Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengungkap Kisah Lain Susi Susanti

image-profil

Oleh

image-gnews
Teaser film Susi Susanti yang diperankan oleh Laura Basuki. Instagram
Teaser film Susi Susanti yang diperankan oleh Laura Basuki. Instagram
Iklan

MENGUNGKAP KISAH LAIN SUSI SUSANTI  

Sebuah film debut sutradara Sim F yang menjanjikan. Bukan sekadar kisah  olahraga, tetapi juga soal ke Indonesiaan.              

SUSI SUSANTI: Love for All

Sutradara                 : Sim F

Skenario                   :  Syarika Bralini, Raditya, Raymond Lee, Daud Sumolang, Sinar Ayu Massie

Pemain                      : Laura Basuki, Dion Wiyoko, Farhan, Lukman Sardi, Farhan, Chew Kin Wah, Kelly Tandiono, Rafael Tan, Nathaniel Sulistyo, Jenny Zhang, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Delon, dan Moira Tabina Zayn. 

Produksi                   : Dam I Love Indonesian Movies Production bekerja sama dengan Oreima Film, East West Synergy, Melon Indonesia and BuddyBuddy Pictures

                                                ***

 Setangkai raket , seuntai medali emas dan sebuah identitas.   

Ketika kabar tentang Susi Susanti, atlit bulutangkis legendaris Indonesia akan diangkat ke layar lebar, saya mengira kita akan disajikan sebuah film olahraga yang formulaik: zero to hero; seorang gadis dari desa Tasikmalaya yang bekerja keras  untuk menjadi seorang juara, yang membanggakan , yang habis-habisan, yang kemudian membuat banjir airmata masyarakat Indonesia ketika akhirnya Indonesia meraih medali emas di Olimpiade 1992 Barcelona.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sosok Susi Susanti yang berkalungkan medali emas, berdiri sambil bercucurkan airmata saat lagu  “Indonesia Raya” berkumandang selalu terpateri dalam ingatan generasi yang mengalaminya ketika saluran televisi belum banyak pilihan.     

Tetapi debut sutradara Sim F ini ternyata mengejutkan. Tentu saja formula di atas memang ada; tentu saja kita menyaksikan si kecil Susi Susanti (Moira Tabina Zayn) pada perayaan di kampungnya di Tasik tengah mengenakan baju balet untuk sebuah lomba, malah kabur dan ikut lomba bulu tangkis (ya dalam kostum baletnya) dan: menang. Tentu saja Susi kecil adalah “anak Ayah” (diperankan Iszur Muchtar) yang mempunyai percakapan khusus antara keduanya setiap kali Susi tengah kecewa atau dilanda tandatanya. Bagian perburuan dan ambisi Susi kepada semua kejuaraan bulutangkis tingkat nasional maupun internasional ; bagian Susi dewasa (diperankan dengan bagus sekali oleh Laura Basuki) dan Alan Budikusuma (Dion Wiyoko) yang jatuh cinta tentu sebuah formula dan jalan cerita yang sudah pasti diduga dan harus ada dalam film biopic Susi Susanti yang kita kenal.         

Bagian yang mengejutkan dan menarik dari film ini adalah Sim F dan para penulis skenario (yang jumlahnya banyak banget itu) memutuskan untuk memasukan persoalan diskriminasi ras Tionghoa. Seorang Susi Susanti yang telah meletakkan nama Indonesia di atas peta dunia itu ternyata masih saja harus gedebukan mengurus SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia), sebuah kartu identitas yang pada masa itu diwajibkan dimilikki oleh warganegara Indonesia keturunan Tionghoa dan India. Kartu ini adalah seolah seperti ‘nyawa’ karena semua pengurusan surat penting semacam KTP, mengurus pendidikan, paspor, ikut pemilu, surat untuk menikah dan seterusnya itu harus didahului dengan kepemilikan SBKRI. Dan di dalam film ini, Susi yang sudah menghasilkan medali emas bagi Indonesia itu ternyata masih kesulitan memperoleh kartu tersebut. Kepahitan inilah yang tak terlalu diketahui masyarakat dan diungkapkan dengan gamblang oleh Sim F. 

Tepat Mei 1998 , setelah peristiwa kerusuhan, tim badminton Indonesia menghadapi kecaman di Hong Kong, akibat perlakuan terhadap warganegara keturunan Tionghoa, sementara di Indonesia sendiri mereka diperlakukan secara diskriminatif. 

Inilah yang menyebabkan film “Susi Susanti, Love for All” menjadi lebih istimewa dibanding film-film berlatar belakang olahraga lainnya. Persoalan bagaimana atlet keturunan Tionghoa, dari  era Rudy Hartono hingga Tjun Tjun, Mulyadi,  Christian Hadinata hingga Susi Susanti yang tetap bertahan menjadi seorang Indonesia, meski mereka bisa saja mencelat ke negara lain jika mau; dan tetap  lebih Indonesia karena memang mereka adalah orang Indonesia membuat film ini bukan cuma mengulik sentimentalitas nasionalisme melalui kemenangan belaka. 

KeIndonesiaan dalam film ini, menurut saya adalah sikap Susi Susanti, yang sekali lagi, diperankan dengan penuh sinar oleh Laura Basuki. Kita bukan hanya merasa ambisi yang terpancar dari  ketekunannya bermain di lapangan (mereka yang sempat menyaksikan permainan Susi di masa lalu pasti tahu kekuatannya adalah rally yang panjang); bukan hanya gaya serve Susi yang khas dan anggun itu saja, tetapi Susi seolah menitis ke dalam tubuh Laura dalam segala keteguhan hatinya; kecintaannya pada Indonesia dan ah, saksikan saja ketika dia menerima medali Olimpiade itu. Hampir seperti pinang dibelah dua. Susi tak hanya diwakili setangkai raket dan medali ema situ, tetapi bagi saya inilah sebetulnya Indonesia yang kita inginkan: beragam, penuh warna , penuh keinginan.

Mungkin saja musik dan scoring film ini agak terlalu bergelora di banyak tempat. Sesekali, kita butuh keheningan tanpa musik untuk mewakili Susi yang sesungguhnya digambarkan seorang sosok yang tak banyak bicara. Tetapi untuk sebuah film debut, “Susi Susanti, Love for All” adalah janji yang akan saya pegang. Sim F layak diperhatikan dan akan saya nantikan karyanya.

Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

12 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

12 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

33 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

35 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

36 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

41 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

42 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

43 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Ini Keputusan Lengkap ICJ Soal Gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

52 hari lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Ini Keputusan Lengkap ICJ Soal Gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

Hakim ICJ mengabulkan sebagian permohonan Afrika Selatan, namun tidak menyerukan gencatan senjata di Gaza.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

56 hari lalu

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.