Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tabiat Buruk Partai Beringin

Oleh

image-gnews
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pidato saat penutupan Musyawarah Nasional (Munas) partai berlogo pohon beringin itu di Jakarta, Kamis 5 Desember 2019 malam. Munas Partai Golkar 2019 ini memutuskan Airlangga Hartarto kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum untuk periode 2019-2024. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pidato saat penutupan Musyawarah Nasional (Munas) partai berlogo pohon beringin itu di Jakarta, Kamis 5 Desember 2019 malam. Munas Partai Golkar 2019 ini memutuskan Airlangga Hartarto kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum untuk periode 2019-2024. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

Partai Golkar ternyata belum sembuh dari kebiasaan lamanya: merapat pada kekuasaan bagaimanapun caranya. Tabiat buruk warisan Orde Baru ini membuat Golkar tak akan pernah menjadi sebuah partai politik modern yang sepenuhnya demokratis.

Ketidakmampuan Golkar meninggalkan pola-pola patronase dengan elite kekuasaan jelas berdampak pada rendahnya mutu demokrasi di Indonesia. Sebagai partai dengan perolehan kursi parlemen terbesar nomor dua pada pemilihan umum lalu, sikap oportunistis beringin membuat sistem politik kita tak kunjung beranjak dari level pemula-atau meminjam istilah Presiden Abdurrahman Wahid: "politik taman kanak-kanak".

Jauh sebelum Musyawarah Nasional Partai Golkar digelar pada 3-5 Desember lalu, sejumlah politikus Golkar sudah gencar melobi lingkaran dekat Presiden Joko Widodo untuk memperoleh restu politik bagi dua kandidat ketua umum: Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto. Keduanya tampak tak percaya diri maju ke gelanggang pemilihan tanpa mengantongi persetujuan Istana.

Walhasil, tak terlalu mengejutkan ketika beredar kabar sejumlah utusan Istana ikut campur dalam pelaksanaan Munas Golkar. Melalui sejumlah orang dekatnya, Presiden Jokowi menegaskan dukungannya kepada inkumben Airlangga Hartarto dan berusaha mencegah Bambang Soesatyo berkompetisi. Intervensi semacam itu hanya bisa terjadi atas undangan elite Partai Golkar sendiri.

Di sisi lain, upaya Istana menyokong kandidat yang paling menguntungkan tak sepenuhnya keliru. Jokowi tentu berkepentingan mendapatkan garansi dukungan sepanjang masa pemerintahannya. Hanya cara Istana memainkan kartunya yang perlu dikritik karena terlampau terbuka.

Namun, lagi-lagi, semua itu dimungkinkan oleh elite Golkar sendiri. Lobi politik dua calon ketua umum membuka jalan bagi intervensi pemerintah. Motivasinya apa lagi kalau bukan transaksional. Golkar ingin mempertahankan posisinya di pemerintahan agar tetap punya akses pada sumber daya finansial. Patronase semacam itulah yang selama bertahun-tahun menghidupi partai beringin dan kini ditiru hampir semua partai politik lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itulah salah satu faktor yang membuat kartel politik merajalela di negeri ini. Ketika partai dibangun tanpa ideologi yang kokoh dan keberpihakan yang jelas, ia dengan mudah menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan. Oligarki pun gampang memanfaatkan partai untuk kepentingannya sendiri.

Partai politik modern dibangun dengan gagasan dan cita-cita besar untuk memajukan negeri. Jajaran elite dan pendukungnya punya pemahaman yang jernih mengenai bangunan nilai yang seharusnya menjadi patokan dalam proses menuju cita-cita itu. Tanpa visi dan nilai, partai politik menjadi kendaraan politik belaka. Ia bisa diperdagangkan dengan harga tertentu.

Selama bertahun-tahun di era Orde Baru, Golkar menikmati posisi dominan di pemerintahan. Beringin bisa seenaknya mengintervensi partai politik lain yang tak sejalan dengan rezim Soeharto. Semua ketua umum partai harus tunduk pada keinginan pemerintah. Sistem itu membuat oposisi mustahil ada di parlemen.

