Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Setengah Jam dari Martin Scorsese

image-profil

Oleh

image-gnews
Robert de Niro dalam The Irishman (2019)
Robert de Niro dalam The Irishman (2019)
Iklan

Tiga setengah jam untuk mendengarkan sebuah cerita yang meluncur dari mulut seorang kakek bernama Frank Sheeran (Robert De Niro) ternyata bukan sesuatu yang membosankan. Terkejut? Itulah kedahsyatan sutradara Martin Scorsese.
Dari filmografi yang begitu panjang, dan pengabdian puluhan tahun di dunia film, Martin Scorsese tentu saja selalu diingat sebagai Bapak Sinema Mob Movies, dari “Mean Streets” (1973), “Goodfellas” (1990), “Casino” (1995) dan beberapa episode awal serial HBO “Boardwalk Empire” (2010).

Scorsese justru memperoleh Piala Oscar sebagai Sutradara Terbaik dalam film The Departed(2006) , sebuah adaptasi dari film Hongkong Infernal Affairs karya Alan Mak dan Felix Chong. Dia juga sudah memperlihatkan betapa film-film ‘non-mob’ atau ‘non-mafia’karyanya tak kalah luar biasa antara lain Raging Bull (1980), The Age of Innocence, The Aviator, Gangs of New York.

Pertanyaan pertama bagi para penggemar film-film Martin Scorsese adalah mengapa Martin Scorsese ingin ‘mengulang’ film semacam Goodfellas (1990). Film juga tentang mafia yang lagi-lagi melibatkan Robert de Niro yang juga merupakan satu-satunya anggota mob berdarah Irlandia di tengah keluarga besar mafia Itali. Para pemainnya , antara lain juga melibatkan Joe Pesci, aktor langganan Martin Scorsese yang konon sudah pensiun dari Hollywood, namun berhasil dibujuk untuk bergabung dalam film Scorsese yang terpanjang ini. Baik Goodfellas maupun The Irishman sama-sama menggunakan teknik narasi dari protagonis. Goodfellas menggunakan suara tokoh Henry Hill (Ray Liota) yang bercerita bagaimana dia selalu kagum dan ingin bergabung dengan “the wise guys” alias preman alias mafia kelas bawah di kampungnya.

Tetapi ternyata ini sebuah film yang sama sekali berbeda dengan film Goodfellas karena beberapa hal, salah satunya adalah “The Irishman” terinspirasi dari kisah nyata, tokoh nyata bernama Frank Sheeran yang pada awal film sudah mencapai usia senja. Robert De Niro tampil sebagai seorang kakek yang berkisah kepada kita tentang bagaimana dia pertama kali sebagai seorang pengemudi truk tak sengaja berkenalan dengan bos kriminal terkemuka Russel Buffalino (Joe Pesci) dan hanya dalam sekejap Sheeran paham bahwa segalanya yang berlaku di Pennsylvania harus melalui restu Russel Buffalino. Sheeran mulai bekerja serabutan dari menjadi supir barang-barang selundupan hingga “mengecat dinding” (yang artinya membunuh orang”, ini istilah di antara kalangan mafia jika sedang menyewa pembunuh bayaran yang seusai membunuh sekaligus membereskan mayat dan cipratan darah di dinding).
Begitu ahlinya Sheeran hingga ketika dia ditelpon oleh pimpinan buruh AS terkemuka Jimmy Hoffa (Al Pacino), kalimat yang pertama meluncur adalah: “I heard you paint houses" .

Tentu saja Sheeran bukan saja menjadi orang yang ‘membenahi urusan’ Jimmy Hoffa yang konon mempunyai basah musuh, tetapi dia tetap anak buah Russel Buffalino yang patuh dan setia. Apapun yang dikerjakan untuk Hoffa, pasti harus melalui restu Russel.

Baca Juga:

Sekali lagi, Martin Scorsese berhasil menarik kita ke dalam dunia mafia dengan sebuah elemen baru: teori konspirasi seputar kematian James Hoffa.

