Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Disrupsi LSM

Disrupsi LSM
Disrupsi LSM
Iklan

Barid Hardiyanto
Kandidat Doktor Ilmu Administrasi Publik UGM

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) dikenal sebagai salah satu lokomotif dalam perubahan sosial, khususnya pada era 1990-an sampai era reformasi. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, meskipun jumlahnya masih tetap banyak, LSM tidak lagi terlalu signifikan menjadi pelopor utama perubahan.

Riset yang dilakukan oleh Edelman Trust Barometer menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LSM. Pada 2014, tingkat kepercayaannya 73 persen. Namun setahun setelah itu turun menjadi 64 persen, lalu turun lagi menjadi 57 persen pada 2016. Meskipun sempat naik pada 2017, tingkat kepercayaannya masih lebih rendah ketimbang sektor bisnis, media, dan pemerintahan. Kondisi ini semakin diperparah oleh berbagai data yang menyebutkan bahwa sebagian besar pendanaan LSM berasal dari luar negeri, suatu hal yang kontradiktif dengan sifat "swadaya"-nya.

Saat ini LSM semakin mendapat tantangan dengan disrupsi teknologi yang terjadi di berbagai sektor. Perubahan itu bisa serta-merta menghancurkan yang sudah ada dengan sesuatu yang baru meskipun pada awalnya kecil.

Sejauh ini, institusi bisnis merupakan korban yang paling jelas terlihat. Banyak perusahaan besar bertumbangan tergilas oleh start-up yang kemudian menjadi pemain utama pada ceruk pasar yang selama ini dikuasai oleh perusahaan mapan. LSM tampaknya pelan tapi pasti akan terkena imbas dari disrupsi ini.

Disrupsi tersebut akan mengubah model dan metode kerja masyarakat, termasuk kerja yang dilakukan LSM. Kerja perubahan sosial yang dilakukan LSM melalui pemberdayaan masyarakat dan advokasi mulai banyak digeser oleh start-up dan penggunaan teknologi media sosial atau individu yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali dalam dunia aktivis pergerakan.

Sebagai contoh, kerja LSM yang selama ini banyak berperan sebagai "penolong masyarakat" telah tergantikan oleh penggunaan platform seperti Kitabisa.com, Pedulisehat.id, dan Bawaberkah.org, yang bekerja seperti start-up. Cara kerja platform ini lebih cepat, tepat sasaran, dan dipercaya oleh masyarakat.

Dulu, bila ada masalah pelayanan publik, LSM akan bergerak bersama masyarakat melakukan advokasi ke pemerintah. Sebelum advokasi, LSM melakukan verifikasi ke lapangan, lalu berdiskusi dengan jaringan kerjanya, kemudian menjalankan dengar pendapat umum ke parlemen. Selanjutnya, parlemenlah yang akan berteriak ke eksekutif untuk mengalokasikan anggaran bagi masyarakat. Prosesnya panjang dan memakan waktu lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang caranya lebih mudah. Cukup dengan mencuit di Twitter ke salah seorang pejabat, maka pejabat tersebut akan merespons dengan segera dan mengupayakan untuk segera merealisasi pengaduan tersebut. Bahkan, di Banyumas, urusan pelayanan publik semacam itu biasanya dibicarakan dan diselesaikan dalam grup WhatsApp. Grup ini terdiri atas kelompok masyarakat, pebisnis, dan pejabat pemerintah. Maka tak mengherankan jika saat ini jarang sekali ada demonstrasi yang terkait dengan pelayanan publik.

Dari sisi aktor, dulu seorang aktivis LSM harus ditempa dalam "kawah candradimuka" melalui keterlibatan puluhan tahun dalam kelompok diskusi dan pengorganisasian masyarakat. Sekarang, pengaruh mereka telah digantikan oleh para selebgram seperti Awkarin. Dengan akun media sosialnya, selebgram dapat mengkampanyekan suatu masalah yang kemudian menular dan mendapat perhatian dari masyarakat luas, termasuk pemerintah.

Model dan metode kerja LSM harus berubah jika tidak ingin tergilas oleh perkembangan. Dalam hal ini, LSM perlu menyelesaikan persoalan internalnya. Pertama, soal posisi terhadap negara dan sektor bisnis. Sekarang ini, seiring dengan terjadinya peleburan para aktor, LSM juga perlu melakukan penyesuaian. Sudah saatnya LSM dan jaringannya tidak lagi terlalu mendikotomikan berada di luar atau di dalam pemerintahan, melainkan perlu melakukan kolaborasi, baik dengan yang berada di luar maupun di dalam pemerintahan, pada dasarnya keduanya dibutuhkan. LSM juga perlu membangun kolaborasi dengan kelompok bisnis (yang tidak masuk dalam daftar hitam) untuk bersama-sama menjadi bagian dari pemecah masalah di masyarakat.

