Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Kerusuhan Mei

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat menggelar aksi di depan kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019. Dalam aksi tersebut, massa menolak hasil rekapitulasi Pemilu 2019 dari KPU. TEMPO/Muhammad Hidayat
Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat menggelar aksi di depan kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019. Dalam aksi tersebut, massa menolak hasil rekapitulasi Pemilu 2019 dari KPU. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

Presiden Joko Widodo semestinya segera membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kerusuhan 21-23 Mei 2019. Pengusutan oleh tim independen perlu dilakukan karena polisi tidak membongkar tuntas penyebab tewasnya sejumlah warga sipil.

Sesuai dengan temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, peristiwa yang dipicu unjuk rasa memprotes hasil pemilihan presiden itu telah menewaskan 10 warga sipil di Jakarta dan Pontianak. Sembilan orang tewas tertembak peluru tajam dan satu orang meninggal karena benturan benda tumpul. Empat orang di antaranya masih berusia anak-anak.

Komnas HAM menduga penembakan sembilan warga sipil itu dilakukan oleh orang terlatih dan direncanakan jauh hari. Temuan lainnya, anggota kepolisian diduga melakukan kekerasan terhadap sejumlah warga masyarakat sipil. Seorang korban mengaku diseret polisi di Jalan Kota Bambu Utara I, Jakarta Barat. Seorang korban lainnya diduga dianiaya polisi di Kampung Bali, Jakarta Pusat, 23 Mei lalu.

Polisi terkesan mengabaikan kasus kematian dan kekerasan terhadap warga sipil itu. Polisi lebih sibuk menangani para pelaku kerusuhan. Sebanyak 84 terdakwa yang terlibat dalam kerusuhan Mei lalu bahkan sudah mulai diadili. Adapun pelaku penembakan dan penganiayaan yang menyebabkan sepuluh orang tewas hingga kini belum terungkap.

Kita tahu, pemerintah melarang aparat TNI dan Polri menggunakan peluru tajam ketika mengamankan aksi tersebut. Aparat hanya dibekali tameng, gas air mata, dan water cannon untuk menghalau massa. Lalu, pertanyaannya: dari senjata siapa peluru tajam itu berasal? Inilah yang harus diungkap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jangan sampai kasus tersebut menguap begitu saja seperti banyak kasus kekerasan lainnya. Presiden Jokowi perlu membentuk tim independen untuk mengungkap pelaku penembakan dan penganiayaan. Tim ini harus melibatkan penegak hukum dan tokoh-tokoh yang kredibel.

Kepolisian semestinya tidak menutup-nutupi tragedi itu dengan menuduh bahwa para korban merupakan perusuh. Kalaupun tuduhan ini benar, penembakan ataupun penganiayaan tetap tidak dibenarkan. Para korban adalah warga negara yang perlu dilindungi. Artinya, pemerintah tetap berkewajiban menyeret pelaku penembakan dan penganiayaan itu ke pengadilan.

Bukan hanya kasus kerusuhan Mei yang perlu diungkap, kasus dua mahasiswa Universitas Haluoleo, Kendari, hingga kini juga masih gelap. Kedua mahasiswa itu, Randi dan Yusuf Kardawi, tewas tertembak dalam unjuk rasa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada 26 September lalu. Enam anggota kepolisian yang terbukti membawa senjata api pada saat kejadian sejauh ini hanya dikenai sanksi disiplin.

Pemerintah yang selama ini dianggap kurang peduli terhadap kasus-kasus kekerasan seharusnya berusaha membuktikan bahwa penilaian itu keliru. Presiden Jokowi semestinya pula menyadari bahwa penanganan yang tak serius terhadap kematian mahasiswa dan warga sipil tersebut telah melukai rasa keadilan masyarakat.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

6 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

49 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.