Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Langkah Akurat Menyelamatkan Muamalat

Oleh

image-gnews
Bank Muamalat. TEMPO/Dinul Mubarok
Bank Muamalat. TEMPO/Dinul Mubarok
Iklan

PEMERINTAH semestinya tidak perlu mengintervensi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan demi menyelamatkan Bank Muamalat. Penentuan nasib bank tak boleh berdasarkan kebijakan afirmatif karena justru akan menciptakan industri perbankan yang tak sehat. Risiko moral penyelamatan perusahaan keuangan yang bermotif politik bisa menyebabkan masalah lebih besar di masa depan.

Untuk ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir, Bank Muamalat gagal menambah modal dari penerbitan saham baru alias rights issue. Menurut OJK, bank syariah yang mulai beroperasi pada 1991 itu memerlukan dana Rp 4-8 triliun agar sehat. Meskipun sudah ada investor yang bersedia menyuntikkan dana, OJK tak kunjung memberi lampu hijau. Pada rencana rights issue terakhir, OJK menganggap skema tukar guling aset menjadi surat berharga oleh Bank Muamalat untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah (non-performing financing) tak bakal menambah modal, tapi hanya mengkinclongkan laporan keuangan.

Masalah yang terjadi sekarang tidak hanya disebabkan oleh melemahnya sektor riil yang menjadi ceruk bisnis Bank Muamalat seperti alasan perusahaan, tapi juga karena manajemen risiko yang lemah. Sejumlah investasi yang dibiayai Muamalat mengalami kegagalan. Akibatnya, pembiayaan bermasalah menumpuk. Pada 2015, pembiayaan macet mencapai 7,11 persen dengan nominal Rp 2,89 triliun. Ini melebihi ambang batas yang dipatok OJK.

Saat itu, perusahaan merogoh Rp 303 miliar untuk menghapus buku (write-off). Setahun kemudian, untuk menurunkan pembiayaan macet yang tersisa, Muamalat kembali mengeluarkan Rp 683 miliar untuk melakukan keputusan serupa. Setelahnya memang pembiayaan bermasalah tinggal Rp 1,14 triliun. Tapi kebijakan hapus buku itu membuat Muamalat megap-megap. Pada September 2017, rasio kecukupan modalnya turun menjadi 11,58 persen-pas banderol dengan batas minimal yang diizinkan menurut ketentuan OJK.

Manajemen tak belajar dari krisis ekonomi 1998. Seolah-olah kokoh, Bank Muamalat ternyata keropos setelah penopangnya, Soeharto, jatuh. Kredit macet di bank ini mencapai lebih dari 60 persen. Terungkap juga fakta bahwa Bank Muamalat rugi hingga Rp 105 miliar. Muamalat selamat setelah dana asing masuk melalui bantuan Islamic Development Bank.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah aksi korporasi urung dijalankan karena tak mendapat restu OJK, manajemen Bank Muamalat disebut-sebut meminta bantuan Istana agar mempengaruhi keputusan OJK. Langkah ini jelas tidak patut. Walau calon wakil presiden Ma’ruf Amin adalah petinggi Majelis Ulama Indonesia, Presiden sudah semestinya tak usah menggubris permintaan cawe-cawe itu. Tak perlu khawatir krisis Muamalat akan menular ke bank lain karena bank ini belum tentu termasuk bank sistemik.

Apa yang terjadi pada 1998 dan sekarang semestinya menjadi peringatan bagi pemerintah bahwa urusan perbankan sebaiknya diselesaikan secara profesional dan mengikuti aturan bisnis. Pemaksaan penyelesaian secara politik justru bakal memunculkan masalah runyam di kemudian hari.

Biarlah proses penambahan modal Muamalat terjadi secara alamiah. Toh, Al Falah Investments yang dibentuk Ilham Habibie, putra Bacharuddin Jusuf Habibie, yang berperan dalam pendirian bank ini, sudah menyatakan menjadi pembeli siaga 50,3 persen saham Muamalat senilai Rp 2,2 triliun. Sejauh ini, Al Falah yang terlihat serius masuk ke Muamalat. Asalkan prosesnya tak menyalahi aturan, penambahan modal tersebut tak menjadi masalah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

7 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

28 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


30 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

36 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

40 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

55 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

56 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.