Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mereka yang Hidup Dalam Cincin Api

Oleh

image-gnews
Letusan abu vulkanik terlihat keluar dariGunung Api Taal
Letusan abu vulkanik terlihat keluar dariGunung Api Taal
Iklan

Ketika Adriano O Mantiel, seorang pekerja di bagian pemeliharaan di provinsi Rizal (16 kilometer ke Timur Manila), mengusap abu dari layar telepon genggamnya pada 12 Januari 2020, ia tahu ada sesuatu yang salah.

Ia bercerita kepada Tim Ceritalah, "Awalnya saya pikir hujan. Tetapi ketika hal itu terjadi, alergi saya langsung kambuh. Saya langsung bersin-bersin. Mata saya menjadi merah dan saya sesak napas."

"Itu" adalah erupsi Gunung Berapi Taal -70 kilometer ke selatan Manila di provinsi Batangas- minggu lalu, dalam aktivitas seismik pertamanya dalam empat puluh tahun.

Kilat menyambar saat debu erupsi menyembur dari kawah

Pemandangan ketika Taal mengalami erupsi dan gambar-gambar gumpalan abu yang membumbung tinggi ke langit, dihiasi dengan petir dan geldek dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui media sosial hanya dalam hitungan menit.

Baca Juga:

Pulau Luzon di Filipina (tempat Manila dan Taal berada) langsung terkunci ketika penerbangan dari dan keluar pulau dialihkan atau bahkan dibatalkan. Bursa saham ditutup, begitu juga dengan bisnis-bisnis lainnya. Ini terasa seperti sebuah antisipasi terburuk untuk wilayah dengan penduduk berjumlah 24 juta jiwa di Metro Manila, mereka terdiam dan menahan nafas.

Tentunya ketakutan terburuk adalah bagi mereka yang hidup dekat dengan gunung berapi – bisa jadi yang paling mencengangkan di Cincin Api Asia Tenggara – yang terbentang dari Filipina bagian utara hingga Sulawesi dan Maluku serta Jawa dan Sumatra jauh di sebelah barat.

Gunung Berapi Taal yang kecil terletak di pulau kecil di tengah-tengah danau kaldera. Ada kota-kota kecil seperti Tagatay di punggung bukitnya. Kota-kota kecil ini dalam beberapa tahun terakhir telah berubah menjadi tempat bermain untuk orang-orang kaya Manila – dengan restoran mewah bernama Antonio’s (tempat para miliarder datang dengan helikopter) serta butik yang tak kalah mewah bernama Sonya’s Garden sebagai atraksi utama.

Restoran mewah Antonio - saat ini tutup - di Tagaytay kerap didatangi oleh para elit Manila

Namun, pada 12 Januari, semuanya berubah. Yang terjadi adalah kekacauan ketika pihak berwenang berjibaku untuk mengevakuasi masyarakat di sekitar Gunung Berapi – meninggalkan kedua tempat tadi dalam keadaan tidak beroperasi. Dalam kurun waktu empat hari, 82.000 orang harus mengungsi serta menyebabkan kerugian yang menumpuk.

Kejadian ini bukannya tanpa peringatan: Gunung Taal sudah berada pada kondisi waspada Level 1 pada Maret 2019 karena terekam getaran-getaran vulkanik. Terlebih lagi gunung tersebut memang sangat aktif dalam beberapa abad terakhir – dengan 34 erupsi yang tercatat dalam sejarahnya.

Namun, tetap saja orang-orang memilih untuk tinggal dan berkunjung ke sana. Pada 2018, kota di daerah tersebut yang bernama Talisay saja diberitakan menerima sebanyak 600.000 pengunjung.

Untuk kita yang hidup di luar Cincin Api – di Asia Tenggara daratan serta pulau Kalimantan, rasanya sulit membayangkan bagaimana gentingnya hidup dikelilingi gunung berapi dan kemungkinan gempa bumi, tsunami, hingga pencairan tanah atau melemahnya kualitas tanah – yang belakangan ini terjadi di Tsunami Palu 2018, ketika tanah kehilangan pijakannya dan fasilitas yang ada di atasnya hanyut dalam lautan lumpur.

