Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akrobat Ibu Kota Baru

Oleh

image-gnews
Paket kedua Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di pantai Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Tanggul laut ini direncanakan sepanjang 2,2 km di sepanjang pantai Kalibaru. TEMPO/NAFI
Paket kedua Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di pantai Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Tanggul laut ini direncanakan sepanjang 2,2 km di sepanjang pantai Kalibaru. TEMPO/NAFI
Iklan

Langkah Presiden Joko Widodo memilih putra mahkota Abu Dhabi,Syekh Mohammed bin Zayed al-Nahyan; mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair; dan CEOSoftBankMasayoshi Son sebagai ketua dan anggota dewan pengarah pembangunan ibu kota baru terkesan terburu-buru dan serampangan. Tak jelas benar bagaimana proses seleksinya dan tak nyata betul apa manfaatnya.

Seperti proses pengambilan keputusan soal pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kabupaten Kutai Kartanegaradan Kabupaten PenajamPaserUtara diKalimantanTimuryang superkilat, pengumuman nama tiga tokoh dari luar negeri itupun terasa mendadak. Presiden Jokowitak pernah menyatakan ada rencana membentuk dewan pengarah, tak pernah mengumumkan mekanisme penunjukannya, tapi,simsalabim, pekan lalu Al-Nahyan, Blair,dan Sondinyatakan terpilih.

Baca Juga:

Publik paham bahwa Presiden Jokowibutuh bantuan mencari dana Rp 466 triliun untuk membiayai pembangunan ibu kota baru.Apalagi Kementerian Keuangan sudah memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hanya akan menyediakanRp 93,5 triliun untuk pembangunan infrastruktur pelayanan dasar, Istana Negara, dan bangunan strategis Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian RI. Sisanya akan dicarikan melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha serta skema investasi swasta. Untuk mencari fulus sebesar itu, dibutuhkan strategi yang matang dan persiapan yang prima, bukan solusi parsial yang tergesa-gesa.

Ketika mengumumkan nama-nama anggota dewan pengarah, Presiden memang sudah menjelaskan alasan penunjukan mereka. Al-Nahyandiminta membantu karena pangeran Uni Emirat Arab ini berpengalamanmembangun Kota Masdar di Abu Dhabi, yang hampir seluruh kebutuhanlistriknya berasal dari energi baru dan terbarukan. Sondipilih karena memiliki reputasi baik di bidang teknologi dan keuangan, sedangkan Blair berpengalaman di bidang pemerintahan. Sayangnya, Presiden sepertinya mengabaikan informasi soal rekam jejak ketiga figur internasional itu. Padahal nama mereka tak sepenuhnya luput dari kontroversi. Politik dalam negeri Uni Emirat Arab yang kental konflik keluarga, misalnya, tak bisa dilepaskan dari Al-Nahyan.

Sementara itu, Blair dikecamdi negaranya sendiri karena menyeret Inggris dalam perang Irak pada 2003. Sonjuga belakangan dikritik karena perusahaannya terus mengandalkan dana Kerajaan Arab Saudi meski ada kasus pembunuhan jurnalis Washington Post, JamalKhashoggi,yang diduga terkait dengan pucuk pemimpin di Saudi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apalagi keterlibatan tokoh-tokoh asing dalam dewan pengarah itu juga belum jelas benar manfaatnya. Tidak ada jaminan investor asing lantas berbondong-bondong menanamkan uangnya dalam proyek mercusuar di Borneoitusetelah namaBlair, Son,dan Al-Nahyandiumumkan. Jangan sampai keterlibatan mereka malah menjadi beban untuk pemerintah kita, alih-alih membantu memuluskan pembangunan ibu kota baru.

Ketidakcermatanperencanaan ibu kota baru ini tecermin dari blunderMenteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitanyang sempat menyebutkan perusahaan Son,SoftBank,sudah berniat menginvestasikan dana hampir US$ 100 juta di Penajam PaserUtara.Ketika dimintai konfirmasi soal ini,Sonmembantah. Dia mengaku belum memutuskan besaran investasinya di sana.

Belum terlambat bagi pemerintah untuk memperjelas skema pembiayaan pembangunan ibu kota baru, terutama yang melibatkan swasta. Jangan sampai rencana itu justru mendorong aparatur pemerintah memberikan konsesi-konsesi berlebihan sebatas untuk menggaet dana pembangunan. Jika itu yang terjadi, sama saja kita menggadaikan tanah air kepada pihak asing.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


16 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

22 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.