Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hilangnya Harun Masiku dan Sikap KPK

image-profil

image-gnews
Harun Masiku. facebook.com
Harun Masiku. facebook.com
Iklan

Umbu T.W. Pariangu
Dosen FISIP Universitas Nusa Cendana, Kupang

Mendung pekat masih menggelayut di atas Komisi Pemberantasan Korupsi. Lembaga yang digawangi Firli Bahuri itu masih belum bisa menepis hujan skeptis publik soal keberanian dan ketegasannya dalam pemberantasan korupsi. Dari lima tersangka kasus suap di Komisi Pemilihan Umum yang berkaitan dengan penggantian antarwaktu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, tinggal Harun Masiku yang belum tertangkap.

Jejak Harun yang licin bak belut itu mengarah pada dugaan bahwa ia "disembunyikan" atau "dibiarkan" menghilang oleh pihak tertentu. Dugaan tersebut wajar-wajar saja, mengingat Harun merupakan tokoh kunci yang diharapkan bisa membongkar motif dan aktor besar di balik kasus suap yang menjerat komisioner KPU, Wahyu Setiawan, tersebut. Itu sebabnya masyarakat menaruh harapan besar kepada KPK.

Sayangnya, harapan itu terhapus oleh sikap KPK yang terkesan mengulur-ulur waktu dalam proses pencarian Harun, misalnya dengan mengabaikan sumber informasi dari majalah Tempo. KPK lebih mempercayai informasi Direktur Jenderal Imigrasi bahwa Harun pergi ke Singapura sejak 6 Januari dan belum kembali ke Indonesia. Padahal sumber lain di tubuh KPK sendiri mengatakan Harun telah kembali ke Indonesia pada 7 Januari atau sehari sebelum KPK menangkap Wahyu dkk.

Energi besar KPK yang seharusnya dipakai untuk menjawab harapan publik justru digunakan untuk memproduksi semacam eskapisme politik. Simak saja jawaban Firli kepada wartawan mengenai informasi dari sumber lain yang kredibel, yang menyatakan bahwa Harun sudah ada di Indonesia. Firli justru menantang balik dengan mengatakan, "Kalau saya tahu, saya tangkap, pasti. Kalau Anda tahu pun, kasih tahu saja, saya tangkap." Hal yang lebih-kurang sama juga dilontarkan Firli tatkala menjawab pertanyaan anggota Komisi Hukum DPR, Benny K. Harman, soal keberadaan Harun.

Baca Juga:

Entah mengapa KPK mudah terjebak dalam narasi-narasi normatif untuk persoalan se-krusial itu, yang justru pada akhirnya berpeluang mengerdilkan KPK di hadapan koruptor dan publik. Bagaimana mungkin institusi yang memiliki perangkat dan fasilitas eksklusif seperti KPK untuk membongkar skandal korupsi saja masih harus "menunggu" informasi dari rakyat?

Dalam teori eliminasi korupsi, untuk menyiasati cara kerja korupsi yang bersifat altruisme resiprokal dan kian konspiratif saat ini, model kerja pemberantasan korupsi tidak bisa lagi mengandalkan pola-pola biasa yang normatif. Tapi harus selangkah atau beberapa langkah lebih maju dari pola-pola tersebut untuk menjamin sasaran pengungkapan korupsi tidak memiliki waktu dan ruang yang terlalu lama untuk melakukan penggelapan jejak kejahatannya (Moore, 2009).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin ada dua indikasi kelemahan KPK di sini. Pertama, KPK belum menjadikan media pers sebagai pilar keempat demokrasi yang sejatinya memiliki peran dan kontribusi dalam mengontrol penegakan hukum, termasuk membangun sinergi dalam mengungkap kasus korupsi (politik). Ini jelas memunggungi semangat demokrasi dan penegakan hukum.

Kedua, bisa jadi KPK tengah terseret dalam apa yang disebut Edwin Gerloff (1985:78) sebagai bagian dari arus politik dengan memainkan dua strategi: menghindari nasihat atau masukan pihak lain karena tidak ingin ditekan (avoid taking counsel) atau sengaja mengulur-ulur waktu menentukan sikap agar terhindar dari risiko atau tanggung jawab dengan konsekuensi tak ada keputusan yang diambil (maintain maneuverability).

Setidaknya hal tersebut menjadi peringatan keras bagi masyarakat bahwa perjalanan skandal suap di KPU berpotensi menuju labirin dan penuh elegi manakala elite-elite sentrum yang terlibat dalam pemberantasan korupsi tidak pernah serius bekerja karena adanya konflik kepentingan. Adagium "Anda tak bisa melawan korupsi dari bawah, tapi Anda harus melawannya dari atas" (Rotberg, 2009) rasanya makin tawar untuk dipahami dan dipraktikkan di negara yang indeks persepsi korupsinya pun tidak kunjung membaik secara signifikan ini.

Kita masih menunggu kerja KPK dalam mengendus dan menangkap Harun. KPK sudah telanjur menjadi "belahan jiwa" penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat. Karena itu, janganlah mengecewakan rakyat. Rakyat tetap mengapresiasi berbagai upaya pencarian Harun yang dilakukan sejauh ini. Benar kata Ketua KPK bahwa proses pencarian Harun tidak harus diekspose ke publik, tapi paling tidak rakyat juga diberikan semacam titik terang sejauh mana keseriusan KPK menangkap Harun agar tidak ada lagi syak wasangka yang mengatakan bahwa Harun sengaja disembunyikan.

Pada intinya, butuh kehadiran orang jujur untuk bersama-sama menggagalkan korupsi (Rose Ackerman, 1978:182). Namun, jika orang jujur itu pun tak kunjung datang, masihkah kita berharap pemberantasan korupsi di republik ini akan menuai hasil?

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.