Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lapis Kebohongan Yasonna Laoly

Oleh

image-gnews
Yasonna Laoly Error
Yasonna Laoly Error
Iklan

OTORITAS imigrasi kita terlihat sangat tidak bisa dipercaya dalam soal Harun Masiku. Kebohongan berlapis-lapis dilakukan hanya untuk mengaburkan keberadaan tersangka penyuap anggota Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan, itu.

Semua berpangkal pada dua wajah Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ia muncul sekaligus sebagai bawahan Presiden Joko Widodo dan petugas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ia menghadapi konflik kepentingan yang besar dalam dua posisi itu.

Sebagai Menteri Hukum, Yasonna semestinya memastikan keimigrasian Indonesia cepat dan akurat. Di sisi lain, sebagai politikus, ia harus menjaga partainya tak tersentuh jerat hukum-termasuk dalam kasus Harun Masiku. Peran ini dijalankan dengan vulgar oleh Yasonna, antara lain, dengan menghadiri konferensi pers atas nama tim hukum PDIP, mempersoalkan langkah Komisi Pemberantasan Korupsi setelah penangkapan Wahyu Setiawan.

Harun, calon legislator dari PDIP, merupakan kunci pembuka kasus penyuapan Wahyu. Memperoleh suara di urutan kelima pada pemilihan umum tahun lalu, ia disorongkan partainya menggantikan Nazarudin Kiemas, yang meninggal tiga pekan sebelum pemungutan suara. Padahal, sesuai dengan undang-undang, peraih suara nomor dualah, Riezky Aprilia, yang berhak. Harun dituduh menyuap Wahyu Rp 900 juta agar bisa mulus ke Senayan.

Wahyu ditangkap petugas KPK pada 8 Januari lalu. Harun lolos dengan bantuan koleganya di partai. Ia disebut-sebut berlindung di kompleks kepolisian bersama Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Segera setelah itu, kor kebohongan dimainkan: Harun meninggalkan Indonesia dua hari sebelum operasi penangkapan.

Baca Juga:

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Arvin Gumilang menyatakan belum ada catatan Harun kembali ke Indonesia. Informasi serupa kemudian disampaikan Yasonna, yang mengatakan, "Pokoknya, Harun masih di luar Indonesia." Ketua KPK Firli Bahuri dan pemimpin KPK lainnya seperti percaya begitu saja. Mereka tak serius mengejar Harun, juga keterlibatan politikus PDIP lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Investigasi Tempo menggugurkan semua usaha disinformasi. Manifes penerbangan, rekaman kamera keamanan Bandar Udara Soekarno-Hatta, juga keterangan istrinya memastikan Harun telah masuk Tanah Air pada 7 Januari. Direktur Jenderal Imigrasi Ronny Sompie akhirnya mengakui kebenaran hasil peliputan itu.

Mungkin demi menyelamatkan muka lembaganya, Ronny berdalih ada alasan teknis yang membuat data perlintasan Harun terlambat. Alasan ini sejatinya mencoreng wajah Imigrasi sendiri. Sebab, sistem teknologi Imigrasi seharusnya bekerja cepat dan memiliki standar keamanan tinggi. Keterlambatan data hingga dua pekan mengundang pertanyaan: apakah Imigrasi kita mampu mendeteksi pelintas yang dianggap membahayakan negara?

Yasonna merasa tidak bersalah dengan kebohongan berlapis-lapis itu. Ia bahkan meminjam nama Tuhan untuk berkelit. "I swear to God, itu error," katanya. Yasonna lupa, dibanding kepada partainya, ia seharusnya lebih bertanggung jawab kepada publik yang menuntut sistem Imigrasi berjalan baik. Sebagai pelayan publik, ia telah kehilangan moral mempertahankan jabatannya.

Kebohongan Yasonna dan anak buahnya bisa dikategorikan sebagai usaha mempersulit penyidikan kasus korupsi. Presiden Jokowi semestinya mencopot bawahannya itu-kecuali, sebagai sesama "petugas PDIP", Presiden memang setuju dengan semua langkah Yasonna.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.