Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Patah Tumbuh, Ahok Kembali

Oleh

image-gnews
Kepala Staf Presiden Moeldoko usai melakukan pertemuan tertutup dengan Komisaris Utama di PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kantor Staf Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 14 Januari 2020. Pertemuan membahas stabilitas harga minyak dan gas. TEMPO/Subekti.
Kepala Staf Presiden Moeldoko usai melakukan pertemuan tertutup dengan Komisaris Utama di PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kantor Staf Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 14 Januari 2020. Pertemuan membahas stabilitas harga minyak dan gas. TEMPO/Subekti.
Iklan

BASUKI Tjahaja Purnama adalah kontroversi tiada henti. Setelah pelbagai turbulensi politik yang mengantarkannya ke penjara, kini ia muncul kembali. Bukunya, Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob, sebuah catatan tentang pengalamannya selama diterungku, diluncurkan pekan ini dan niscaya bakalmenyulut perdebatan baru.

Hidup Basuki memang bagai roller coaster. Meniti karier sebagai kepala daerah dan anggota legislatif di Senayan, ia harus berselancar dalam dunia yang penuh muslihat. Sebuah pilihan untuk diperdaya atau memperdaya-politik dalam wajah yang paling banal. Ia berpindah partai, menyerang dan diserang di arena yang-entah disadari entah tidak-sangat berbahaya: politik identitas.

Pada mulanya adalah ceramahnya di Kepulauan Seribu di tengah riuh persiapan kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Kerap dipojokkan sebagai nonmuslim dan nonpribumi, Basuki mengutip Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 51, yang bagi sebagian orang dipercaya sebagai larangan bagi muslim untuk memilih pemimpin beragama Nasrani dan Yahudi.

Tak ada yang salah dengan ceramah itu. Dalam pembelaannya di pengadilan, Ahok-demikian Basuki biasa disapa-mengaku mengutip ayat tersebut karena teringat warga Belitung, Sumatera. Di kota kelahirannya, sebagian warga memuji program kerja dia sebagai bupati, tapi tak memilihnya sebagai kepala daerah karena tak ingin dianggap melanggar ajaran agama.

Selanjutnya adalah drama politik yang sulit kita lupakan: ratusan ribu orang-para penyokong aksi itu ngotot mengklaim angka 7 juta orang-menyemut di lapangan Monumen Nasional menghujat Ahok. Aksi mobokrasi itulah yang mengantarkan Ahok ke penjara. Alih-alih melindunginya, polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka. Aparat keamanan, juga sekutunya sendiri: Presiden Joko Widodo, berusaha melokalisasi kemarahan sebagian umat Islam dengan membiarkan Ahok menjadi sasaran tembak.

Baca Juga:

Setelah itu, politik identitas tidak lantas menjadi tuntas. Menghadapi Pemilihan Umum 2019, Jokowi merangkul para pemrotes Ahok-sebuah langkah yang secara elektoral barangkali jitu, tapi sesungguhnya merupakan pengkhianatan terhadap pluralisme dan prinsip kebinekaan. Bertemu dengan ulama 212-angka yang diabadikan untuk mengenang demonstrasi besar menentang Ahok-Jokowi melihat kelompok itu perlu dirangkul agar ia tak kehilangan suara. Tak cukup, Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendampingnya. Ma’ruf adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang menetapkan fatwa penistaan agama kepada Ahok. Dalam Pemilu 2019, Jokowi-Ma’ruf terpilih sebagai pasangan presiden dan wakil presiden.

Politik identitas dengan demikian telah menjadi sesuatu yang dicaci dan dicari. Ia dimusuhi dalam pidato resmi, tapi diam-diam praktiknya dibiarkan. Sampai di sini, politik muncul dalam wajah yang paling durjana, meminjam Paul Ricoeur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi benarkah Ahok semata-mata korban? Bagi para pengkritiknya: tidak. Ahok memang kerap bermain api-melintasi wilayah sensitif dengan ucapan-ucapan yang cenderung kasar, seraya mengharapkan efek elektoral dari langkahnya itu. Ia, misalnya, kerap menyebut dirinya "si kafir" dalam usaha memobilisasi kaum pluralis menjadi pendukungnya. Gaya provokatifnya dinilai kerap melewati batas.

Tentu tak adil meneropong Ahok hanya dari lensa politik identitas. Di luar itu, ia menorehkan banyak prestasi. Gebrakannya membenahi anggaran DKI Jakarta patut dipuji. Ia menerapkan pengisian bujet online agar tak ada kesempatan para pencoleng memasukkan proyek abal-abal. Ahok memperbaiki wajah Jakarta: melebarkan sungai untuk mengantisipasi banjir dan membangun banyak taman kota, termasuk dengan menggusur lokalisasi pelacuran Kalijodo. Ia menjalin kerja sama dengan swasta, mencari terobosan pendanaan.

Menyenangkan kelas menengah, Ahok dianggap tak berpihak pada kelas bawah. Ia memang memindahkan warga gusuran ke rumah susun yang modern. Tapi langkahnya itu dikritik karena dituding mencerabut orang miskin dari akarnya. Dalam perkara reklamasi Teluk Jakarta, Ahok disebut membela kepentingan pengembang.

Komitmen Ahok pada hak asasi manusia juga dipertanyakan. Dia memang utilitarian yang konsisten. Dia pernah dengan lantang mengaku siap membunuh 2.000 orang untuk menyelamatkan 10 juta lainnya.

Setelah 625 hari di dalam penjara, Ahok mengaku sudah berubah. Dia tak lagi menyimpan kemarahan, bahkan dengan takzim mencium tangan Ma’ruf Amin ketika bertemu di Istana. Apa pun babak selanjutnya dari kisah Ahok, kita semua harus menanggung konsekuensi dari makin dominannya politik identitas di negeri ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.