Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tahu Diri

image-profil

Oleh

image-gnews
Pilkada Serentak
Pilkada Serentak
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Punya ambisi itu boleh, tapi harus tahu diri. Petuah bijak ini lagi ramai diucapkan tatkala mulai terjadwal pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan tahun depan. Masih jauh, tapi mulai panas. Maklum, rakyat rupanya tak bosan dalam urusan politik memilih pemimpin ini. Sejumlah bupati dan wali kota harus dipilih pada 2020 nanti, termasuk di daerah saya.

Ada yang menggadang-gadang mantan direktur utama BUMN untuk menjadi calon bupati di daerah saya. Dianggap sukses. Pengalaman, wawasan, kepemimpinan, dan seterusnya sudah dipastikan lebih unggul dari calon yang tersedia. Apakah sang mantan direktur utama BUMN itu bakal sukses? "Tahu dirilah," sejumlah orang mencemooh. Apa yang harus diketahui? Ya, dirinya tak punya partai, tak punya cantelan ke pemimpin partai. Tak dikenal pula oleh rakyat pedesaan.

Syarat untuk menjadi bupati atau wali kota adalah dicalonkan oleh partai. Memang bisa calon perorangan alias independen, tapi sulit menang. Sebab, saat kampanye, kader partai di desa-desa akan berbuat habis-habisan untuk menggaet suara rakyat. Partai memang bisa mencalonkan yang bukan kader, tapi calon itu harus populer. Lebih bagus lagi, sudah populer, keluarga pejabat pula.

Fenomena ini yang memunculkan orang populer seperti Gibran Rakabuming diincar menjadi calon Wali Kota Solo. Maklum, ayahnya adalah Jokowi, presiden republik ini. Bobby Nasution dilirik Partai Golkar untuk menjadi calon Wali Kota Medan karena Jokowi adalah mertuanya. Siti Nur Azizah siap dicalonkan menjadi Wali Kota Tangerang Selatan karena ayahnya, Ma’ruf Amin, wakil presiden terpilih. Mereka sudah memiliki modal besar.

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika ditarik ke level yang lebih tinggi, misalnya, dalam perebutan kursi kabinet, petinggi partai berlomba mencalonkan kadernya. Bahkan keluarga petinggi partai itu sendiri, meski memakai teknik orang lain yang menyampaikan. Di keluarga Megawati, ada Prananda Prabowo yang mau diorbitkan. Di keluarga Surya Paloh, ada anaknya, Prananda Paloh. Bahkan Ketua Umum Perindo Hari Tanoe memperkenalkan putrinya, Jessica Herliani. Semua partai koalisi pengusung Jokowi ramai-ramai menyodorkan kader. Sampai ada nada peringatan dari petinggi partai besar agar partai gurem, yang tak lolos ke parlemen, tahu diri untuk tidak mencalonkan menteri. Padahal, kalau semua tahu diri, Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif tak perlu disodor-sodorkan nama.

Perlukah mengukur tahu diri itu? Gibran Rakabuming mungkin tahu diri bahwa dirinya tak punya pengalaman apa-apa menjadi pejabat publik. Dengan demikian, ketika dimintai tanggapan soal hasil survei di Solo itu, dia hanya menjawab plonga-plongo: "Lihat saja nanti." Begitu pula Bobby Nasution yang harus konsultasi dulu dengan keluarganya. Namun Siti Azizah menyatakan siap. Azizah rupanya tahu diri bahwa dia punya kemampuan karena selama ini sudah menjabat di Kementerian Agama, walau faktor ayahnya sangat penting.

Tak ada larangan seorang anak pejabat menjadi pejabat. Sudah ada bupati yang digantikan anaknya, bahkan oleh istrinya. Sistem dinasti sudah semakin subur di negeri ini. Bukan karena kita kekurangan calon pemimpin, melainkan perjalanan demokrasi kita baru sebatas itu. Partai politik sebagai pencetak pemimpin juga sudah dikelola dengan gaya dinasti. Kongres partai pun mengukuhkan itu.

Tinggallah kita berharap calon pemimpin itu tahu diri, apa mereka mampu menjalankan tugasnya. Lebih penting lagi masyarakat harusnya betul-betul tahu diri jika memilih pemimpin. Cobalah lirik-lirik kolam yang lain, jangan cari katak di kolam yang itu-itu saja.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.