Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Salah Langkah di Papua

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin, 23 September 2019. Seluruh jadwal penerbangan di Bandara Wamena dibatalkan akibat aksi tersebut. ANTARA
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin, 23 September 2019. Seluruh jadwal penerbangan di Bandara Wamena dibatalkan akibat aksi tersebut. ANTARA
Iklan

Presiden Joko Widodo harus segera mengubah pendekatan dalam menangani masalah Papua. Pertemuan dengan sejumlah tokoh Papua yang digelar pemerintah sejauh ini terkesan basa-basi dan tidak menyentuh inti persoalan. Pengerahan pasukan untuk meredam aksi rakyat Papua terbukti pula malah memperburuk situasi di sana.

Pendekatan pemerintah yang kurang pas dalam mengurus Papua menyebabkan kerusuhan kembali meletup di Wamena dan Jayapura, kemarin. Hingga hari ini tercatat sudah lebih dari 26 orang meninggal akibat bentrokan massa. Setidaknya seorang tentara juga tewas di lapangan.

Insiden itu tidak lepas dari kasus penghinaan rasial dan persekusi di asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, pertengahan Agustus lalu. Kegagalan menyelesaikan kasus ini berdampak buruk. Ratusan mahasiswa asal Papua di berbagai kota berbondong-bondong pulang kampung. Kepulangan mahasiswa itulah yang memicu bentrokan di kampus Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, kemarin. Rencana mahasiswa untuk mendirikan posko dihalangi petugas, lalu terjadilah bentrokan.

Sudah saatnya pemerintah menyadari bahwa yang dibutuhkan orang Papua adalah pengakuan atas hak dan tuntutan mereka. Kini orang Papua tidak butuh redistribusi ekonomi dan peningkatan pendapatan seperti yang dijanjikan pemerintah Jokowi. Meskipun kemiskinan di sana amat memprihatinkan, isu yang lebih urgen untuk orang Papua adalah pengembalian derajat dan martabat mereka sebagai pemilik sah tanah Papua.

Karena itu, janji manis soal pembangunan infrastruktur, pembagian triliunan rupiah dana otonomi khusus, dan gula-gula ekonomi lainnya tidak akan pernah menyelesaikan isu Papua. Begitu pula pembangunan istana presiden di Jayapura, penambahan jumlah pegawai negeri eselon satu dan dua dari Papua, serta rencana pembentukan provinsi baru di sana. Semuanya hanya menunjukkan tidak mampunya Jakarta memahami Papua.

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertemuan Presiden Jokowi dengan puluhan orang yang disebut-sebut sebagai tokoh Papua, beberapa pekan lalu di Istana Negara, sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Belakangan, tokoh-tokoh itu bahkan tidak diakui oleh pemimpin Papua sendiri.

Presiden Jokowi semestinya segera menyadari kekeliruannya dalam menangani persoalan Papua. Pemerintah seharusnya meminta maaf kepada rakyat Papua secara tulus dan berjanji mengusut tuntas kasus penghinaan rasial serta pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua selama ini. Semua kisah pemberangusan, penganiayaan, dan pembungkaman orang Papua sejak era Orde Baru harus dibuka dan diselesaikan seadil-adilnya.

Pemerintah juga harus lebih tulus dan serius dalam berdialog dengan tokoh-tokoh Papua. Kita mesti mendengarkan aspirasi semua tokoh adat, agama, intelektual, pemimpin pemuda, dan semua tokoh yang memiliki basis massa di Papua. Jangan cuma mengundang kelompok yang pro-Jakarta. Hanya dengan sikap terbuka, jujur, dan menghormati martabat orang Papua-lah pemerintah akan bisa menyelesaikan masalah Papua.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.