Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Walikota Baru Manila yang Mirip Jokowi

image-profil

image-gnews
Fransisco Moreno Domageso (atau lebih dikenal dengan nama
Fransisco Moreno Domageso (atau lebih dikenal dengan nama "Isko Moreno") adalah Walikota Manila.
Iklan

Ia lahir di Tondo, Manila, salah satu pemukiman termiskin dan terpadat di dunia. Masa kecilnya kerap dihabiskan untuk berburu 'pagpag' sisa makanan yang dipungut dari tempat sampah lalu digoreng kembali.

Kini berusia 45 tahun, Francisco Moreno Domagoso, atau lebih dikenal rakyat Filipina dengan nama beken "Isko Moreno", adalah Walikota Manila. Kisahnya yang berawal dari gelandangan sampai menjadi walikota memang terdengar bak sebuah film. Begitulah ceritanya. Bagi orang Filipina seperti Isko Moreno, kisah semacam itu  bukanlah sesuatu yang aneh.

Semua berawal pada suatu hari, ketika Isko ditemukan di Tondo oleh seorang pencari bakat.  Ia lalu menjadi bintang film dan televisi. Sisanya? Sejarah.

Meski begitu, Isko tidak melupakan dari mana ia datang, begitu juga dengan pelajaran yang ia dapat dari cerita perubahannya. "Saya tumbuh dengan para kriminal dan para pecandu narkoba. Saya tumbuh besar di jalanan. Hidup saya yang berat sejak lahir membuat saya mampu memahami masyarakat Manila saat ini," katanya. 

"Tuhan memiliki banyak cara untuk memberi pelajaran. Kalian sudah melihat tempat saya hidup dulu yang bagai neraka. Waktu itu, saya tidak tahu tujuan hidup saya, lalu saya berpikir ‘Ya Tuhan, kapankah cobaan ini berlalu?’ Tetapi lalu saya menjadi Walikota. Dan oleh karena itu, saya kini mengerti alasannya.”

Inilah Tondo, perkampungan kumuh di Manila, Filipina, tempat Walikota Isko Moreno berasal.

Tondo pun masih mengingat – dan menyayanginya.Gibo, seorang pekerja pelabuhan berusia 50 tahun, yang mengaku tumbuh besar bersama Isko di daerah Moriones di Tondo, berkelakar bahwa ia ada di samping Isko ketika perubahan hidupnya sedang terjadi. 

Seperti diceritakan Gibo kepada tim Ceritalah, meski keadaan tidak langsung berubah begitu saja di Moriones, si "Yorme" (istilah jalanan untuk “Walikota”) hanya perlu melanjutkan apa yang sedang ia lakukan. Yang harus dihindari adalah menjadi "ningas kugon" – yang artinya memulai dengan baik, tapi lalu mengecewakan di ujungnya.

Perjalanan Isko dalam meraih kekuasaan memang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ia membuat gebrakan dengan menjadi konselor termuda Manila sepanjang masa saat berusia 23 tahun (1998-2007) dan menjadi Wakil Walikota di usia 32 (2007-2016), bekerja di bawah Alfredo Lim dan mantan presiden yang menjadi Walikota, Joseph 'Erap' Estrada.

Meski tidak sukses dalam pencalonan Senat pada 2016, dan bergonta-ganti jabatan di masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, pada akhirnya ia mengalahkan Erap di Pemilihan Walikota Manila pada awal tahun ini. Ia menang mutlak. Sebuah kemenangan yang memberinya julukan – 'giant slayer' atau sang pembunuh raksasa.

Hal ini diikuti dengan prestasinya di 100 hari pertama pemerintahannya. Isko menjadi sensasi yang menghebohkan di dunia perpolitikan Filipina. Kehadirannya di media sosial – terutama di Facebook (kanal media sosial yang banyak digunakan publik Filipina) – tak terbendung.

Sejauh ini, ia berhasil mengumpulkan 1,8 juta “likes” dan sudah melakukan siaran langsung sebanyak 263 kali di Facebook Live: mulai dari rapat resmi, inspeksi dadakan, hingga ketika ia periksa gigi ke dokter gigi.

Isko melihat kehadirannya di dunia online  sebagai bagian penting dari pemerintahan: “Saya suka membuat siaran langsung untuk menunjukkan bahwa pemerintah harusnya tetap bekerja meski orang-orang sedang tertidur. Hal seperti ini membuat mereka merasakan bahwa kotanya terasa aman. Hal ini juga membuat para pegawai negeri yang malas jadi mau begadang. Jadi saya tidak akan berhenti.”

Namun tentunya pekerjaan Isko bukan hanya memenuhi konten digital rakyatnya. Ia juga berkomitmen untuk membangkitkan kembali Manila dan 1,78 juta penduduk di dalamnya.
Banyak sekali yang perlu Isko lakukan. Ada banyak bagian Kota Manila yang memiliki reputasi buruk karena mulai membusuk.

