Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pergolakan dan Otonomi Khusus Papua

image-profil

image-gnews
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Papua mengikuti aksi damai Papua Cinta Indonesia di Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin, 2 September 2019. Aksi yang diikuti warga Papua yang tinggal di Solo dan warga setempat tersebut untuk menyuarakan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia. Foto: Bram Selo Agung
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Papua mengikuti aksi damai Papua Cinta Indonesia di Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin, 2 September 2019. Aksi yang diikuti warga Papua yang tinggal di Solo dan warga setempat tersebut untuk menyuarakan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia. Foto: Bram Selo Agung
Iklan

Riris Katharina dan Poltak Partogi Nainggolan
Peneliti Senior di Badan Keahlian DPR

Mengapa setelah hampir dua dasawarsa otonomi khusus berlangsung Papua masih bergolak? Hipotesisnya, jika setiap tahun dana otonomi khusus yang mengalir dan meningkat terus sejak 2002-yang hingga 2019 dengan dana tambahan infrastruktur mencapai lebih-kurang Rp 115 triliun-telah efektif digunakan bagi pembangunan kesejahteraan, baik infrastruktur maupun sumber daya manusia, seharusnya protes generasi muda Papua terhadap pemerintah pusat dan daerah tidak perlu terus terjadi. Nyatanya, sekalipun berbagai riset tentang konflik Papua telah dilakukan, terutama yang intensif dan membumi oleh Muridan, perbaikan kebijakan otonomi khusus masih langka.

Saat ini adalah masa rawan di bumi Papua. Usia otonomi khusus Papua akan berakhir kurang dari dua tahun sehingga menjadi pertaruhan apakah kebijakan afirmatif dan murah hati itu diperpanjang atau tidak. Sukses dan murah hati untuk pihak mana akan menjadi penentu perpanjangan keputusan oleh pemerintah pusat. Logis saja, setiap manuver dukungan atau resistan kepada pusat kerap dikaitkan dengan nasib kebijakan otonomi khusus yang sangat lukratif ini.

Penolakan atas kedatangan Gubernur Lukas Enembe ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya ada hubungannya dengan persoalan otonomi khusus ini. Enembe tidak mau kehilangan kebijakan yang lukratif bagi siapa saja di Papua, terutama elite pemerintah dan birokrasi daerah.

Namun janganlah naif. Di luar mereka, ada pihak lain, termasuk kalangan pemberontak atau generasi baru, yang naif dan resistan. Orang luar Papua juga diuntungkan. Sebab, selama hampir dua dasawarsa, dana otonomi khusus itu diberikan seperti cek terbuka, yang bisa digunakan untuk apa saja, tanpa perencanaan anggaran yang baik dan saksama, juga tanpa pengawasan. Bila demikian, apakah masih pantas dikatakan sebagai sebuah kebijakan pembangunan yang afirmatif dan partisipatif?

Baca Juga:

Lalu mengapa generasi baru muda Papua memberontak dan mengamuk? Dapat diperkirakan, "efek merembes ke bawah" dari kebijakan pembangunan kapitalis yang kelihatan begitu sosialis ini amat terbatas dibandingkan dengan penderitaan rakyat Papua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hampir Rp 200 triliun telah dialirkan ke bumi Papua oleh pemerintah pusat sampai saat ini. Namun laporan riset mutakhir LIPI, CSIS, dan Katharina (2018) mengungkapkan kondisi mereka yang kian termarginalkan oleh praktik pembangunan. Mereka semakin tersudut oleh kaum migran, baik secara jumlah maupun kualitas, akibat pembangunan fisik yang membuka wilayah mereka dari keterisolasian, terutama dengan pembangunan jalan raya Trans-Papua, eksploitasi tambang dan sumber daya alam lain, pembukaan lahan secara masif, juga aplikasi model pembangunan kapitalis yang berorientasi ke pasar dunia, seperti industri kelapa sawit.

Adapun integrasi yang telah tercipta, bukan yang semu atau direkayasa, di wilayah seperti Fakfak telah membantu pemerintah daerah, terutama aparat keamanan, meredam konflik. Dengan demikian, konflik vertikal, yang sempat berkembang menjadi konflik horizontal seperti di Ambon, dapat segera diatasi.

Kehadiran kaum migran memang telah membantu dalam stabilisasi keamanan, tapi peningkatan transmigrasi, sebagaimana yang diinginkan aparat keamanan, tidak boleh dianggap sebagai solusi keamanan. Keputusan itu justru dapat menimbulkan komplikasi baru, yakni memarginalkan orang asli Papua dengan lebih luas lagi. Yang justru harus dilakukan adalah mendorong integrasi masyarakat secara alami lewat perkawinan lintas kelompok atau suku, melampaui batas-batas primordial lainnya.

Jadi, apa yang harus dilakukan pemerintah sekarang? Evaluasi otonomi khusus Papua harus dilakukan sebelum diputuskan diperpanjang pada tahun depan (2021) dengan kesediaan menerima masukan dari pemangku kepentingan yang beragam, juga kritis. Libatkan kalangan peneliti dan batasi kebijakan yang bisa memperdalam disintegrasi, seperti pembangunan fisik yang tidak kondusif dengan kapasitas orang asli Papua.

Mengeliminasi resistansi, terutama berbagai kelompok kriminal bersenjata, tidak perlu dengan kebijakan represif atau yang bisa membuat penduduk Papua justru kian termarginalkan. Membuka wilayah Papua dengan pembukaan hutan dan lahan secara masif bukan satu-satunya solusi untuk menghabisi kaum pemberontak. Segala kebijakan represif adalah tindakan yang tidak cerdas dan putus asa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

25 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.