Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peluang Perikanan pada 2020

image-profil

image-gnews
Pedagang melayani penjualan ikan di Pasar Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 5 Februari 2020. Menurut pedagang aktivitas jual-beli di pasar mulai kembali normal setelah sebelumnya warga memilih tidak beraktivitas di luar rumah. ANTARA/M Risyal Hidayat
Pedagang melayani penjualan ikan di Pasar Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 5 Februari 2020. Menurut pedagang aktivitas jual-beli di pasar mulai kembali normal setelah sebelumnya warga memilih tidak beraktivitas di luar rumah. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan

Yonvitner
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

Ketidakpastian ekonomi global tentu juga akan berdampak pada sektor perikanan. Paling tidak ada dua hal penting yang perlu dicatat sebagai yang paling berpengaruh terhadap perikanan pada 2020: dampak dari omnibus law dan efek virus corona.

Omnibus law perikanan sebagai instrumen penciptaan lapangan kerja perikanan masih terus digodok. Ini tentu sangat dinanti oleh pelaku usaha perikanan dan rakyat Indonesia. Ada beberapa hal dalam proses penyusunan omnibus law yang perlu diperhatikan, yaitu ketiadaan naskah akademis, batasan indikator keberhasilan, dan proses adaptasi kelembagaan pemerintah.

Dalam setiap proses penyusunan peraturan perundang-undangan, kita selalu memerlukan dukungan ilmiah sebagai bentuk kebijakan berbasis sains. Namun, dalam proses penyusunan omnibus law saat ini, kita mendapati satu lompatan yang mengisyaratkan percepatan. Meski demikian, saya berharap semua proses adaptasi tetap berada dalam koridor pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam investasi perikanan, yang diperlukan sebenarnya bukan sekadar sistem informasi izin layanan cepat (Silat). Hal ini bisa ditempatkan sebagai bagian dari perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik (OSS). Yang paling penting adalah adanya kepastian investasi perikanan, yang dimulai dengan kepastian ruang dan alokasi atau kuota.

Proses penyusunan omnibus law yang utama dalam sektor perikanan dan kelautan adalah memastikan tidak terjadinya tumpang-tindih ruang. Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menggunakan istilah zonasi kawasan pesisir. Undang-Undang Perikanan mengenal istilah ruang sebagai wilayah pengelolaan perikanan (WPP). Undang-Undang Lingkungan Hidup mengenal konsep ruang sebagai ekoregion. Adapun Undang-Undang Kelautan mengenal ruang yang disebut kawasan strategis nasional dan kawasan strategis nasional tertentu. Semua ruang itu memiliki tingkat tumpang-tindih yang tinggi, bahkan lebih rumit dalam pengoperasiannya saat diamanatkan kepada masing-masing badan pengelola yang sering kali tidak memiliki pemahaman yang sama.

Dalam setiap pembagian zona pada alokasi ruang tersebut, terjadi irisan antara konservasi, kawasan perikanan tradisional, jalur transportasi, area strategis nasional, dan ruang budi daya. Alokasi ruang ini yang seharusnya diselesaikan lebih dulu oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelum menyelesaikan berbagai hal teknis lainnya.

Omnibus law perikanan dan kelautan harus diawali dengan satu peta investasi perikanan. Dalam hal ini, WPP bisa dipertimbangkan sebagai master map investasi perikanan. Selanjutnya, ia diturunkan menjadi alokasi ruang dan kuota serta alokasi izin dan perikanan, baik tangkap maupun budi daya. Zona ekonomi eksklusif (ZEE) bisa menjadi zona tersendiri yang tinggal dioptimalkan. Selama peta master belum disiapkan, daerah akan sulit mengadaptasi atau akan menyebabkan terjadinya risiko sosial masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah kedua adalah ancaman virus corona. Dalam kejadian SARS pada 2003, sebagian pasar perikanan kita terkena dampaknya, terutama ekspor kerapu. Namun, melihat agresivitas virus corona saat ini, bukan tidak mungkin usaha perikanan kita mengalami perlambatan dalam ekspor ke Cina untuk waktu lebih lama. Berdasarkan data Kementerian Kelautan pada 2018, Cina merupakan pasar utama udang, rajungan-kepiting, cumi-sotong, dan gurita serta rumput laut yang cukup tinggi. Ekspor udang mencapai 1,89 persen dari total ekspor, rajungan-kepiting 6,58 persen, cumi-sotong-gurita 42,72 persen, dan rumput laut 73,46 persen. Persentase ekspor ini belum termasuk kerapu, lobster, dan jenis grouper lainnya.

Efek corona bukan soal konsumsi, melainkan transportasi yang berisiko tinggi tertular virus corona. Walaupun ada stok, ada kemungkinan pengiriman ditahan sampai kondisi memungkinkan. Ketidakpastian berakhirnya serangan virus corona makin meningkatkan ketidakpastian usaha perikanan kita.

Untuk perlindungan konsumen, pengecekan ikan impor sebelum disebar sebagai bahan baku olahan tetap menjadi prioritas. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa ikan impor dari Cina bebas virus. Langkah bijak yang sebaiknya dilakukan adalah mengganti bahan baku impor dengan bahan baku lokal.

Namun target ekonomi perikanan tentu juga mengalami ketidakpastian. Walaupun sudah ditekankan bahwa kontribusi tangkap 8,02 juta ton pada 2020 dengan nilai ekspor US$ 6,1 miliar, karena belum pastinya alokasi ruang, kuota, dan pasar ekspor, hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian kelanjutan investasi perikanan.

Untuk memastikan usaha perikanan berada dalam koridor yang terarah, portofolio yang perlu dibangun adalah investasi berbasis spasial. Kebijakan Satu Peta harus menjadi prioritas. Sejalan dengan itu juga perlu disiapkan neraca ekonomi WPP yang mengintegrasikan kegiatan usaha tangkap, budi daya, konservasi, wisata, garam, dan pengolahan. Untuk memperkuatnya, sistem pendataan perikanan harus real time, bukan lagi best available data. Selanjutnya adalah memperkuat pasar dalam negeri dengan mendorong konsumsi ikan dan diversifikasi produk perikanan.

Dengan cara ini, peluang perikanan kita sebenarnya bisa terukur secara nasional dan global. Kita juga dapat memastikan perikanan punya kekuatan ekonomi yang memang dapat diandalkan dan bersaing daripada sekadar menunggu pasar yang belum tentu ada jaminan kapan pulihnya.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

49 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.