Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Semangat Keagamaan Moderat

image-profil

image-gnews
Umat Islam berdoa di Masjidil Haram selama melaksanakan ibadah haji di kota suci Mekah, Arab Saudi 6 Agustus 2019. REUTERS/Umit Bektas
Umat Islam berdoa di Masjidil Haram selama melaksanakan ibadah haji di kota suci Mekah, Arab Saudi 6 Agustus 2019. REUTERS/Umit Bektas
Iklan

Rizky Alif Alvian
Mahasiswa Master of International Relations di School of Political Science and International Studies, University of Queensland, Australia

Label Islam "radikal" dan "moderat" semakin sering digunakan secara kurang cermat di Indonesia. Alih-alih digunakan sebagai kerangka analisis untuk mendorong praktik keagamaan yang moderat di Indonesia, label radikal dan moderat justru kerap digunakan demi kepentingan politik yang sempit. Sikap gegabah ini berbahaya bagi semangat kampanye keagamaan moderat.

Sikap gegabah dalam menggunakan label radikal tampak dalam sejumlah kasus. Dalam kasus revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), misalnya, KPK dituduh telah disusupi oleh kelompok Islam garis keras. Demonstrasi yang dimotori mahasiswa di berbagai kota di Indonesia pada beberapa pekan terakhir juga disebut ditunggangi oleh kalangan radikal.

Dalam kasus-kasus ini, label radikal telah digunakan secara strategis untuk melemahkan legitimasi dari kelompok-kelompok yang memiliki aspirasi yang bertentangan dengan kelas politik berkuasa di Indonesia. Praktik ini dapat ditemui di berbagai negara. Berbagai penelitian tentang strategi kontra-radikalisasi telah menunjukkan bahwa istilah "radikal" sering disematkan bukan pada kelompok-kelompok yang percaya terhadap tafsir keagamaan yang intoleran dan mendukung kekerasan, melainkan pada kelompok-kelompok yang berusaha mendorong perubahan politik yang substantif dan progresif (Schwedler, 2011). Dalam konteks ini, pemberian label radikal sebetulnya mencerminkan usaha kelas politik berkuasa untuk mempertahankan kekuasaannya dari upaya-upaya reformasi yang mungkin akan mengancam posisinya.

Penggunaan label radikal untuk kepentingan politik yang demikian sempit sebetulnya mengancam semangat kampanye moderasi keagamaan. Tulisan ini menyorot tiga aspek krusial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, menyempitnya ruang demokrasi. Salah satu tujuan utama dari kampanye moderasi keagamaan adalah untuk mencari titik temu antara praktik keagamaan dan demokrasi. Dalam konteks ini, moderasi keagamaan bisa dipahami sebagai upaya mendorong umat beragama untuk saling berdialog dalam kerangka demokrasi tanpa melepaskan keyakinan masing-masing. Penggunaan label radikal sebagai strategi untuk melemahkan pandangan politik alternatif karena bertentangan dengan semangat moderasi.

Kedua, melemahnya ikatan sosial dalam masyarakat. Kampanye moderasi keagamaan bertujuan untuk menciptakan masyarakat multikultur yang rukun dan solider. Ini dilakukan dengan melawan dan mentransformasi pandangan keagamaan yang eksklusif menjadi lebih inklusif. Sayangnya, misi ini akan terhambat oleh penggunaan label radikal yang sembarangan. Pasalnya, strategi labelisasi semacam itu akan membangkitkan rasa curiga yang berlebihan di antara sesama warga negara. Ini bisa berujung pada meningkatnya ketegangan atau bahkan aksi persekusi.

Ketiga, melemahnya kepercayaan publik pada kampanye moderasi. Proses ini terpantik ketika publik yang sebetulnya mendukung tujuan-tujuan moderasi keagamaan justru dicurigai sebagai kelompok yang radikal atau kurang moderat. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk berpikir bahwa kampanye moderasi keagamaan menyimpan kepentingan-kepentingan tertentu yang merugikan mereka. Imbasnya, dukungan terhadap kampanye moderasi keagamaan bisa jadi bakal melemah.

Kampanye moderasi keagamaan masih dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat yang demokratis, rukun, dan solider di Indonesia. Berbagai pihak hendaknya tidak menggunakan narasi moderasi sebagai alat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TikTok Shop dan Solusi Paceklik Pasar Tradisional

2 hari lalu

Tulisan para pedagang yang dipajang di kios mereka di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Melalui tulisan-tulisan tersebut, para pedagang pakaian meminta pemerintah menutup sejumlah e-commerce yang dinilai membuat kios mereka sepi pembeli. TEMPO/Ami Heppy
TikTok Shop dan Solusi Paceklik Pasar Tradisional

Perlindungan terhadap UMKM bisa dilakukan lewat perbaikan aturan. Poin-poin perlindungan segera masuk karena pemerintah berencana merevisi regulasi perdagangan online.