Kini, 20 tahun setelah reformasi, kita kembali menyaksikan gejala serupa. Kepentingan segelintir elite bisa amat berpengaruh dalam pengelolaan negara. Partai menyediakan diri untuk diintervensi penguasa, pemimpin partai harus mendapat restu Istana, dan kekuatan oposisi di Senayan makin kecil. Golkar tampaknya memang tak pernah benar-benar berubah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nonton Timnas vs Bahrain, Jokowi: Gondok Banget

6 hari lalu

Wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Bahrain vs Indonesia. Tangkapan Layar
Nonton Timnas vs Bahrain, Jokowi: Gondok Banget

Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekesalannya menyaksikan laga sepakbola Timnas Indonesia melawan Bahrain semalam.


Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

9 hari lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival di kawasan Tugu Yogyakarta Senin petang 7 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

Pencopetan dilakukan dengan merobek tas milik korban saat mereka asyik dan fokus menonton Wayang Jogja Night Carnival


Gaet Wisatawan, Pemkab Bantul Siapkan Ragam Acara di Pantai Selatan sampai Akhir 2024

9 hari lalu

Perhelatan event International Kitesurfing Exhibition 2023 di Laguna Pantai Depok Parangtritis Yogyakarta, Sabtu (26/8). Dok.istimewa.
Gaet Wisatawan, Pemkab Bantul Siapkan Ragam Acara di Pantai Selatan sampai Akhir 2024

Pertunjukan seni tari Sendratari Sang Ratu pada Desember di kawasan Pantai Parangtritis


7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

11 hari lalu

Wisatawan berfoto di depan Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Istana Buckingham memiliki 775 ruangan termasuk 52 kamar tidur anggota kerajaan dan tamu, serta 188 kamar tidur untuk para pekerja. Rob Stothard/Getty Images
7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

Tempat yang terlalu ramai dan objek wisata yang tiketnya harus dibeli berbulan-bulan sebelumnya adalah dua hal yang perlu diketahui sebelum ke Inggris


Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

14 hari lalu

Ilustrasi koper. Freepik.com
Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

Penurunan tekanan atmosfer di ketinggian dapat menyebabkan botol dan kaleng bertekanan bocor dan mengotori isi koper.


HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Ini Sederet Event Selain Wayang Jogja Night Carnival

15 hari lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival pada 2022. (Dok. Istimewa)
HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Ini Sederet Event Selain Wayang Jogja Night Carnival

Event HUT Kota Yogyakarta telah dipersiapkan mulai Oktober hingga Desember 2024 di berbagai titik.


Akhir Pekan di Yogyakarta, IShowSpeed Coba Naik Andong di Malioboro hingga Laku Masangin

24 hari lalu

IShowSpeed mencoba berjalan di antara dua pohon beringin di Yogyakarta. Tangkapan layar Youtube
Akhir Pekan di Yogyakarta, IShowSpeed Coba Naik Andong di Malioboro hingga Laku Masangin

IShowSpeed memulai pengalaman menaiki andong di seputaran Malioboro dan berhenti di Pasar Beringharjo.


Pertimbangan DPRD Usulkan Tiga Calon Penjabat Gubernur Jakarta tanpa Heru Budi

34 hari lalu

DPRD DKI Jakarta mengadakan rapat pimpinan pengusulan nama Penjabat Gubernur (PJ Gubernur), menggantikan Heru Budi Hartono, Jumat, 13 September 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Pertimbangan DPRD Usulkan Tiga Calon Penjabat Gubernur Jakarta tanpa Heru Budi

DPRD mempertimbangkan pilkada sehingga mengusulkan tiga calon penjabat gubernur Jakarta tanpa Heru Budi.


Ha Long Bay Vietnam Kembali Buka untuk Wisatawan setelah Dilanda Topan Yagi

34 hari lalu

Ha Long Bay Vietnam (Pixabay)
Ha Long Bay Vietnam Kembali Buka untuk Wisatawan setelah Dilanda Topan Yagi

Aktivitas pariwisata berangsur-angsur normal di Ha Long Bay Vietnam. Penduduk setempat dan petugas fungsional telah membersihkan area tersebut.


Tren Airport Tray Aesthetic, Pelancong Unggah Foto Estetik Barang Pribadi di Nampan Bandara

35 hari lalu

Airport Tray Aesthetic (Instagram/@vickirutwind)
Tren Airport Tray Aesthetic, Pelancong Unggah Foto Estetik Barang Pribadi di Nampan Bandara

Tren Airport Tray Aesthetic memperlihatkan nampan bandara berisi barang-barang pribadi yang ditata rapi di nampan berwarna abu-abu.