Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seberapa Kuat Ekspansi Ekonomi Amerika?

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

Tri Winarno
Pengamat Kebijakan Ekonomi

Amerika Serikat sedang menikmati ekspansi ekonomi terlama dalam sejarahnya, melampaui prestasi yang pernah dicapai selama periode 1991-2001. Berbagai indikator, seperti tingkat pengangguran, pertumbuhan upah di sektor non-pertanian, dan jumlah penawaran tenaga kerja, menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika sedang membuncah. Namun, jika dicermati lebih dalam, peningkatan upahnya hampir tidak mampu mengimbangi kenaikan biaya hidup yang dialami oleh sebagian pekerja di negeri itu. Lebih dari 4,3 juta pekerja yang menginginkan pekerjaan purnawaktu hanya mendapat pekerjaan paruh waktu.

Dapat dipastikan bahwa tatkala pasar tenaga kerja mengetat, pertumbuhan upah nominal untuk pekerja industri telah mengalami akselerasi-rata-rata meningkat lebih dari 3 persen secara tahunan dalam bulan-bulan terakhir-dengan kenaikan upah terbesar untuk pekerja terkategori upah rendah dalam persentil 20 dan 30. Masalahnya, menurut keterangan Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed), Jerome Powell, di depan Kongres, upah tidak tumbuh sekuat pada masa pemulihan sebelumnya. Menurut dia, ada ketidakselarasan antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan upah serta inflasi sehingga membingungkan para ekonom dan mempersulit kerja The Fed. Berdasarkan model standar The Fed, dibutuhkan pertumbuhan upah nominal setidak-tidaknya 3,5-4 persen atau lebih supaya konsisten dengan target inflasi 2 persen dan pertumbuhan produktivitas 1,5 persen, serta pangsa pendapatan pekerja yang stabil.

Faktanya, sejak Mei 2019, rata-rata pendapatan mingguan riil untuk kategori pekerja dengan pendapatan 80 persen ke bawah sama dengan pendapatan pada 1974. Selama 45 tahun, pekerja Amerika mengalami stagnasi upah dan diperparah oleh ketimpangan upah. Selama beberapa dasawarsa, pertumbuhan upah sangat bias ke atas sehingga upah riil kelompok quintile paling bawah mengalami penurunan dan berbeda secara akut sesuai dengan kategori etnis, ras, dan gender.

Untuk sebagian besar penduduk Amerika saat ini, tantangannya bukan masalah mendapatkan pekerjaan, melainkan mendapatkan pekerjaan yang upahnya layak untuk hidup. Ketika upah minimum federal tidak berubah hampir selama satu dasawarsa (US$ 7,25 per jam), upah minimum telah mengalami peningkatan di 18 negara bagian untuk tahun ini dan telah meningkatkan upah sekitar 5 juta pekerja. Upah minimum juga direncanakan dinaikkan lagi di empat negara bagian sampai dengan akhir tahun ini.

Selain itu, pada 2019 saja, subsidi keringanan pajak pendapatan pekerja (EITC) telah diterapkan di enam negara bagian, sehingga ada 35 negara bagian yang telah mengimplementasikannya. Selain menurunkan kemiskinan dan meningkatkan kesehatan, khususnya untuk ibu tunggal dan anak-anaknya, kebijakan EITC mampu meningkatkan partisipasi angkatan kerja masuk ke dunia kerja. Kebijakan EITC akan optimal jika dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan upah minimum, sehingga perusahaan tidak dapat membebankan biaya upah pekerja kepada pembayar pajak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

California, negara bagian dengan tingkat kemiskinan tertinggi (19 persen), telah menaikkan upah minimum pada 2019 dan akan menaikkannya secara berkala tiap tahun sampai 2023. Negara bagian itu juga akan memperluas kebijakan EITC untuk pekerja tanpa anak dan pekerja mandiri serta memberikan tambahan subsidi US$ 1.000 per bulan untuk keluarga yang mempunyai anak di bawah 6 tahun. Perluasan kebijakan tersebut akan menambah lebih dari satu juta keluarga penerima EITC.

Namun disparitas pendapatan pekerja berdasarkan geografi masih lebar. Studi McKinsey Global Institute mengindikasikan peningkatan upah akibat ekspansi ekonomi di Amerika sangat bervariasi di antarkota, antarnegara bagian, dan antarwilayah. Keuntungan dari peningkatan tenaga kerja lebih terkonsentrasi di daerah perkotaan, sedangkan penyerapan tenaga kerja di pedesaan dan kota-kota pedalaman menurun.

