Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Salah Memahami Papua

Oleh

image-gnews
Pengungsi menunggu pesawat Hercules di Bandara Wamena, Papua, Kamis 3 Oktober 2019. Pascakerusuhan pengungsi terus berupaya keluar dari Wamena menuju Jayapura dan kampung halaman masing-masing. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra
Pengungsi menunggu pesawat Hercules di Bandara Wamena, Papua, Kamis 3 Oktober 2019. Pascakerusuhan pengungsi terus berupaya keluar dari Wamena menuju Jayapura dan kampung halaman masing-masing. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra
Iklan

PRESIDEN Joko Widodo perlu segera menyadari kekeliruannya dalam menangani Papua. Pendekatan ekonomi dan pembangunan infrastruktur saja tidak cukup. Pemerintah semestinya menghargai harkat dan martabat orang Papua sekaligus menyelesaikan sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia.

Selama ini pemerintah juga selalu mengandalkan pendekatan keamanan untuk meredam kerusuhan. Situasi yang terus memanas di Papua dalam dua bulan terakhir makin menunjukkan cara lama ini tidak efektif. Keadaan di Wamena juga belum normal kendati pemerintah telah mengerahkan polisi dan tentara setelah insiden berdarah pada 23 September lalu.

Pemerintah sebetulnya sudah menjamin keamanan penduduk Wamena. Tapi kaum pendatang tetap merasa tidak aman. Mereka masih mengalami trauma sekaligus khawatir kerusuhan serupa terulang. Serangan di Wamena telah menewaskan 31 orang-sebagian besar pendatang. Rumah dan semua harta benda mereka ludes.

Sebanyak 11.646 orang, seperempat lebih dari jumlah semua penduduk Wamena, kini harus mengungsi. Sebagian pengungsi bahkan memilih pulang kampung. Hingga pekan lalu, 2.876 orang telah pulang ke berbagai provinsi di Indonesia. Gelombang eksodus besar-besaran ini jelas menggambarkan buruknya situasi di Papua.

Banyak pemerintah provinsi dan kabupaten yang berinisiatif menjemput pengungsi asal daerahnya. Pemerintah pusat semestinya mengkoordinasi urusan ini. Upaya pemerintah daerah jangan sampai memicu sentimen kedaerahan atau kesukuan. Situasi yang masih rawan mudah memicu pelebaran pertentangan menjadi konflik agama atau suku.

Baca Juga:

Insiden Wamena hanya salah satu titik kerusuhan di Tanah Papua dalam dua bulan terakhir. Gelombang kerusuhan yang meluas di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat itu dipicu kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya pada pertengahan Agustus lalu. Pemerintah terkesan lamban mengusut kasus ini sehingga akhirnya berdampak luas. Kini pun polisi baru menetapkan beberapa tersangka kasus rasisme. Adapun tentara yang diduga terlibat dalam insiden itu hanya diberi sanksi administratif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Jokowi semestinya menangani persoalan Papua secara komprehensif agar tercipta perdamaian. Pemerintah bisa membentuk badan semacam Unit Percepatan Pembangunan Papua-Papua Barat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya, fungsinya harus diperluas untuk menangani persoalan Papua secara menyeluruh.

Pemerintah bisa merujuk pada peta jalan Papua yang dibikin Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sesuai dengan penelitian LIPI (2009), ada empat akar masalah konflik di Papua yang perlu diselesaikan: status dan sejarah politik, marginalisasi dan diskriminasi orang Papua, kegagalan pembangunan, serta kekerasan negara dan pelanggaran hak asasi manusia. Kecuali pembangunan ekonomi, rekomendasi ini tampak diabaikan pemerintah.

Ketika memperbarui hasil penelitian tersebut, dua tahun lalu, peneliti LIPI sudah mengingatkan pula munculnya gerakan kaum muda Papua yang cukup signifikan. Pemerintah juga kurang mengantisipasi hal ini. Kini Presiden Jokowi perlu lebih serius melaksanakan rekomendasi LIPI, terutama menyangkut penyelesaian kasus hak asasi manusia.

Pemerintah harus segera pula melakukan dialog dengan masyarakat Papua. Tokoh-tokoh yang diajak berdialog harus benar-benar mewakili berbagai kelompok masyarakat Papua, termasuk kelompok pro-kemerdekaan. Hanya dengan keseriusan pemerintah untuk memahami masyarakat Papua dan menyembuhkan luka lama mereka, perdamaian bisa diwujudkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.