Binondo dan Quiapo, yang tadinya jantung dari Pecinan Manila, juga pusat dari kehidupan bisnis Filipina, sekarang selalu macet dan padat. Dua pemukiman lain yang sudah ada sejak sebelum Perang Dunia II, Ermita dan Malate, sekarang berantakan dan lesu, dihantui prostitusi dan turisme yang kotor.

Isko – yang menikah dengan Diana Lynn Ditan dan dikaruniai lima anak – mulai melakukan 'bersih-bersih' dengan meyakinkan. Sebagai bagian dari usaha untuk mengentaskan kemacetan di Manila, ia mengusir pedagang kaki lima (PKL) ilegal, terutama di wilayah perbelanjaan Divisioria, di mana beberapa PKL tersebut direlokasi.

Ia melarang penjualan alkohol dalam radius 200 meter dari sekolah-sekolah dan kampus-kampus, mengetatkan jam malam dari jam 10 malam hingga jam 4 pagi untuk mereka yang di bawah umur.Lalu, ia juga berjanji untuk mengatasi masalah anak kurang gizi dengan menghidupkan kembali program makanan pelengkap Nutribun di sekolah dasar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami sedang mencoba menyediakan pendidikan, membuka ruang terbuka hijau dan tempat tinggal vertikal. Kami juga sedang mencoba memperbaiki lalu lintas, turisme, dan bisnis. Tapi yang paling penting tentu manusianya. Apa yang mesti diperbaiki pertama kali? Sumber daya manusia."

Isko juga mendapatkan pujian ketika dia memecat para pegawai negeri yang tidak bekerja dengan baik. Ia bercerita kepada tim Ceritalah: "Saya memecat 9 anggota polisi di tiga minggu pertama (jabatan) saya, karena mereka tidak melakukan tugasnya. Oleh karena itu, orang-orang khawatir dengan keselamatan saya. Tapi ya kenapa? Oleh karena itu ada yang disebut dengan bahaya pekerjaan. Ini bagian dari pekerjaan saya."

Tidak seperti Duterte yang jutaan kali lebih agresif, Isko bukanlah orang yang senang dengan cara-cara yang ekstrem. Ia menjelaskan: "Banyak juga kriminal narkoba yang berhasil ditangkap hidup-hidup. Saya menghormati hak asasi manusia dan proses hukum. Kita harus tegas ketika menerapkan sesuatu. Saya harus memastikan pihak berwenang tidak menyalahgunakan kewenangannya dalam menangani kriminal."

Kegirangan dalam menyambut Walikota ini memang heboh. Virus ini bahkan sudah sampai kepada elit bisnis Filipina, mulai dari Tessy Sy dari perusahaan retail raksasa SM, hingga Fernando Zobel dari Ayala Corporation – keduanya tertarik bergerak ke Manila.

Bahkan mulai ada pembicaraan tentang kemungkinan Isko dicalonkan menjadi presiden pada 2022 kelak, di mana ia akan menjadi lawan dari Duterte yang mesin politiknya kian hari tak bisa dibendung.
Walikota yang kerap dipanggil dengan nama "Yorme" oleh para pendukungnya menghabiskan hampir seluruh waktunya di luar kantor, untuk menghadiri acara-acara dan melakukan inspeksi dadakan.

Tentunya sangat menarik membandingkan naiknya Isko, tidak hanya dengan Duterte, tetapi juga dengan Walikota lain di Asia Tenggara, yang saat ini menjadi Presiden: Joko Widodo (Jokowi) di Indonesia.

Ketiga orang ini muncul dari luar kalangan elit politik nasionalnya, dan mereka bertiga dikenal dengan pemerintahannya yang dekat dengan rakyat.

Meski tim Ceritalah belum dapat membicarakan tentang ambisinya menjadi Presiden, namun Isko menyebut bahwa ia mengagumi komitmen Jokowi dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia ketika berhadapan satu lawan satu dengan Tiongkok, ia berkata, "Begitulah cara Anda mempertahankan negara Anda."

Nampaknya, Walikota Manila ini sedang membangun jalan menuju kekuasaan. Orang-orang sinis akan mengatakan bahwa dia adalah bagian dari lagu lama.

Seperti Duterte, ia tegas dan galak. Namun, yang membedakan Isko dengan sang petahana dan elit politik Filipina lainnya adalah rasa welas asihnya, rasa rendah hati, serta keinginannya yang tulus untuk mengangkat derajat rakyatnya.

Apapun yang terjadi di masa depan kelak, hal itulah yang akan menjadi pembeda. (*)

------------------------------

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Berlatar belakang pendidikan hukum dari Universitas Cambridge, Inggris, ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan politik di wilayah Asia Tenggara, terutama Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam dan Myanmar.

Tulisan ini adalah bagian dari kolom CERITALAH yang telah dipublikasikan berbagai media dan bahasa dalam 25 tahun terakhir. Kolom ini membahas perkembangan situasi dan isu-isu sosial-politik di wilayah tersebut.

Format terbaru kolom ini bertajuk CERITALAH ASEAN, yang mengambil pendekatan awal untuk "menceritakan" dan diterbitkan secara online di tujuh negara dan tujuh bahasa. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.