Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepucuk Surat Cinta untuk Hollywood

image-profil

Oleh

image-gnews
Dibintangi Leonardo DiCaprio dan Brad Pitt, Once Upon a Time in Hollywood adalah film drama komedi 2019 yang ditulis dan disutradarai oleh Quentin Tarantino. YOUTUBE/SONY PICTURES ENTERTAINMENT
Dibintangi Leonardo DiCaprio dan Brad Pitt, Once Upon a Time in Hollywood adalah film drama komedi 2019 yang ditulis dan disutradarai oleh Quentin Tarantino. YOUTUBE/SONY PICTURES ENTERTAINMENT
Iklan

             SEPUCUK SURAT CINTA UNTUK HOLLYWOOD

  

Quentin Tarantino mencoba memperlihatkan cintanya pada Hollywood justru melalui peristiwa kriminalitas paling berdarah di AS.

                                                ***

ONCE UPON A TIME IN HOLLYWOOD

Sutradara            : Quentin Tarantino

Skenario              : Quentin Tarantino

Pemain                : Leonardo DiCaprio, Brad Pitt, Robbie Margot

Inilah fantasi Quentin Tarantino yang terbaru:

Jika dalam film “Inglorius Basterds” (2009), Tarantino dengan semangat menjungkirbalikkan sejarah ( Adolf Hitler dan pasukannya tewas terbakar); maka mengapa tidak menjungkirbalikkan sebuah peristiwa kelam dalam dunia industri pop Hollywood ?

Syahdan sastrawan terkemuka Joan Didion menulis dalam sebuah esei bahwa masyarakat Los Angeles percaya periode 1960-s berakhir dengan mendadak ketika tragedi di Cielo Drive terjadi. Pada tanggal 9 Agustus 1969, Sharon Tate dan kawan-kawannya dibunuh dengan keji  oleh para pengikut Charles Manson dan mendadak segala kegiatan terhenti. Amerika menyadari bahwa peradaban mereka terganggu oleh sebuah peristiwa keji yang tak akan terlupakan.  Pembunuhan terhadap Sharon Tate, isteri sutradara Roman Polanski, yang saat itu tengah hamil 8,5 bulan beserta tiga kawannya sebegitu brutal dan kejam, taka da media saat itu yang ingin menggambarkan keadaan jenazah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peristiwa inilah yang menjadi inspirasi dari tokoh-tokoh fiktif dalam film terbaru Tarantino. Dia menciptakan dua tokoh fiktif, aktor 1960-an Rick Dalton (Leonardo DiCaprio) yang popularitasnya sedang menurun di ambang senja dan sahabat sekaligus aktor stuntman –pemeran pengganti—Cliff Booth (Brad Pitt) yang  merangkap menjadi supir dan asisten Dalton.

Kedua aktor ini, yang satu dikenal sebagai aktor terkemuka di masanya yang selalu menjadi koboi jagoan, yang lainnya selalu menjadi pemeran pengganti untuk adegan-adegan laga dan berbahaya kini sama-sama sudah mulai dilupakan. Dalton mulai diberikan peran penjahat atau bintang tamu, sementara Booth tidak disukai studio karena selalu membuat ribut dan juga reputasinya sebagai pembunuh isterinya (yang berhasil berkelit dari hukum).

Dengan cerdas Tarantino meletakkan posisi rumah Dalton tepat di sebelah aktris baru Sharon Tate (Margot Robbie). Meski sepanjang film Tarantino menceritakan kedua penghuni Cielo Drive ini dengan kisah  masing-masing dan sentuhannya pada Hollywood, Tarantino akhirnya mempertemukan mereka ada malam nahas 9 Agustus itu.

Dibanding film“Inglorious Basterds” yang menggunakan formula penjungkirbalikan sejarah, film sepanjang 2 jam 40 menit ini mengandung beberapa masalah. Pertama: durasi yang terlalu panjang yang sebetulnya lebih bisa dimampatkan. Tarantino, yang selalu memiliki kekaguman pada aktris blonda betul-betul menggunakan kamera untuk secara sengaja melakukan ‘gazing’ pada kaki jenjang dan wajah Margot Robbie, berkali-kali dan tak relevan sama sekali. Kedua, jika film “Inglorious Basterds” adalah sebuah cerita khayalan ‘what if’ yang mengumpamakan jika sekelompok relawan , yang menamakan diri Inglorious Basterds, berhasil membunuh Hitler dan para hambanya. Penonton gembira, fantasi seru , tak ada yang berduka menyaksikan adegan khayalan Hitler dan pasukannya tewas terbakar. Tetapi membuat permainan serupa pada sebuah pembunuhan keji di masa lalu sebetulnya  tak sepenuhnya etis, apalagi menyenangkan. Kisah ‘what if’ itu bukan hanya akan melukai keluarga para korban tetapi juga seluruh masyarakat Amerika yang masih guncang setiap kali teringat horor itu. Apalagi nada dari keseluruhan film yang dipanggul oleh Leonardo DiCaprio dan Brad Pitt adalah humor yang ingin menertawakan diri sendiri. Ini semua terasa ganjil ketika mereka mulai bersentuhan dengan peristifjv aembunuhan terhadap Sharon Tate dan kawan-kawan.

Belum lagi adegan fiktif pertemuan antara Booth dan aktor Bruce Lee (Mike Moh) yang bukan saja akan menjengkelkan keluarga Lee, tetapi seluruh jagat penggemar aktor kung fu pertama yang berhasil maju ke Hollywood ini. Tentu, tentu ini adalah fantasi Tarantino, bagaimana mungkin kita ‘mengadili’ fantasi? Tapi tampaknya ini memang ‘mimpi basah’ Tarantino: bahwa aktor kulit putih jauh lebih jago kung fu daripada aktor kung fu itu sendiri. Mungkin itu sebabnya jagoan kunfu di dalam film KillBill 1 dan Kill Bill 2 juga selalu diperankan oleh aktor-aktor Amerika kulit putih yang ternyata lebih jago martial-art dibanding tokoh-tokoh Asia.

Bahwa  dalam film “Once Upon a Time in Hollywood” Tarantino berhasil membangun Hollywood dan Los Angeles pada tahun 1969, lengkap dengan musik,  kostum, model rambut hingga kebiasaan merokok dan menumbuhkan rambut pada ketiak mungkin sebuah ketelitian yang perlu dipujikan. Pada dasarnya, ia tengah menulis surat cinta pada Hollywood.

Juga harus diakui Tarantino berhasil memperlihatkan bagaimana politik dan intrik dalam dunia film Hollywood dengan mudah mengangkat seseorang untuk kemudian membantingnya suatu hari.

Mungkin ini bukan karya Tarantino yang terbaik, tetapi tetap menarik untuk didiskusikan karena relevansi sosial (dan kriminalitas) yang terjadi sebagai latar belakang periodik film ini.

Leila S.Chudori'

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.