Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cina dan Penurunan Rantai Produksi Global

image-profil

image-gnews
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina semakin memanas.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina semakin memanas.
Iklan

Tri Winarno
Pengamat Kebijakan Ekonomi

Selama lebih dari satu dasawarsa Cina telah dihantui jebakan pendapatan di bawah tingkat pendapatan negara maju (middle income trap). Namun akhirnya negara tersebut mampu mengatasinya. Meski demikian, model pertumbuhan Negeri Panda dan integrasi ekonominya ke dalam rantai produksi global sedang menghadapi tantangan dari berbagai front. Bagaimana Cina menanggapi tantangan tersebut akan menentukan kecepatan pertumbuhan ekonominya dan pertumbuhan ekonomi global.

Sebelum krisis global 2008 terjadi, rantai produksi global (global value chains) berkembang dengan pesat, yang akhirnya mentok di kisaran 70 persen dari perdagangan internasional.

Namun, setelah itu, rantai tersebut berhenti dan semakin lambat. Penyebab utamanya adalah perubahan orientasi sistem produksi di Cina, yang secara radikal telah mengurangi pemakaian input antara yang bersumber dari impor dengan memproduksi sendiri kebutuhan input produksinya dan meningkatkan ekspor input antara dalam proses produksi global.

Akibatnya, Asia, yang dulu menjadi pemasok utama input antara ke Cina, sekarang pangsa rantai produksi globalnya semakin kecil, sehingga ekspor mereka ke Cina semakin lambat. Pada waktu bersamaan, ketergantungan Eropa pada Cina semakin meningkat, sehingga rantai produksi dari dalam Eropa sendiri menyusut. Amerika Serikat juga telah menyerap peningkatan input antara dari Cina, sehingga pangsa rantai produksi global Amerika semakin tergerus.

Baca Juga:

Dampak total dari fenomena ini adalah, menurut catatan Alicia Garcia-Herrero dari Bruegel, Cina semakin tidak bergantung pada dunia, dan dunia semakin bergantung pada Cina. Dengan demikian, sistem produksi lintas batas sekarang semakin kompetitif, efisien, dan seimbang, tidak terkonsentrasi hanya di belahan bumi utara.

Namun model rantai produksi global tersebut semakin rentan terhadap konflik geopolitik dan geoekonomi. Mengingat kerentanan tersebut, pemain-pemain Cina akan semakin meningkatkan kemampuan rantai produksinya sendiri, yang akan berakibat semakin surutnya rantai produksi global hingga batas minimal.

Di samping itu, Cina sedang mengubah model pertumbuhan ekonominya, dari ketergantungan pada investasi menjadi semakin mengandalkan inovasi. Agar strategi itu berhasil, Cina bergantung pada kompetisi antar-perusahaan dalam sistem ekonominya. Padahal saat ini Cina sedang menghadapi masalah dalam menyalurkan kredit ke perusahaan usaha mikro, kecil, dan menengahnya. Masalah utamanya adalah bagaimana terlepas dari perusahaan yang produktivitasnya rendah, yang selama ini sangat bergantung pada topangan kebijakan. Cina diperkirakan semakin mengandalkan kompetisi pada perusahaan-perusahaan dan meningkatkan iklim investasi di seluruh sektor ekonomi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara umum, perubahan teknologi yang cepat telah menjadi tantangan utama rantai produksi global saat ini. Pergeseran dari transfer barang dan jasa ke informasi semakin memperparah fragmentasi akibat meningkatnya spesialisasi rantai produksi. Daripada memproduksi mobil secara utuh, suatu negara cukup berfokus pada produksi suku cadang tertentu, seperti gearbox atau transmisi, sebagai bagian dari rantai produksi global.

Namun robot dan kecerdasan buatan akan semakin mengacaukan rantai produksi global tersebut. Selain itu, Cina sedang melakukan investasi besar-besaran pada teknologi itu, yang akan semakin mengukuhkan Cina terlepas dari rantai produksi global.

Akselerasi perubahan teknologi akan mengakibatkan perubahan yang semakin cepat terhadap pekerja, karier, dan jabatan, yang berarti semakin meningkatkan ketidakpastian pekerja. Yang lebih buruk lagi, ketimpangan pendapatan akan semakin lebar dan pola pertumbuhan semakin memperluas disparitas regional di seluruh dunia. Pasar tenaga kerja, baik di negara maju maupun negara berkembang, semakin terpolarisasi karena lenyapnya pekerjaan keahlian menengah. Ketegangan sosial yang semakin tinggi akan semakin memicu politik populis yang menuntut pemerataan kesempatan dan peningkatan jaring keamanan sosial.

Meski demikian, ancaman terbesar saat ini terhadap rantai produksi global dan peran Cina berasal dari kebijakan pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump. Dengan menutup pasokan untuk Cina dalam rantai produksi yang berasal dari Amerika, Amerika dengan sengaja memaksa Cina keluar dari ketergantungannya kepada Negeri Abang Sam.

Hal ini justru memaksa Cina semakin aktif dalam menentukan wajah baru multilateralisme abad ke-21. Selain itu, ini merupakan kesempatan bagi Cina untuk memperluas jaringan produksinya di Asia sehingga akan semakin mengurangi ketergantungan pada Amerika dan negara Barat. Dengan demikian, hubungan Cina dengan Asia akan semakin meningkat dan pada akhirnya standar teknologi di Asia akan mengacu pada Cina, yang sangat berdampak signifikan terhadap tatanan ekonomi global sekarang dan masa mendatang. Proses menuju ke arah tersebut baru dimulai.

Pada akhirnya, Cina semakin memahami bahwa ketegangan antara negara tersebut dan Amerika berakar dari perbedaan sistem politik mereka. Tanpa ada kemauan Cina untuk meliberalisasi sistem otoritariannya, dapat dipastikan transformasi yang dialami oleh ekonomi global saat ini dan masa mendatang tidak bakal mulus.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.