Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru

image-profil

Oleh

image-gnews
Tiga tersangka tragedi susur sungai di Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi. Mereka ditampilkan dalam konferensi pers di Polres Sleman, Selasa, 25 Februari 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Tiga tersangka tragedi susur sungai di Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi. Mereka ditampilkan dalam konferensi pers di Polres Sleman, Selasa, 25 Februari 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Inilah pelecehan yang nyaris sempurna untuk profesi guru. Terjadi di markas Kepolisian Resor Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tiga guru pembina Pramuka di SMPN 1 Turi, Sleman, digelandang untuk dipertemukan dengan media massa. Ketiganya memakai celana dan baju tahanan, berjalan tanpa alas kaki, kepalanya gundul plontos.

Ketiganya sudah menjadi tersangka. Mereka bersalah karena menyebabkan 10 siswa SMPN 1 Turi meninggal dalam kegiatan susur sungai di Kali Sempor. Mereka lalai sebagai pembina Pramuka. Mereka tak memperhitungkan bahwa arus sungai itu bisa deras karena ada hujan.

Semua orang tahu ketiga guru itu sangat ceroboh. Kita sepakat mereka harus dihukum. Tapi apakah ketiga guru itu sejak awal berniat lalai dan merencanakan kelalaiannya? Pasti tidak. Bencana bisa muncul tanpa diundang.

Berbeda dengan perampok yang sudah merencanakan dengan matang bagaimana mereka bekerja. Apa yang dirampok, bagaimana caranya, bagaimana melawan jika kepergok. Begitu pula para koruptor, ada rencana yang rapi bagaimana menilap uang agar tidak ketahuan. Kalau perampok tertangkap, rasanya masih boleh kepalanya digunduli dan dipamerkan ke media massa agar calon perampok lainnya jera. Namun apakah ada koruptor yang tertangkap lalu kepalanya digunduli dan digelandang tanpa alas kaki? Tidak, koruptor hanya diberi baju oranye. Andai nanti Harun Masiku dan Nurhadi tertangkap, kepalanya tak mungkin digunduli.

Kaum guru berduka karena ada anak didik yang meninggal dunia dalam kegiatan Pramuka, sebuah kegiatan yang tujuan awalnya baik. Namun para guru lebih berduka lagi ketika tiga sejawatnya digelandang tanpa mempertimbangkan bahwa kesalahannya adalah unsur kelalaian, bukan direncanakan. Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof Dr Unifah Risyidi, yang terjun ke lapangan saat musibah itu terjadi, mengecam keras pelecehan atas ketiga guru tersebut. Prof Unifah mengancam para guru akan turun ke jalan untuk memprotes tindakan polisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Organisasi guru lainnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), meminta polisi tidak berlebihan memperlakukan guru SMPN 1 Turi tersebut. Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Satriawan Salim menilai polisi tidak seharusnya menggelandang tersangka yang sudah digunduli. Namun FSGI, seperti juga PGRI, mendukung kasus ini diproses secara hukum.

Kenapa kita mulai tidak hormat kepada seorang guru? Bahwa ada guru yang mencabuli muridnya, ada guru yang kelewat keras menegur anak didiknya, itu bisa kita maklumi karena luasnya negeri ini dan begitu banyak dibutuhkan profesi guru. Tapi ada guru yang dilaporkan ke polisi dengan tuduhan melanggar HAM hanya karena menjewer seorang murid. Apalagi ada siswa yang berani melawan guru dengan mengajak guru berkelahi. Ini sudah luar biasa. Sangat terbalik dengan masa lalu ketika guru begitu dihormati.

Banyak guru dengan predikat "mengabdi", yang dikerjakan tak sesuai dengan nafkahnya. Guru honorer cuma dibayar Rp 260 ribu sebulan, dan itu pun di daerah terpencil baru bisa diambil setelah enam bulan. Kaum guru yang ikhlas dengan pengabdiannya ini sudah lama menciptakan "hymne guru" dengan judul Pahlawan tanpa Tanda Jasa. Sesungguhnya "lagu perjuangan" ini sebagai sindiran kepada negara yang menyanjung jasa-jasa guru setara dengan pahlawan bangsa, tapi tak pernah diberi tanda jasa. Celakanya, baik presiden maupun menteri terkait tak pernah merasa disindir oleh Pahlawan tanpa Tanda Jasa ini.

Seharusnya guru menjadi profesi yang dihormati jika bangsa ini mau lebih beradab. Kita berutang rasa kepada guru.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.