Kedua, sumber daya manusia. LSM harus membenahi diri dengan sumber daya manusia yang mampu memenuhi tantangan zaman. Kompetensi dalam memberdayakan masyarakat melalui terjun langsung ke tengah masyarakat harus diimbangi oleh kompetensi dalam penggunaan teknologi berbasis aplikasi dan media sosial. Bukan zamannya lagi kerja-kerja LSM hanya berkubang dengan masyarakat. Kerja LSM harus diketahui oleh publik yang lebih luas sehingga lebih mempunyai pengaruh dalam perubahan sosial.

Ketiga, perubahan dalam "model bisnis". Sudah puluhan tahun LSM mengandalkan pendanaan dari negara lain, anggaran pemerintah, perusahaan, atau individu dermawan untuk menjalankan roda organisasi. Kini sumber-sumber dana tersebut telah berkurang. Untuk itulah perlu ada inisiatif untuk melakukan transformasi menjadi wirausaha sosial sehingga sumber pendanaan bisa didapatkan dari kerja sama dengan komunitas. Dengan begitu, sifat keswadayaan LSM dapat terjaga.

Jika ingin tetap mempertahankan dirinya, LSM harus peka terhadap perubahan. LSM harus terbuka dengan gagasan-gagasan baru dan aktor-aktor baru yang berbeda dengan aktivisme zaman dulu. Mungkin ini berat bagi aktivis generasi lama, tapi zaman menuntutnya demikian.

 
Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

3 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menunjukkan mobil listrik saat diluncurkan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020. Kendaraan dinas pejabat Kementerian Perhubungan resmi berganti dari yang berbahan bakar fosil menjadi bahan bakar listrik. ANTARA/Sigid Kurniawan
Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

Mobil listrik untuk pejabat dan operasional Kementerian dan lembaga tidak perlu dan percuma. Bisa menambah kemacetan.


Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

9 hari lalu

Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

Para peniru dan penebar kabar bohong itu nekat membuat tanda verifikasi yang menyerupai verification badge asli yang dibuat oleh platform media sosial.


Pesta Selebritas di Partai Politik

10 hari lalu

Artis dan presenter Aldi Taher sempat didiagnosa memiliki kanker kelenjar getah bening. Benjolan kanker yang sempat bersarang di leher Aldi Taher telah hilang setelah melakukan rangkaian pengobatan dan kemoterapi. Dok.Tempo/ Agung Pambudhy
Pesta Selebritas di Partai Politik

Jangan hanya melihat popularitas calon legislator, tapi perhatikan rekam jejak mereka secara utuh. Kita sedang memilih mereka yang mampu memperjuangkan hak-hak rakyat dalam lima tahun mendatang


Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

11 hari lalu

Ilustrasi hutan pinus. dok.TEMPO
Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

Keanekaragaman hayati mampu menjadi benteng pertahanan perubahan iklim dan mengawal pemerintah dalam upaya menguatkan komitmen melindungi Bumi.


Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

11 hari lalu

TikToker, Bima Yudho Saputro yang viral setelah membuat video berjudul Alasan Lampung Gak Maju-Maju. Foto: TikTok/@Awbimaxreborn
Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

Respons kritik dengan verifikasi. Jika kritik di media sosial itu terbukti salah, bantahlah di media yang sama.


Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

13 hari lalu

Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

Dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan. Hal ini tercermin dari peringkat pendidikan negara-negara di dunia.


Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa

14 hari lalu

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian RI, Taufiq Bawazier pada acara Kick Off di Beerhall, SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 28 November 2022. (Foto: TEMPO/ Kholis Kurnia Wati)
Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa


Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

17 hari lalu

Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

Yandri memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kecamatan Petir Kabupaten Serang, Banten.


Sesat Klaim Janji Investasi

17 hari lalu

Pekerja beraktivitas di lokasi proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 28 Februari 2023. Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Sesat Klaim Janji Investasi

Komitmen pendanaan transisi energi melalui skema JETP masih terkatung-katung. Pemerintah sebaiknya introspeksi.


Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

17 hari lalu

Hendrik Dikson Sirait
Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

Omong-omong, aku senang melihat fotomu yang ditaruh di depan pusara. Kau tersenyum. Rapi dalam balutan jas dan dasi. Badanmu berisi. Mirip aku jugalah.