Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Politik Bencana Banjir Jakarta

image-profil

image-gnews
Foto udara sejumlah kendaraan bermotor melintasi Jalan Boulevard Barat Raya yang tergenang banjir di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis 2 Januari 2020. Meski banjir yang terjadi sejak Rabu (1/1) mulai surut, tetapi sejumlah titik di Kelapa Gading terpantau masih tergenang banjir dengan ketinggian 15-30 centimeter sehingga menghambat aktivitas warga dan roda perekonomian setempat. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Foto udara sejumlah kendaraan bermotor melintasi Jalan Boulevard Barat Raya yang tergenang banjir di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis 2 Januari 2020. Meski banjir yang terjadi sejak Rabu (1/1) mulai surut, tetapi sejumlah titik di Kelapa Gading terpantau masih tergenang banjir dengan ketinggian 15-30 centimeter sehingga menghambat aktivitas warga dan roda perekonomian setempat. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

Yonvitner
Kepala Pusat Studi Bencana IPB

Kejadian bencana banjir yang berulang di Indonesia tampak seperti tanpa solusi yang komprehensif. Kalau dilihat kejadian banjir pada 2013, 2015, 2018, dan 2020, banjir terjadi pada saat pergantian tahun. Jika dilihat kejadian yang diawali dengan peningkatan curah hujan yang tinggi, tentu tidak sepadan bila kita menyalahkan perubahan iklim dan peningkatan intensitas hujan sebagai penyebabnya. Sejak 2013, banjir telah terjadi secara reguler pada interval dua-tiga tahun pada Januari dan Februari.

Selain itu, banjir seperti di Jakarta tidak semata terjadi karena volume curah hujan, tapi juga pengaruh masukan aliran sungai dari hulu Jakarta, seperti Ciliwung dan Cisadane yang menjadi bagian dari 13 sungai lain yang ada di dataran tinggi Jawa Barat. Dengan kehadiran sungai-sungai tersebut, masalah banjir Jakarta harus diselesaikan secara komprehensif dari hulu sampai hilir.

Banjir Jakarta adalah resultante dari multi-hazard yang tidak diintegrasikan dalam pembangunan. Masifnya pembangunan di Puncak yang tidak terkendali telah menyebabkan terjadinya pembukaan lahan untuk hotel, perumahan, dan peruntukan lain. Akibatnya, daya dukung dan daya tampung kawasan Puncak menurun. Luasnya area terbuka tentu menyebabkan menurunnya kemampuan lahan dalam menyerap dan menahan air akibat curah hujan yang tinggi, sehingga semua air hujan langsung tergelontorkan ke badan air atau menumpuk di dataran rendah, termasuk Jakarta.

Di lain pihak, daerah genangan dan resapan air Jakarta terus menurun. Reklamasi di pesisir Jakarta menjadi tren baru pembangunan yang harus dievaluasi. Data Andreas (2019) menyebutkan penurunan tanah di sebagian utara Jakarta sejak 1920 sampai 2010 diestimasi lebih dari 4 meter. Akibatnya, kualitas dan kuantitas daerah rawa dan resapan dalam menahan air menurun.

Baca Juga:

Kebijakan otonomi daerah juga berdampak pada meningkatnya ego-sektoral dan kelembagaan setiap daerah. Banjir yang terjadi saat ini adalah bencana trans-administrasi dan trans-ekologi, sehingga penyelesaiannya tidak bisa lagi secara parsial dan terkotak-kotak.

Momentum omnibus law seharusnya dijadikan sebagai titik masuk pemerintah pusat dalam mengkonsolidasikan kebijakan pemerintah daerah dalam penanganan bencana banjir lintas wilayah ini, sehingga penanganannya lebih terintegrasi dan terkoordinasi. Salah satu yang harus disamakan pemahamannya adalah konsep kawasan andalan Bogor-Puncak-Cianjur. Semestinya konsep kawasan andalan ekologi perlu dikembangkan di kawasan ini, yakni mendukung peran ekonomi melalui penguatan ekologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada beberapa langkah yang diperlukan dalam menciptakan tata kelola kawasan yang lebih baik. Pertama, dalam harmonisasi fungsi ruang, kita harus menempatkan ruang-ruang pembangunan pada tempat yang pas. Kawasan yang seharusnya lindung, seperti pinggir sungai, daerah aliran sungai, mata air, dan resapan air, tidak lagi dikonversi sebagai lahan permukiman. Ruang fungsi ekologi sebagai daerah resapan dan penampungan air harus difungsikan sesuai dengan kaidah ekologisnya. Harmonisasi ruang harus diawali dengan tata ruang yang berbasis bencana.

Kedua, harmonisasi kelembagaan, baik nasional maupun daerah. Pengendalian bencana yang lintas wilayah tidak lagi menjadi urusan satu-dua lembaga atau pemerintah daerah. Urusan banjir Jakarta harus didudukkan secara baik antara Jawa Barat dan Banten. Tidak boleh lagi ada sikap saling menyalahkan ketika fungsi ruang sudah disepakati secara nasional. Jakarta ada di bagian hilir dan Bogor atau Bandung di bagian hulu bukanlah sebuah kesalahan. Kesalahan terbesar kita adalah cara pandang ekologi yang dikerdilkan oleh administrasi, sehingga seolah-olah urusan hilir adalah tanggung jawab yang berada di hilir.

Ketiga, harmonisasi program, yakni program yang dipersiapkan harus sesuai dengan peruntukan ruang. Program rehabilitasi lahan kritis pada program Citarum Harum harus diteruskan, termasuk pengaturan area pertanian yang sarat akan risiko abrasi dan longsor. Model pertanian kentang di hulu Citarum sudah tidak tepat lagi, terutama ketika kita ingin mengendalikan erosi. Begitu pula konversi untuk permukiman di kawasan Puncak harus dihentikan. Sejalan dengan itu, pengurukan daerah resapan Jakarta harus dihentikan agar area genangan tetap tersedia. Komitmen ini mesti menjadi komitmen bersama dan tidak dikerjakan secara parsial.

Sejalan dengan itu, revitalisasi daerah aliran sungai, pengembangan bangunan vertikal, dan revitalisasi pertanian di sepanjang sungai harus disiapkan karena model yang ada saat ini sangat rentan dan berisiko tinggi. Komitmen dan kerja sama program harus disiapkan, dikerjakan, dan dipantau secara nasional.

Gagasan "alam jaga kita dan kita jaga alam" yang disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo adalah bagian dari upaya penyelamatan bumi dari bencana, termasuk banjir. Untuk itu, kerja sama kelembagaan agraria, tata ruang, dan kebencanaan serta pemerintah daerah harus dalam satu bingkai dan komitmen menjalankannya. Dengan demikian, pengendalian bencana banjir tidak sekadar menjadi komoditas politik atau dipolitisasi, tapi juga agenda politik yang perlu diselesaikan secara nasional.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.