Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keraton

image-profil

Oleh

image-gnews
Publik tengah dihebohkan dengan kemunculan sekelompok orang yang berdandan ala kerajaan keraton di Purworejo, Jawa Tengah yang dinamakan Keraton Agung Sejagad. Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya yang digelar pada 10 hingga 12 Januari 2020. ANTARA/dok. pribadi
Publik tengah dihebohkan dengan kemunculan sekelompok orang yang berdandan ala kerajaan keraton di Purworejo, Jawa Tengah yang dinamakan Keraton Agung Sejagad. Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya yang digelar pada 10 hingga 12 Januari 2020. ANTARA/dok. pribadi
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Impian Sinuhun Toto Santoso Hadiningrat bersama Fanni Aminadia untuk mendamaikan dunia lewat pendirian Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kandas sudah. Padahal prosesi deklarasi keraton itu perlu persiapan yang butuh waktu dan biaya. Belum seminggu usia keraton, Raja dan Permaisuri ditangkap polisi.

Masyarakat geger, begitu media menulis. Tadinya saya terbahak-bahak karena ini lelucon yang bagus. Jujur saya akui, lelucon ini mampu melupakan kasus penyegelan yang tertunda di kantor PDI Perjuangan, lupa juga dengan Jiwasraya dan Asabri yang merugikan negara triliunan rupiah. Kenapa polisi begitu cepat menangkap Raja Toto dan lambat menemukan Harun Masiku, penyuap Wahyu Setiawan? Polisi pun begitu cepat menggeledah keraton, pasti tak membutuhkan izin dewan pengawas.

Saya lalu menjadi serius. Bukankah orang yang mengangkat dirinya sebagai raja dan mengaitkan dengan Kerajaan Majapahit bukan cuma Toto Santoso? Suatu hari saya ke Museum Majapahit di Trowulan. Petugas museum membisiki saya, ada Raja Majapahit baru, tak jauh letaknya. "Itu di seberang danau," kata dia. Karena dekat dengan museum, saya pun menyambangi "istana" Majapahit Baru ini. "Istana" itu penuh dengan pernak-pernik yang katanya mirip apa yang ada pada era Majapahit. Saya bertemu dengan Sang Raja, bersalaman, mengobrol ala kadarnya, dan mencari beberapa alasan untuk bisa meninggalkan tempat itu.

Di Bali juga ada Raja Majapahit Baru. Ketika dia mengumumkan diri sebagai raja, 31 Desember 2009, usianya tergolong muda. Sang raja memakai sebutan Abhiseka Raja Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX. Saya tak paham artinya, tapi sejak awal saya tak ingin berkomentar perihal ini. Sang raja itu adalah Arya Wedakarna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah salah jika seseorang mengangkat dirinya sebagai raja? Apakah salah kerajaan yang pernah ada di Nusantara mencoba bangkit kembali? Meskipun atas nama melestarikan keratonnya sebagai pusat budaya? Para "pemilik keraton" sudah lama mempersatukan dirinya. Ada organisasi bernama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara, yang saat ini diketuai Pangeran Arif Natadiningrat, Sultan Sepuh Cirebon. Setiap tahun festival budaya keraton diselenggarakan dengan meriah. Lalu ada Yayasan Raja dan Sultan Nusantara, dengan ketua umumnya Sultan Mahmud Iskandar Badarudin. Yayasan ini mendirikan Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara pada 26 Desember 2017 dengan Ketua Umum Prof Dr M. Asdar. Kegiatannya berupa seminar-seminar yang berkaitan dengan budaya keraton.

Saya tak ingin mempersoalkan apakah ini dilakukan untuk membangkitkan feodalisme. Saya hanya ingin memberikan informasi bahwa mereka, pewaris keraton dan raja atau sultan itu, punya ahli waris yang bisa fanatik pula. Arya Weda dikecam kalangan berpendidikan di Bali atau minimal banyak yang cuek seperti saya. Namun gayanya sebagai raja masa lalu, termasuk membangun Istana Mancawarna tak jauh dari Istana Presiden Tampaksiring, membuat orang perdesaan senang. Dia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Bali pada pemilu yang lalu dengan suara paling tinggi.

Kenapa Toto Santoso ditangkap? Karena dia penipu. Dia menarik iuran dari anggotanya serta memberikan janji palsu. Omongannya pun bernuansa politis. Adapun keraton yang mau eksis ini berfokus pada masalah budaya. Mungkin pemerintah perlu melirik mereka, mengapresiasi pelestarian budaya masa lalu. Jadi, jika ada warga bangsa yang rindu pada suasana kerajaan dan bosan dengan tingkah pemimpin kekinian, mereka tidak diambil raja penipu semacam Toto Santoso.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

21 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

42 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

52 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.