Peningkatan itu diprioritaskan untuk populasi dengan risiko tertinggi, termasuk kontak rumah tangga pasien TB, ODHA, dan orang lain yang berisiko karena kekebalan “rendah” atau hidup dalam lingkungan yang padat penghuni.

Selain itu, WHO merekomendasikan integrasi layanan perawatan pencegahan TB ke dalam upaya penemuan kasus yang sedang berlangsung untuk TB aktif. Semua kontak rumah tangga pasien TB dan ODHA dianjurkan dipindai untuk TB aktif yang memerlukan pengobatan terapi TB, bukan pengobatan yang bersifat pencegahan. Jika TB aktif sudah dapat disingkirkan, mereka tidak boleh dibiarkan saja, tapi harus memulai pengobatan pencegahan TB.

WHO merekomendasikan tes kulit tuberkulin (Mantoux test) atau pemeriksaan interferon-gamma dalam darah (IGRA) digunakan sebagai standar untuk memeriksa adanya infeksi TB. Kedua jenis tes ini membantu menemukan orang yang sudah terinfeksi TB tapi belum sakit agar lebih mungkin mendapatkan manfaat dari pengobatan pencegahan TB.

Selain itu, WHO merekomendasikan opsi baru dengan masa pengobatan yang lebih pendek untuk perawatan pencegahan, selain menggunakan obat isoniazid (INH) harian selama enam bulan, yang selama ini banyak digunakan. Momentum Hari TB Sedunia pada Selasa pekan lalu mengingatkan kita agar berada di jalur yang benar untuk mencapai target penanganan TB global dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) 2016-2030 dengan semboyan “Find. Treat. All. #EndTB”. Pengobatan pencegahan TB merupakan intervensi lebih terjangkau yang dapat mencegah keluarga tidak jatuh ke dalam kemiskinan serta menjaga derajat kesehatan dan kemampuan ekonomi seluruh masyarakat dengan memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.