Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keledai

image-profil

Oleh

image-gnews
Bulan purnama terlihat dari balik menara sutet pada malam Natal di Ottawa, Kanada, 24 Desember 2015. Fenomena bulan purnama saat Natal ini pernah terjadi pada 1977 dan akan terjadi lagi pada 2034. REUTERS/Blair Gable
Bulan purnama terlihat dari balik menara sutet pada malam Natal di Ottawa, Kanada, 24 Desember 2015. Fenomena bulan purnama saat Natal ini pernah terjadi pada 1977 dan akan terjadi lagi pada 2034. REUTERS/Blair Gable
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Hanya keledai yang jatuh di lubang yang sama dua kali.

Pepatah ini, dulu, sangatlah populer. Keledai itu binatang bodoh namun keras kepala. Yang pertama mempopulerkan kebodohan keledai adalah penulis Yunani pada era sebelum Masehi, Homer dan Aesop. Pepatah ini mau berpesan, janganlah seperti keledai yang tidak mau belajar dari kesalahan yang sama sehingga terulang kembali.

Sejumlah ahli hewan pun mendiskusikan hal ini di London pada akhir abad ke-20, apa betul keledai itu binatang paling bodoh? Kesimpulannya, terjadi kesalahpahaman, keledai tidaklah bodoh-bodoh amat. Maka pepatah pun dimutakhirkan (istilah ini baru saja dipakai untuk meralat kekuatan gempa di Banten) dan bunyinya menjadi: "Keledai saja tak jatuh di lubang yang sama sampai dua kali". Maksudnya, sebodoh-bodohnya orang, ia tak akan mengulang kesalahan sebelumnya.

Saya bukan dokter hewan dan tak pernah memelihara keledai, jadi tak tahu seberapa bodohnya binatang mirip domba bertelinga panjang itu. Tapi urusan mengulangi kesalahan yang sama bukankah banyak dilakukan orang? Apakah dia tersindir oleh peribahasa itu? Sebut contoh Bupati Kudus Muhammad Tamzil yang kembali dicokok KPK karena kasus jual-beli jabatan. Tamzil sudah pernah dihukum penjara karena kasus korupsi pula. Keluar penjara, ikut lagi pemilihan dan memenangi jabatan bupati itu. Lalu dilantik dan korupsi lagi. Siapa yang bodoh bak keledai? Apakah bupatinya atau KPU yang meloloskan narapidana menjadi calon bupati? Dan rakyat yang memilihnya apakah tergolong bodoh pula? Kok, memberi kesempatan kepada orang untuk tercebur di lubang yang sama?

Coba telisik kasus lebih besar yang melibatkan negara. Kebakaran hutan setiap tahun berulang kembali. Setiap tahun pula alasan kebakaran hutan itu disengaja untuk pembukaan lahan. Asapnya menyebar ke negara tetangga sampai membuat Presiden Jokowi malu besar. Nah, Presiden mengancam akan mencopot panglima tentara dan kepala kepolisian di daerah yang hutannya masih terbakar. Kasihan tentara dan polisi ini harus bertanggung jawab untuk pekerjaan yang bukan tugas utamanya. Kenapa tidak mencopot Menteri Kehutanan? Jika kasus ini dihubungkan dengan keledai, siapa yang layak disebut bodoh? Tidak belajar dari kebakaran hutan pada 2015 yang merugikan negara Rp 221 triliun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang lagi ramai adalah kasus listrik padam di sejumlah kota besar Jawa, termasuk Jakarta. Kerugian disebut-sebut Rp 1 triliun. Penyebab awalnya hanya karena pohon sengon yang rantingnya berada di kawasan magnet SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) jalur Ungaran-Pemalang. SUTET di jalur utara ini ambruk. Ada satu SUTET di jalur tengah yang seharusnya bisa dipakai sebagai cadangan untuk mengirim setrum. Kok, pas sedang dalam perbaikan.

Lho, bukankah kasus yang mirip begini pernah terjadi pada tahun-tahun lalu meski "tersangka" bukan sengon? Bukankah pelajaran berharga yang diambil adalah menyediakan selalu pembangkit cadangan, kok sekarang cadangan itu juga bermasalah? Siapa yang layak dijadikan simbol keledai di sini yang tak belajar dari kesalahan sebelumnya? Yang jelas bukan pohon sengon.

Kini, konsumen menuntut ganti rugi dan pemimpin PLN akan memotong pendapatan karyawannya untuk membayar kompensasi. Kasihan pegawai PLN yang tak tahu urusan itu. Kenapa bukan pemimpin PLN yang disuruh mundur karena jelas lalai membuat sistem keamanan menyalurkan listrik meski sengon itu penyebab awal? Atau sekalian Menteri BUMN dicopot karena banyak kasus buruk di sejumlah perusahaan negara.

Nah, di sinilah keledainya harus ditetapkan dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

21 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

42 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

52 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.