Untuk orang Malaysia dan Thailand, hal tersebut tidaklah terbayangkan. Kami bisa hidup dengan tenang karena tanah yang kami hidupi tidak bergerak dan tidak berubah.

Meski demikian, abu vulkanik, meskipun berbahaya apabila dihirup, memiliki banyak kegunaan – memperkaya tanah dengan nutrisi yang pada akhirnya membantu panen.

Adriano O Mantiel, umur 46 tahun, berdiri di depan kondominium tepat ia bekerja untuk empat tahun terakhir

Adriano, yang menonton ledakan tersebut di televisi, terkaget-kaget dengan betapa tebalnya abu di lingkungannya – meski ia hidup sejauh 84 kilomter dari gunung berapi tersebut.

Ia meminta istrinya untuk membeli masker wajah: "Tapi ya toko-toko sudah kehabisan stok karena diborong penimbun."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan hal ini menjadi lebih buruk lagi. Institut Volkanologi dan Seismologi Filipina (PHIVOLCS) sudah mengeluarkan peringatan level 4, menandakan tingginya kemungkinan erupsi berbahaya.

Berdasarkan data historis, ada dua skenario terburuk. Satu: erupsi yang terjadi berhari-hari. Kedua: erupsi terjadi berminggu-minggu. Di mana keduanya bisa saja diperburuk dengan gempa dan tsunami.

Beberapa hari ke depan akan menjadi periode penantian yang menegangkan, untuk melihat apakah erupsi akan makin parah atau malah berhenti.

Adriano telah hidup semenjak letusan yang sebelumnya, Gunung Pinatubo pada 1991. Ia mengingat bagaimana kerusakan yang ditimbulkan waktu itu – bagaimana lahar menelan sebuah desa.

Bahkan saya sendiri masih mengingat ketika saya membersihkan kaca jendela mobil saya dari abu, padahal saya berada di Kota Kinabalu, yang 1.120 kilometer jauhnya.

Adriano membersihkan debu vulkanik dari mobilnya

Adriano masih trauma dengan pengalamannya pada letusan Pinatubo. "Meski hujan abu sudah berkurang, tetapi saya masih merasa ini kurang aman. Saya tidak mengizinkan anak-anak saya pergi ke sekolah."

Namun, kebanyakan mereka yang mengungsi sudah sangat ingin kembali ke rumahnya.

Adriano bersimpati. Tentu saja mereka juga tidak bisa menunggu lebih lama lagi di pengungsian, dan tidak banyak yang bisa dilakukan pihak berwenang untuk mencegah mereka pergi.

"Saya paham karena yang mereka inginkan adalah pulang ke rumah dan menyelamatkan ternaknya, karena itulah mata pencaharian mereka. Kalau saya ada di posisi mereka, saya juga akan melakukan hal yang sama, menyelamatkan ternak sebanyak-banyaknya."

Adriano bersama istri dan putranya

Namun, di tengah kekacuan itu semua, ada sebuah struktur lokal yang merepresentasikan ketangguhan wilayah, orang-orang, serta tentunya Filipina secara keseluruhan.

Dibangun pada 1575, Bassilica Santo Martin dari Tours (atau lebih sederhananya, Basilica Taal) adalah gereja terbesar di Filipina dan Asia, terbentang sepanjang 88,6 meter dan selebar 48 meter.

Awalnya, gereja tersebut dibangun di dekat pesisir danau Taal, lalu hancur pada 1754 oleh letusan Gunung Berapa Taal yang terbesar yang pernah tercatat.

Lalu gereja tersebut dibangun kembali, dengan lokasi yang lebih jauh, terletak di atas sebuah bukit yang menghadap Teluk Balayan, namun sempat rusak karena gempa bumi pada 1852 dan 1942. Gereja tersebut lalu direstorasi kembali pada 1953 serta 1972.

Semoga saja gereja tersebut bertahan dari bencana yang terbaru ini.

Namun semua yakin bahwa segala kerusakan dapat diperbaiki, dan hidup akan berlanjut di Taal dan sekitarnya.***

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

25 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.