Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wabah Corona dan Keamanan Nasional

image-profil

image-gnews
Wabah Corona dan Keamanan Nasional
Wabah Corona dan Keamanan Nasional
Iklan

Poltak Partogi Nainggolan
Research professor masalah keamanan dan demokrasi di Puslit Badan Keahlian DPR

Banyak yang tidak terpikirkan sebelum serangan virus corona Covid-19 merebak, melintasi batas negara, kepentingan nasional, ideologi, dan aliansi politik. Wabah global ini bukanlah hal baru. Sebab, dunia pernah menghadapi wabah sindrom saluran pernapasan akut (SARS), ebola, penyakit kuku dan mulut, flu babi, dan lain-lain.

Namun semua itu belum berkaitan dengan isu keamanan dalam makna luas karena relasi keamanan manusia dan negara baru memperoleh perhatian setelah munculnya karya Barry Buzan pada akhir dasawarsa 1980, People, States and Fear. Karya ini lalu menjadi titik awal pengembangan studi keamanan yang melampaui popularitas studi strategi dan militer klasik pada zaman modern. Buzan memperkenalkan dunia dengan hadirnya apa yang disebut sebagai tipe ancaman keamanan non-tradisional.

Wabah ini belum berakhir, ancaman "invasi" belum berhenti dan dapat dihentikan. Implikasinya tidak terbatas, menembus dinding negara dan warga negara, menciptakan complex emergencies di mana-mana, serta menciptakan masalah keamanan politik, ekonomi, wilayah, dan masyarakat dalam studi yang telah dipetakan Buzan. Pentingnya dunia dapat merespons kedaruratan kompleks ini kemudian diingatkan Mark Duffield, pengajar studi pembangunan di University of Birmingham, Inggris, dengan belajar dari kegagalan dunia mengatasi bencana kelaparan di Afrika pada dasawarsa 1980-an.

Serangan Covid-19 bukanlah invasi militer seperti Perang Dunia II atau Perang Teluk, melainkan pandemi, tanpa sebuah negara mana pun bebas dari ancaman atau dapat bersikap netral atau anti-perang. Di Prancis, masyarakat takut pergi ke bilik pemungutan suara pemilihan umum lokal sehingga bisa mengganggu legitimasi politik dan mekanisme demokrasi. Perdana Menteri Prancis Macron perlu mengingatkan warga Prancis agar tetap pergi ke bilik suara, hal yang sama pentingnya dengan belanja bahan pokok, di luar kegiatan yang diserukan harus dihentikan untuk sementara dalam rangka kebijakan lockdown terbatas.

Kebijakan lockdown menjadi kontradiktif dengan fenomena globalisasi yang telah membuat segalanya terbuka. Juga kontradiktif dengan kemenangan kebebasan dan demokrasi. Tapi, dalam situasi kekhawatiran yang menyebar, siapa yang mau melancarkan kritik keras atas langkah represif Cina?

Dunia tampaknya mulai memaklumi cara represif karena globalisasi yang cepat belakangan ini juga membuat kontaminasi penyakit lebih cepat dan begitu meluas. Wabah corona dan mobilitas penduduk yang sulit dibatasi pada era globalisasi ini telah kembali memaksa pemerintah tampak bertindak represif supaya keputusannya efektif. Itu juga yang dilakukan pemerintah Amerika. Jadi, pandemi Covid-19 telah berimplikasi pada relasi Amerika-Cina, Amerika-Uni Eropa, Uni Eropa-Italia, dan lain-lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, aktor non-negara yang memiliki pengaruh transnasional, seperti Bill Gates dan Jack Ma, dengan aksi kemanusiaan global sukarelanya telah menghancurkan tembok kecurigaan yang dibangun penguasa negeri mereka masing-masing.

Di Indonesia, solusi lockdown, bahkan yang lebih ramah, social distancing, menjadi sensitif dan segera disambut secara reaktif di tingkat akar rumput. Seperti pada masa pemilihan presiden, masyarakat menjadi tidak rasional dan terkunci oleh pertarungan politik, bukan lagi mendorong mencari solusi atas keamanan manusia secara lebih efektif.

Kebijakan dekontaminasi Covid-19 dengan lockdown terbatas bukan bagian dari blunder dan langkah konspirasi untuk menjatuhkan Jokowi. Masalah keselamatan manusia lebih utama daripada kepentingan politik pribadi dan kelompok. Covid-19 tidak akan memilih siapa korban mereka, pendukung pemerintah atau kelompok oposisi. Masyarakat tampaknya masih belum bisa memahami bahwa keamanan manusia telah menjadi isu global dalam studi hubungan internasional setelah munculnya karya Buzan. Mereka terperangkap oleh perseteruan Anies-Jokowi, yang seharusnya sudah usai tapi berlanjut karena perkembangan isu sektarianisme yang meningkat. Lockdown terbatas, mandiri atau sukarela, diperlukan untuk negara seluas Indonesia dengan jumlah penduduk dan tingkat kepadatan yang tinggi. Wajar saja bila sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) amat prihatin akan langkah pemerintah yang dinilai lambat dan amatiran.

