Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemunduran Demokrasi Negeri Jiran

image-profil

image-gnews
Orang-orang melewati poster Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan politisi Anwar Ibrahim, selama kampanye di Kuala Lumpur, Malaysia 16 Mei 2018. [REUTERS / Lai Seng Sin]
Orang-orang melewati poster Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan politisi Anwar Ibrahim, selama kampanye di Kuala Lumpur, Malaysia 16 Mei 2018. [REUTERS / Lai Seng Sin]
Iklan

Ahmad Sahidah
Dosen Program Pascasarjana Universitas Nurul Jadid Paiton, Jawa Timur

Hanya dalam hitungan hari setelah Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad duduk semeja untuk menegaskan bahwa transisi kepemimpinan akan berlangsung setelah sidang Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November 2020, koalisi Pakatan Harapan tumbang. Azmin Ali, mantan Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), hengkang dari kubu Pakatan. Tak lama kemudian, Muhyiddin Yassin, Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia, keluar juga.

Tun M sebutan akrab Mahathir Mohammad yang semula dianggap sebagai otak di balik kemelut, ternyata juga menjadi korban dari kehendak Muhyiddin dan Azmin untuk membentuk pemerintahan baru dengan mengajak Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) untuk bergabung dalam kerajaan (baca=pemerintahan) yang menempatkan Melayu Islam sebagai kekuatan utama. Isu yang selalu diembuskan oleh kelompok tersebut adalah dominasi politik Partai Aksi Demokratik (DAP), yang berada di bawah kendali kaum Tionghoa, telah menyandera Pakatan.

Pada awalnya, ada tiga kubu yang sama-sama berhak untuk didengar oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agoeng Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah untuk mengakhiri perebutan kekuasaan, yaitu Anwar Ibrahim, Tun M, dan UMNO-PAS, yang menyebut dirinya sebagai Mufakat Nasional. Mengingat ketiganya tidak mempunyai kursi mayoritas, akhirnya Istana memanggil satu per satu anggota parlemen untuk dimintai tanggapannya mengenai sosok yang layak untuk menjadi orang nomor satu di negeri itu.

Setelah Raja menetapkan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri dengan pertimbangan sebagai wakil rakyat yang mungkin mendapat suara mayoritas, keadaan mereda. Namun penetapan ini menyatukan Anwar dan Mahathir kembali dengan menyodorkan bahwa Pakatan Harapan kembali mendapatkan dukungan 114 suaradari suara minimal 112dari 222 kursi untuk menduduki Putrajaya. Namun keputusan tidak bisa dibatalkan. Muhyiddin telah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia kedelapan.

Meskipun secara resmi pemerintahan baru terbentuk, Pakatan Harapan tidak berdiam diri. Bagaimana bisa partai yang kalah dalam pemilihan umum 2018 membentuk pemerintahan? Lebih aneh lagi, Mahathir, yang menjadi Ketua Partai Bersatu, didepak dari partainya sendiri oleh Muhyiddin.

Namun rekam jejak tidak bisa dihapus. Perikatan Nasional, yang menggantikan Pakatan Harapan, didorong oleh dua partai besar yang berdasarkan etnis, UMNO; dan agama, PAS. Ketika Anwar Ibrahim dipandang berhak untuk menduduki kursi perdana menteri, mengingat dia mengantongi suara lebih besar dari kubu Mahathir dan UMNO-PAS, portal PAS, Harakah Daily, menurunkan berita bahwa pemerintahan Anwar dikuasai oleh non-muslim. Ini memang tidak bisa dinafikan karena banyak anggota parlemen DAP dan PKR yang tidak beragama Islam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, UMNO sering kali menyuarakan dominasi Tionghoa dalam pemerintahan Pakatan Harapan. Beberapa kontroversi yang sering diangkat ke permukaan adalah keinginan ijazah sekolah-sekolah Tionghoa diakui sehingga bisa mendaftar di perguruan tinggi lokal. DAP sebagai partai komponen PH tentu berjuang untuk memenuhi janji politiknya. Namun UMNO melihatnya sebagai tindakan chauvinisme karena dalam sebuah negara hanya ada satu sistem pendidikan yang seharusnya diterapkan.

Jelas, betapa pun Muhyiddin menegaskan bahwa pemerintahannya akan berdiri di atas semua golongan, kekuasaannya ditopang oleh sentimen agama dan etnis. Malah, secara moral, dukungan ini juga diperoleh dari wakil rakyat yang masih menjalani sidang pengadilan karena skandal rasuah sehingga legitimasi etisnya tidak kokoh. Jika tokoh-tokoh politik itu nanti diputuskan bersalah, jelas secara otomatis suara yang mereka kantongi akan berkurang. Dengan selisih tipis, Muhyiddin bisa dengan mudah dilengserkan.

Sebelumnya, Anwar Ibrahim, pemimpin PKR, ditawarkan untuk mendapatkan dukungan dari UMNO dengan syarat meninggalkan DAP. Tentu hal itu akan membuat Anwar mengkhianati rekan-rekannya yang sejak era reformasi telah mendampinginya dalam membentuk Pakatan Rakyat, yang kemudian menjadi Pakatan Harapan setelah PAS memilih bercerai. Sikap Anwar yang tidak mau menerima pinangan ini jelas menunjukkan konsistensinya bahwa politik kekuasaan itu tidak menghalalkan segala cara.

Dari modal inilah, Anwar Ibrahim sejatinya tetap berpeluang untuk bermain di gelanggang. Jelas, kursi DAP yang paling besar dan dukungan Tionghoa akan senantiasa berada di pihak Anwar. Mengingat Partai Bersatu terpecah dua, kubu Mahathir dan Muhyiddin, maka enam wakil rakyat yang berada di pihak Mahathir tentu akan menimbang bahwa partai berlogo kembang sepatu ini tak lagi bisa diharapkan menjadi kendaraan politik.

Pilihan selanjutnya untuk melawan Perikatan Nasional adalah menunggu sidang rakyat yang akan digelar pada 18 Mei nanti. Jika digelar, usulan mosi tidak percaya bisa muncul dan akan menguji apakah Muhyiddin betul-betul mendapatkan kepercayaan mayoritas anggota dewan. Bila mendapat sokongan penuh, Muhyiddin akan memegang tampuk kekuasaan hingga 2023. Bila tidak, koalisi baru mungkin harus dibentuk atau Raja memutuskan menggelar pemilihan umum untuk mengakhiri krisis politik di Negeri Jiran.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.