Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menakar Wacana Dialog Papua

image-profil

image-gnews
Mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin, 2 September 2019. TEMPO/Prima Mulia
Mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin, 2 September 2019. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

Letnan Jenderal (Purnawirawan) Bambang Darmono
Ketua Dewan Pembina Institute for Democracy, Security, and Strategic Studies dan mantan Kepala UP4B

Saat ini, wacana dialog Papua sedang hangat dibicarakan. Dialog memang merupakan cara yang ideal di alam demokrasi. Ada pertukaran gagasan secara timbal balik, jujur, dan terbuka sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan, disharmoni, dan konflik. Berbagai konflik dunia juga diselesaikan dengan dialog, seperti dialog pemerintah Kolombia dan pemberontak Fark, juga dialog pemerintah Nigeria dalam kasus Boko Haram. Konflik Aceh selama 30 tahun pun akhirnya diselesaikan melalui dialog.

Bagaimana dengan peluang dialog Papua? Harus dicatat, dialog hanya dapat dilaksanakan dengan prakondisi dan kondisi tertentu, baik internal maupun para pihak.

Setelah reformasi, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1999 menghendaki penyelesaian konflik di Aceh dan Papua dilakukan secara damai. Presiden Habibie, dalam dialog dengan 100 warga Papua, mengatakan, "Kalian boleh minta apa saja, yang penting jangan minta merdeka." Walaupun belum menyelesaikan permasalahan, langkah Presiden Habibie harus diapresiasi karena dialog tersebut setidaknya menjadi embrio lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.

Pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dialog juga diupayakan. Tercatat dialog dengan tokoh-tokoh gereja diselenggarakan dua kali, yaitu pada 16 November 2011 dan 1 Februari 2012. Barangkali secara jelas hanya Pak SBY yang bisa menjelaskan mengapa cuma tokoh gereja yang dilibatkan. Tapi, bagi masyarakat Papua, pastor atau pendeta adalah gembala. Perkataan dan pernyataannya menjadi referensi dan dipatuhi. Benarkah?

Saya pernah terlibat dalam berbagai upaya dialog Papua, baik sebagai bagian dari delegasi Indonesia dalam pertemuan informal maupun ditugasi Presiden SBY bersama Farid Husain dan Felix Wanggai. Kami berkomunikasi dengan kelompok-kelompok di Papua. Dari pengalaman tersebut, ada satu hal yang harus dipahami, yaitu tidaklah mudah menentukan wakil Papua dalam dialog. Padahal kepada dan di tangan merekalah kehendak dan kompromi didelegasikan.

Konferensi Damai di Universitas Cenderawasih, 5-7 Juli 2011, adalah puncak kegiatan konsultasi publik kelompok Jaringan Damai Papua (JDP). Acara tersebut merupakan upaya mencari jalan untuk mewujudkan perdamaian abadi di Tanah Papua. Diskusi berjalan panas ketika menyangkut empat hal, yaitu fasilitator, mediator, bahasa, dan syarat juru runding. Melalui proses yang alot, keempat hal disepakati, kecuali satu: siapa yang menjadi juru runding. Konferensi pun gagal.

Dalam buku Merajut Harmoni Membangun Papua, saya mencermati dan mengupas struktur masyarakat Papua. Dengan 252 suku dan gereja yang banyak, struktur masyarakat Papua tidak berbentuk kerucut atau piramida. Setiap suku di Papua bersifat otonom. Tidak ada satu pun suku yang dapat mensubordinasi suku lainnya.

Belum lagi hubungan yang rentan di antara kelompok-kelompok bersenjata yang jumlahnya tidak sedikit dan tidak satu komando: Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan kelompok yang melakukan perlawanan dari luar negeri, seperti United Liberation Movement for West Papua, West Papua National Coalition for Liberation, dan Federal Republic of West Papua. Kondisi inilah yang menjadi kesulitan utama dalam menentukan wakil Papua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pertemuan di Istana pada 1 Februari 2011, 12 tokoh gereja yang dimotori oleh pastor Neles Tebay ditantang SBY untuk menyiapkan dialog Papua. Sampai akhir masa bakti pemerintahan SBY pada 2014, tantangan itu tidak terjawab.

Demikian pula ketika Presiden Jokowi menghendaki Neles Tebay mempersiapkan dialog sektoral. Sebagian masyarakat Papua yang menghendaki referendum, seperti KNPB, justru melihat Tebay sedang menjalankan agenda Jakarta untuk terus berkuasa di Papua. Kecurigaan yang berlebihan ini bisa dipahami. Kebekuan dialog Jakarta-Papua tetap belum bisa dicairkan.

Pemerintah sebetulnya telah berupaya melaksanakan dialog dengan berbagai kelompok. Persoalannya, hambatan dialog justru selalu datang dari pihak dan kelompok yang melakukan perlawanan untuk tujuan kemerdekaan Papua. Pihak ini belum mampu menentukan wakil mereka untuk berdialog.

Kini wacana dialog muncul kembali setelah terjadi kerusuhan Jayapura. Jika dialog Aceh berhasil, mengapa Papua tidak? Satu hal yang harus dipahami, Aceh memiliki Hasan Tiro, yang mempersatukan Gerakan Aceh Merdeka. Siapa pemersatu di Papua?

Persoalan lain adalah substansi dialog. Ada kesenjangan yang sangat lebar antara Jakarta dan Papua dalam hal status politik Papua yang ditetapkan dalam Resolusi PBB 2504. Resolusi ini tidak diakui oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Status politik Papua telah berubah menjadi ideologi untuk memisahkan diri dari Indonesia. Bagi OPM, Papua merdeka sejak 1 Desember 1961, sehingga OPM hanya mau menawarkan referendum.

Kedua kondisi tersebut, yakni persoalan wakil dan substansi dialog, menciptakan jurang yang sangat lebar. Keduanya memerlukan kemauan politik dan perhatian pemerintah yang tidak business as usual. Keberanian, ketegasan sikap, dan kebijaksanaan melihat realitas persoalan yang kompleks sangat dibutuhkan.

Pemerintah harus berfokus pada penyelesaian Papua, bukan hanya menjadikannya sambilan seperti yang terasa selama ini. Harus ada upaya ekstra terhadap persoalan substansial di tengah perkembangan lingkungan strategis di luar dan dalam negeri. Hal ini dapat dilakukan hanya apabila ada lembaga yang menangani secara khusus dan membantu presiden menemukan kebijakan yang solutif serta berfungsi untuk merancang, mengkondisikan, dan mempersiapkan dialog.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.