Implikasi serangan Covid-19 yang terburuk belum muncul di Indonesia. Di Cina tampak sudah mulai terkontrol. Sementara itu, di dunia ilmu kedokteran, pertarungan studi dan riset terus berlangsung memperebutkan pengakuan dan hak paten siapa yang sukses menemukan vaksin anti-Covid-19. Ini bukan semata-mata pertarungan keunggulan sumber daya manusia antar-negara, tapi juga menyangkut dana sumber keuangan dan dana darurat yang tersedia untuk mengatasinya.

Semua negara harus siap menghadapi kerugian ekonomi besar, termasuk Cina. Amerika sendiri, negara kapitalis utama dunia, telah siap menutup Las Vegas yang selama ini tidak pernah tidur. Sedangkan Indonesia masih tergagap merespons kedaruratan kompleks akibat Covid-19 karena keterbatasan pemerintah dalam memahami ancaman keamanan non-tradisional pada era hubungan internasional dewasa ini. Chaos dan kepanikan tidak perlu terjadi jika orang telah memahami pandemi sebagai isu keamanan global dewasa ini.

 
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Berwisata saat Musim Hujan agar Rencana Liburan Tidak Berantakan

5 jam lalu

Ilustrasi gaya liburan (pixabay.com)
Tips Berwisata saat Musim Hujan agar Rencana Liburan Tidak Berantakan

Mulai dari memilih tempat yang tepat sampai jadwal penerbangan, berikut traveling saat musim hujan.


Pemilihan Presiden Tanpa Penyalahgunaan Jabatan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan dihadapan ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia
Pemilihan Presiden Tanpa Penyalahgunaan Jabatan

Agar pemilihan presiden dan wakil presiden terhindar dari mudarat kecurangan dan ketidakadilan, semestinya para menteri dan kepala daerah yang menjadi calon melepas jabatan.


4 hari lalu


Bapak-isme

8 hari lalu

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Bapak-isme

Adakah jalan untuk mencegah kemunduran demokrasi? Panduan dari Bung Hatta perlu dijadikan pedoman


Wajah Kusam Penegakan Hukum

8 hari lalu

Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Puji Triasmoro (depan) dan Kepala seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso, Alexander Kristian Diliyanto Silaen, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan pasca terjaring Operasi Tangkap Tangan KPK, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis, 16 November 2023. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahanan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap 4 orang tersangka baru Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Puji Triasmoro dan Kepala seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso, Alexander Kristian Diliyanto Silaen, dua orang pengendali CV. Wijaya Gumilang, Yossy S. Setiawan dan  Andhika Imam Wijaya, serta mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp.225 juta dalam tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji dalam rangka pengurusan perkara di Kejaksaan Negeri Bondowoso Jawa Timur. TEMPO/Imam Sukamto
Wajah Kusam Penegakan Hukum

Satu per satu aparat penegak hukum tertangkap kasus korupsi. Nasib penegakan hukum kian buram.


Fanatisme Pemilih Indonesia Dalam Kontestasi Politik

8 hari lalu

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Fanatisme Pemilih Indonesia Dalam Kontestasi Politik

Ada sebuah tantangan besar bagi penyelenggara pemilu dan Pemerintah dalam pengejawantahan demokrasi tersebut yakni fanatisme politik dari sebagian pemilih di Indonesia.


Bamsoet Dukung Perlindungan Hak Intelektual Pendidikan

14 hari lalu

Bamsoet Dukung Perlindungan Hak Intelektual Pendidikan

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjadi penguji ahli disertasi mahasiswa S3 Ilmu Hukum UNPAD yang mengangkat tema tentang Urgensi Pengaturan Penggandaan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan Tinggi.


Lika-liku Mahkamah Konstitusi dan Gejala Kemerosotan Sejak 2020

14 hari lalu

Sebagian demonstran di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, yang mendatangi Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)  hari ini, Senin 16 Oktober 2023. MK membacakan putusannya atas sejumlah gugatan terhadap batasan usia capres dan cawapres. Tempo/ I Gusti Ayu Putu Puspasari.
Lika-liku Mahkamah Konstitusi dan Gejala Kemerosotan Sejak 2020

Majalah Tempo pada Maret lalu menyebut Mahkamah Konstitusi atau MK mengalami kemerosotan sejak 2020.


Wajah Neo Orba di Ujung Pemerintahan Jokowi

15 hari lalu

Ekspresi Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penyelenggara Pemilu di Jakarta, Rabu 8 November 2023. Rakornas diikuti sekitar 1.200 penyelenggara pemilu yang terdiri dari dari Ketua KPU dan Ketua Bawaslu provinsi dan kabupaten/kota serta Sekretaris KPU se-Indonesia. TEMPO/Subekti.
Wajah Neo Orba di Ujung Pemerintahan Jokowi

Intimidasi menimpa sejumlah kalangan dan kelompok yang menentang dinasti politik keluarga Jokowi. Meniru tindakan lancung Soeharto.


Kesempatan MKMK Menjaga Demokrasi

22 hari lalu

Anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie memimpin rapat rapat MKMK di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 26 Oktober 2023. Rapat dengan  agenda klarifikasi kepada pihak-pihak terkait laporan dugaan pelanggaran kode etik hakim konstitusi. TEMPO/Subekti.
Kesempatan MKMK Menjaga Demokrasi

Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi akan membuat putusan penting besok. Kesempatan menyelamatkan demokrasi.