Penyerapan tenaga kerja di daerah perindustrian serta pedesaan di selatan, barat daya, dan barat tengah justru semakin menurun dan sekarang mengalami tingkat pengangguran yang tinggi. Kali-laki usia produktif juga kecanduan opioid, sejenis narkotik, bagi laki-laki usia produktif. Keadaan semakin memburuk karena mobilitas pekerja menurun. Pangsa pekerja dewasa yang pindah tiap tahun turun, dari 20 persen pada 1950 menjadi di bawah 10 persen saat ini. Disparitas geografis itu mendorong munculnya prakarsa untuk membuat kebijakan yang mendukung pemerataan, seperti subsidi upah yang bervariasi di tiap daerah dan pelatihan pekerja yang sesuai dengan kebutuhan wilayah.

Ekspansi ekonomi Amerika ini menunjukkan permintaan agregat yang kuat memang menjadi dasar utama penciptaan lapangan kerja. Namun pertumbuhan ekonomi yang kencang saja tidak cukup untuk memacu pertumbuhan upah yang kuat bagi mayoritas pekerja dan kurang mampu mengurangi ketimpangan pendapatan antarwilayah. Hanya kebijakan yang antisipatif, proaktif, dan strategis yang dapat melakukan tugas tersebut.

Mencermati perkembangan tersebut, ke depan, kebijakan ekonomi Amerika masih akan dipacu lebih kencang dengan berbagai instrumen kebijakan, baik moneter, fiskal, maupun industri. Dalam waktu dekat, agar ekspansi ekonominya tetap kuat, kebijakan moneternya akan lebih dilonggarkan dan ada serangkaian penurunan tingkat bunga The Fed. Kebijakan tersebut akan kondusif bagi kinerja perekonomian global. Kini saatnya negara-negara berkembang mengikuti langkah Amerika agar perekonomiannya dapat melaju lebih kencang lagi.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

4 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menunjukkan mobil listrik saat diluncurkan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020. Kendaraan dinas pejabat Kementerian Perhubungan resmi berganti dari yang berbahan bakar fosil menjadi bahan bakar listrik. ANTARA/Sigid Kurniawan
Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

Mobil listrik untuk pejabat dan operasional Kementerian dan lembaga tidak perlu dan percuma. Bisa menambah kemacetan.


Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

9 hari lalu

Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

Para peniru dan penebar kabar bohong itu nekat membuat tanda verifikasi yang menyerupai verification badge asli yang dibuat oleh platform media sosial.


Pesta Selebritas di Partai Politik

11 hari lalu

Artis dan presenter Aldi Taher sempat didiagnosa memiliki kanker kelenjar getah bening. Benjolan kanker yang sempat bersarang di leher Aldi Taher telah hilang setelah melakukan rangkaian pengobatan dan kemoterapi. Dok.Tempo/ Agung Pambudhy
Pesta Selebritas di Partai Politik

Jangan hanya melihat popularitas calon legislator, tapi perhatikan rekam jejak mereka secara utuh. Kita sedang memilih mereka yang mampu memperjuangkan hak-hak rakyat dalam lima tahun mendatang


Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

11 hari lalu

Ilustrasi hutan pinus. dok.TEMPO
Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

Keanekaragaman hayati mampu menjadi benteng pertahanan perubahan iklim dan mengawal pemerintah dalam upaya menguatkan komitmen melindungi Bumi.


Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

12 hari lalu

TikToker, Bima Yudho Saputro yang viral setelah membuat video berjudul Alasan Lampung Gak Maju-Maju. Foto: TikTok/@Awbimaxreborn
Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

Respons kritik dengan verifikasi. Jika kritik di media sosial itu terbukti salah, bantahlah di media yang sama.


Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

13 hari lalu

Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

Dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan. Hal ini tercermin dari peringkat pendidikan negara-negara di dunia.


Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa

14 hari lalu

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian RI, Taufiq Bawazier pada acara Kick Off di Beerhall, SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 28 November 2022. (Foto: TEMPO/ Kholis Kurnia Wati)
Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa


Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

17 hari lalu

Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

Yandri memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kecamatan Petir Kabupaten Serang, Banten.


Sesat Klaim Janji Investasi

17 hari lalu

Pekerja beraktivitas di lokasi proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 28 Februari 2023. Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Sesat Klaim Janji Investasi

Komitmen pendanaan transisi energi melalui skema JETP masih terkatung-katung. Pemerintah sebaiknya introspeksi.


Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

17 hari lalu

Hendrik Dikson Sirait
Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

Omong-omong, aku senang melihat fotomu yang ditaruh di depan pusara. Kau tersenyum. Rapi dalam balutan jas dan dasi. Badanmu berisi. Mirip aku jugalah.