Pertumbuhan Belum Merata

6 hari lalu

Ilustrasi investasi. (Shutterstock)
Pertumbuhan Belum Merata

Anda dapat mengoptimalkan imbal hasil dan mengendalikan risiko dengan melakukan strategi investasi seperti alokasi aset dalam portfolio keuangan, diversifikasi hingga dollar cost averaging.


Main Intel Memata-matai Partai Politik

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat pembukaan Rapat Kerja Nsional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023. Rakernas Seknas Jokowi yang diikuti sebanyak 25 perwakilan DPW se-Indonesia tersebut sebagai bagian konsolidasi organisasi dalam persiapan menjelang Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Main Intel Memata-matai Partai Politik

Hanya di negara otoritarian badan intelijen menjadi alat kekuasaan.


Ujian Sejarah Bernama Munir

15 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023.
Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Ujian Sejarah Bernama Munir

Empat periode kepresidenan, kekuasaan dua orang Presiden, dan rentang waktu hampir dua dekade, ternyata tak cukup untuk menuntaskan kasus Munir.


Manajemen Adaptif Perbaikan Lingkungan dan Peran BPDLH

15 hari lalu

Warga menebar jala untuk mencari udang di kawasan hutan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Selasa 2 November 2021. Kawasan hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai rencananya akan menjadi salah satu lokasi yang akan ditampilkan kepada para pemimpin negara saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada tahun 2022 mendatang. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Manajemen Adaptif Perbaikan Lingkungan dan Peran BPDLH

Ada tiga alasan mengapa BPDLH dapat menunjang praktik manajemen adaptif program lingkungan.


Sinyal Lemah Infrastruktur Strategis Nasional

16 hari lalu

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jembatan menuju Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 21 Juli 2023. PT China Railway Group Limited (CREC) mencatat hingga Juli 2023, infrastruktur penunjang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang salah satunya merupakan Stasiun Tegalluar saat ini telah mencapai tahap penyelesaian akhir jelang peresmian. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sinyal Lemah Infrastruktur Strategis Nasional

Di negeri tetangga-masih segar dalam ingatan kita-seorang negarawan tua pernah turun gunung menyelamatkan bangsanya dari ancaman bahaya investasi Cina. Ia lebih memilih mewaspadai weak signals yang sampai padanya.


Mengusir Rocky dan Refly: Potret Kebebasan Berpendapat di Era Jokowi

16 hari lalu

Pengamat Politik Rocky Gerung usai diperiksa kasus Direktorat Tindak Pidana Umum atas kasus penyebaran berita hoaks dan fitnah di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. Pada keterangannya, Rocky mengaku mendapat 40 pertanyaan dari penyidik masih terkait alasan argumen yang dilontarkan pada Presiden Jokowi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengusir Rocky dan Refly: Potret Kebebasan Berpendapat di Era Jokowi

Karena berulang kali terjadi, sulit untuk tidak mengatakan bahwa persekusi sudah menjadi cara penguasa untuk membungkam orang-orang yang kritis dan punya pandangan berbeda.


Botol Ketemu Tutup, Muhaimin Botolnya dan Anies Tutupnya

17 hari lalu

Bacapres Anies Baswedan bersama bacawapres Muhaimin Iskandar bersziarah ke Makam Sunan Ampel dalam acara bertajuk 'Halaqoh Pemikiran Politik Sunan Ampel' di Surabaya, Sabtu 9 September 2023. Istimewa
Botol Ketemu Tutup, Muhaimin Botolnya dan Anies Tutupnya

Penyatuan 2 entitas agamis yang selama ini dianggap tidak akan pernah terjadi, ternyata pada Pilpres 2024 mendatang dapat kita saksikan.Ini menjadi euforia tak terkira dari kedua kelompok itu.


Arah Suara Nahdliyin Setelah Deklarasi Anies - Muhaimin

17 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berangkulan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) saat Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 2 September 2023. PKB menerima tawaran Partai Nasdem untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Moch Asim
Arah Suara Nahdliyin Setelah Deklarasi Anies - Muhaimin

Tak salah juga jika dikatakan suara nahdliyin masih cair. Bisa ke mana-mana. Juga tergantung calonnya.


Samsung Galaxy Z Fold5 Edisi Khusus Kolaborasi dengan Thom Browne Dirilis

17 hari lalu

Samsung Galaxy Z Fold5 rilis edisi khusus kolaborasi dengan Thom Browne. (Instagram/Samsung Indonesia)
Samsung Galaxy Z Fold5 Edisi Khusus Kolaborasi dengan Thom Browne Dirilis

Samsung Galaxy Z Fold5 Thom Browne Edition menampilkan teknologi foldable terbaru dari Samsung serta elemen desain khas Thom Browne.