Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi Covid-19: Takut Tuhan Lari ke Tuhan

image-profil

Doktor Sosiologi tinggal di pinggiran Bogor

image-gnews
Petugas PMI Jakarta Timur saat melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada tempat duduk pengunjung di LP Cipinang Kelas I, Cipinang, Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020. PMI Jakarta Timur menyemprotkan cairan disinfektan di LP Cipinang Kelas I guna mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) yang telah menyebabkan 308 pasien positif, 25 meninggal, dan 15 sembuh. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Petugas PMI Jakarta Timur saat melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada tempat duduk pengunjung di LP Cipinang Kelas I, Cipinang, Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020. PMI Jakarta Timur menyemprotkan cairan disinfektan di LP Cipinang Kelas I guna mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) yang telah menyebabkan 308 pasien positif, 25 meninggal, dan 15 sembuh. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

Apa yang terjadi dengan bangsa ini? Di saat semua anak cucu Adam di atas planet bumi bersatu padu, saling berempati, duduk bersama, senasib sepenanggungan, sebagian bangsa kita justru kok sedang cakar-cakaran. Saling menyalahkan. Dendam kesumat akibat persaingan politik, tercium kuat di tengah sergapan Covid-19.

Di grup-grup terbatas di dunia maya, seperti Whats-app, Instagram, Tweeter, Facebook aksi saling serang kian ramai justru di saat dunia nyata kian sepi. Sungguh tak layak dilakukan bangsa yang menyematkan pada dirinya derajat umat paling religius. Paling dekat ke Tuhan. Bertamu bisa kapan saja, sok yakin Tuhan menyiapkan bilik khusus di rumah-Nya.

Realitas itu merefleksikan sikap yang benar-benar nekad dan angkuh! Tak sedikit pun terlihat rasa takut mereka kepada-Nya. Bahkan, sebagian menyerang saudaranya dari bilik rumah Tuhan. Pro-Jokowi merasa tersengat karena karakter kepemimpinan presiden diserang. Di sisi lain, Oposisi tersinggung karena dituding memanfaatkan isu Corona untuk memetik rente politik di tahun 2024. Ada apa, Saudaraku ?

Nun jauh di sana, seorang muazin menangis pilu. Lewat pelantang masjid agung di Kuwait, suaranya melemah, menyeru umat salat di rumah. Paus, pendeta, pastor, pandite, biksu juga berdoa sambil meneteskan air mata memohon uluran tangan Sang Khalik. Italia meringkuk. Amerika Serikat mengeluarkan ratusan triliun rupiah untuk menemukan vaksin anti Covid 19. Sejumlah negara menutup akses keluar masuk. Masjidil Haram tertutup untuk ibadah bagi warga asing. Halaman kepausan di kawasan Saint Peter Basilica Vatican juga sepi jemaat karena ditutup sementara. Dunia berduka. Semua takut Corona.

Di saat yang sama, sejumlah moralis di negeri ini berteriak : Corona ciptaan Tuhan. Makhluk yang tak layak ditakuti. Rasa takut hanya untuk Tuhan. Yang takut pada Corona, terancam musyrik. Dosa syirik tiada ampun. Neraka tempatnya. Menyerang sana sini. Menyalakan api keberanian umat ketika manusia lain gemetar karena takut. Ujungnya; umat diajak berdoa.

Anjuran itu, sama sekali tidak salah. Tapi, sungguh arif jika pihak yang merasa memiliki otoritas keagamaan, menawarkan perspektif lain. Jangan diberi kacamata kuda. Bahwa, tidak mudah mengajak umat berdoa, apalagi khusyuk, kalau tak ada rasa takut. Mana bisa air mata menetes jika tak ada yang membuatnya takut. Rasa takut, lahir dari kesadaran terdalam.

 

***

Di tengah narasi paling menakutkan dari segi sebaran, di manakah sebenarnya kita berada saat wabah mengintai? Adakah seseorang, yang secara logis, tidak cemas dan tidak takut dengan virus, yang cantik di nama itu tapi pelukannya bisa merenggut puluhan nyawa sekali cabut? Duhai, Corona! Virus sebangsa apakah dikau ? Apakah engkau juga makhluk Tuhan ?

Manusia yang angkuh, spontan menampik kehadiran Tuhan dalam pandemi yang kini ditakuti semua bangsa dan semua anak manusia di muka bumi ini. Dengan senjata pemusnah massal konvensional, ada negara merasa superpower. Tapi dengan makhluk superkecil, mereka tak berdaya. Makhluk berwujud Virus. Inilah jenis lain dari pemusnah massal.

Dengan virologi khas manusia, lalu mereka mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Inilah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.

Virus terkecil berdiameter 20 nm, lebih kecil dari ribosom. Virus terbesar sekalipun, sulit dilihat dengan mikroskop cahaya. Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.

Dalam semesta ini, di manakah virus-virus ini mengambil ruang ? Dengan kesadaran terdalam, kita mesti akui, dia ada di dalam Tuhan. Seperti kita, manusia. Tuhan Maha Besar. Maha meliputi segala sesuatu. Jika ada sesuatu berada di luar Tuhan, berarti Dia tidak maha meliputi. Ada zat lain di luar sana yang tidak berada dalam Kuasa Tuhan.

Manusia dan virus adalah makhluk yang mengambil ruang dalam kekuasaan Tuhan. Mereka tercipta untuk terwujudnya harmoni hubungan ilahiah antarciptaan. Persis dua kutub plus minus. Interaksi keduanya melahirkan kehidupan. Konflik mereka, pasti memicu ketakutan. Itulah hukum alam.

Demi kehidupan, manusia jangan sok kuasa. Keangkuhan menegasikan rasa takut. Takut virus berarti takut Tuhan. Pandemi virus itu, cara Tuhan memulangkan manusia kepada-Nya. Sebab, tidak ada satu urusan pun di semesta ini yang lepas dari pengaturan Tuhan. Kalau mereka di sana bisa bersatu karena Corona, kenapa kita saling beradu karena sebab yang sama?

 

***

Orang yang takut akan sesuatu akan lari menjauh darinya. Tapi, orang yang takut kepada Tuhan akan lari mendekat kepada-Nya. Alkisah, seorang nabi tengah bepergian. Bersamanya ada seorang saleh. Dari jauh, tampak seseorang yang terkenal karena kejahatan perilaku dan kenistaan moralnya, mengikuti mereka. Si saleh merasa terganggu.

Si jahat duduk agak jauh dari rombongan. Dengan air mata tersisa karena malu kepada nabi dan takut kepada Tuhan, ia bergumam, bukan berdoa. Menurutnya, doa hanya milik mereka yang suci. Dia takut lancang kalau menggunakan fasilitas doa. "Tuhan, hamba takut mengganggu perjalanan suci mereka kepada Engkau, ampunilah daku!" bisiknya.

Merasa dekat Tuhan, si saleh berdoa, "Tuhan, bebaskanlah aku dari pendosa yang mengikutiku, " katanya sambil lalu. Malam hari, nabi terbangun. Tuhan sedang menurunkan wahyu."Aku telah mendengar gumaman orang itu dan menjawab doa orang itu. Telah Kutolak doa orang yang merasa dirinya suci dan saleh itu dan telah Kuampuni si pendosa ini."

Manusia akan tetap berada di Jalan, selama takut tidak tercabut dari hati. Sebab, jika takut telah hilang dari hati mereka, maka mereka akan tersesat. Tanpa itu, manusia dengan keangkuhannya, selalu merasa bisa mengurus dirinya sendiri dan melupakan jalan pulang kepada Tuhan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


17 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

23 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.