Ada tiga hal yang paling menarik dari film terbaru –dan konon terakhir –Martin Scorsese ini: Pertama, kasus hilangnya Jimmy Hoffa yang secara resmi dinyatakan inclocusive, alias: tidak jelas. Tetapi dalam film ini Martin Scorsese menggunakan satu versi, yakni versi Frank Sheeran yang memang menjadi dasar pembuatan film ini. Menurut testimoni Sheeran di dalam buku biografinya berjudul I Heard You Paint Houses yang ditulis Charles Brandt, adalah Sheeran yang membunuh tokoh terkemuka Jimmy Hoffa. Sheeran, begitu takjub pada Hoffa –diperankan Pacino yang terus menerus menjerit kiri kanan—menyamakan Hoffa sebesar Elvis, The Beatles dan bahkan Jendral Patton. Bisa dibayangkan ketika akhirnya –sesuai pengakuan Sheeran sendiri—dia diperintahkan untuk menghabisi tokoh terkemuka yang sudah mulai mengganggu ‘ketenangan’ dan sekaligus “mengecat dinding rumahnya”. Meski pengakuan ini sudah dibukukan dan diangkat ke film, tetap saja kasus menghilangnya Jimmy Hoffa sejak 30 Juli 1975 secara resmi masih dianggap tidak jelas dan dinyatakan tewas secara legal (artinya dia dianggap mati, meski jenazahnya tak ditemukan) pada tahun 1982. Maka bagian ini sangat menarik karena pada akhirnya : film ini adalah sebuah film fiksi. Sebuah cerita dari satu versi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal kedua yang menarik, Martin Scorsese menggunakan efek visual CGI (Computer Generated Imagery) pada wajah Robert De Niro dan Joe Pesci. Berbeda dengan kegagalan Ang Lee saat menggunakan teknologis serupa dalam film Gemini Man (2019), tampaknya Martin Scorsese cukup berhasil untuk tak membuat proses ‘de-aging’ atau ‘memudakan kedua aktor sepuh itu menjadi konyol. De Niro dan Pesci ‘muda’ tampil lumayan meyakinkan meski bahasa tubuh saat berkelahi terlihat janggal. Pada saat tokoh Sheeran bernapsu karena pemilik warung mendorong Peggy, puterinya, maka adegan Sheeran menghajar terlihat seperti seorang kakek yang lelah, sementara usianya saat itu seharusnya masih 40-an tahun. Secara umum, proses ‘memudakan’ kedua aktor ini tetap bagus dan tak terlalu mengganggu.

Hal yang paling menarik adalah betapa panjangnya durasi film ini, tetapi kita tetap bisa betah menyaksikannya. Faktor bahwa kita menyaksikannya melalui saluran digital Netflix di rumah di layar laptop, dan bukan di bioskop, bisa jadi salah satu penyebabnya, karena kita bisa mengambil jeda kapan saja.

Tetapi selain faktor medium, Scorsese menggarap ini dengan cerdas. Kita bukan sekedar disajikan dengan teknik kilas balik belaka, melainkan dia juga sekaligus membingkai memoir itu di dalam sebuah perjalanan Frank Sheeran dan Russel Buffalino bersama isteri masing-masing dari Pennsylvania hingga Michigan. Selama perjalanan Sheeran mengisahkan setiap momen penting yang membuat dia menjadi orang yang paling dipercaya Russel Buffalino, di antaranya: tugasnya mengirim senjata untuk CIA yang saat itu tengah mencoba mendongkel pemerintah Kuba saat itu; juga saat Jaksa Agung Robert Kennedy yang mengincar Hoffa untuk dijebloskan di penjara. Dan tentu saja salah satu tugas dia yang terpenting, dan adegan yang sulit dilupakan adalah ketika Russel menyampaikan pada Sheeran bahwa para bos sudah muak dengan tingkah laku Hoffa. Sheeran ditunjuk menjadi eksekutor.

Menyaksikan film panjang yang digarap dengan teliti dengan jalan cerita yang mengandung elemen konspirasi yang kental –meski tidak sevulgar gaya Oliver Stone—menjadi satu pencapaian baru Scorsese. Semoga ini bukan film terakhirnya.

THE IRISHMAN
Sutradara: Martin Scorsese
Skenario: Steve Zaillian
Berdasarkan buku biografi Frank Sheeran ” I Heard You Paint Houses” oleh Charles Brandt
Pemain: Robert De Niro, Al Pacino, Joe Pesci, Ray Romano

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

13 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


15 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

21 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

25 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

40 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

41 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.