Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Darurat Obat AIDS

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Kejadian tak diinginkan berulang lagi, obat buat penderita HIV/AIDS langka di pasaran.
Kejadian tak diinginkan berulang lagi, obat buat penderita HIV/AIDS langka di pasaran.
Iklan

KELANGKAAN obat antiretroviral (ARV) untuk HIV/AIDS di puluhan kabupaten dan kota seharusnya segera diatasi. Kekurangan stok obat itu tidak saja membahayakan orang yang hidup dengan HIV/AIDS, tapi juga akan menggagalkan upaya menghentikan penyebarannya. Peluang terjadinya penularan kian tinggi.

Kabar adanya kelangkaan ARV disampaikan 70 lembaga yang bergiat di bidang HIV/AIDS pada pekan lalu. Mereka melaporkan 40 kabupaten/kota terancam kekurangan ARV sejak awal Februari 2020, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Deli Serdang. Sejauh ini, jumlah total orang dengan HIV/AIDS di Indonesia mencapai 466.859 orang, tersebar di 421 kabupaten/kota. Bagi mereka, ARV sangat penting untuk menekan jumlah virus ke tingkat "tak terdeteksi". Artinya, obat diperlukan buat menunda kedatangan fase AIDS dan memperkecil peluang penularan ke orang lain.

Ada dua jenis ARV yang populer. Yang pertama adalah ARV fixed dosed combination (FDC), yang setiap tabletnya mengandung koktail dari tiga jenis ARV. Jenis lainnya adalah "ARV pecahan", yang terdiri atas tiga tablet ARV terpisah. ARV jenis apa pun wajib ditelan pengidapnya setiap hari, pada jam yang sama, seumur hidup. Tentu saja, jenis FDC lebih sederhana cara pemakaiannya.

Demi menekan epidemi HIV/AIDS, sejak 2004, pemerintah menyediakan semua jenis ARV secara gratis. Sudah digelar sejak 15 tahun lalu, pengadaan ARV ini seharusnya makin sempurna. Tapi, alih-alih kian membaik, faktanya justru makin kusut. Pada 2019, dari dana sebesar Rp 650 miliar untuk membeli obat ini, yang terpakai hanya Rp 40 miliar. Inilah biang kerok kelangkaan ARV sekarang. Tahun sebelumnya, situasinya lebih parah lagi. Anggaran ARV sebesar Rp 340 miliar dikembalikan ke Kementerian Keuangan sehingga Kementerian Kesehatan terpaksa membeli obat itu dengan dana Global Fund. Rendahnya penyerapan anggaran pos ini patut dipertanyakan.

Penyebabnya sebenarnya sudah terang-benderang, yakni harga ARV yang didongkrak gila-gilaan oleh importir. Bayangkan, harga sebotol ARV jenis FDC dari pabriknya Rp 120-an ribu. Harga jualnya di Indonesia setelah ditambah aneka biaya, termasuk keuntungan 20 persen, diperkirakan berkisar Rp 160-175 ribu. Tapi Kementerian Kesehatan harus membelinya dari importir seharga Rp 385-404 ribu. Harga ARV pecahan juga dikerek tak kalah tinggi. Penggelembungan harga ini keterlaluan. Apalagi, importir obat ini merupakan perusahaan milik negara, yakni Kimia Farma Trading & Distribution serta Indofarma Global Medika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelangkaan ARV itu jelas berbahaya, bahkan bisa menggagalkan program "zero penularan HIV pada 2030". Karena itu, upaya untuk mengurai benang kusut pengadaan ARV harus menjadi prioritas Kementerian Kesehatan, di sela kesibukan kementerian ini mengatasi wabah Covid-19. Sudah saatnya importir swasta juga dilibatkan sehingga harga bisa lebih terkontrol.

Menteri BUMN Erick Thohir juga seharusnya memprioritaskan beres-beres di dua BUMN kesehatan ini. Perlu ditelisik penyebab kedua perusahaan itu melambungkan harga sedemikian tinggi. Bagaimanapun sangat tak pantas "memberi makan" BUMN dengan cara yang mengorbankan warga negara.

Satu hal lagi yang tak kalah penting, Kejaksaan Agung semestinya meneruskan penyelidikan atas harga tak wajar pada obat HIV. Lembaga ini perlu lekas mengumumkan hasil pengusutan kasus dugaan penggelembungan dana yang telah dimulai sejak Oktober 2018. Apalagi, korps ini telah memeriksa 26 saksi. Permainan pada obat HIV ini jelas membahayakan masyarakat banyak.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.