Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berebut Mengurus BUMN

Oleh

image-gnews
Menteri BUMN Rini Soemarno menyapa masyarakat dan pegawai BUMN saat Festival Link Acara di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad, 7 April 2019. Festival ini bertujuan mendorong sinergi antar BUMN dalam semangat
Menteri BUMN Rini Soemarno menyapa masyarakat dan pegawai BUMN saat Festival Link Acara di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad, 7 April 2019. Festival ini bertujuan mendorong sinergi antar BUMN dalam semangat "one nation, one vision, one family for exellence". ANTARA/Zabur Karuru
Iklan

MUMPUNG belum kebacut, Presiden Joko Widodo perlu mengkaji lagi penataan badan usaha milik negara. Konsep superholding yang kini mulai dirintis berpotensi memperburuk tata kelola perusahaan pelat merah. Jokowi juga harus mencari figur yang benar-benar kompeten dan profesional untuk memimpin Kementerian BUMN posisi yang menjelang periode kedua pemerintahan Jokowi mulai menjadi rebutan.

Kalangan partai politik penyokong Jokowi mengincar kursi Menteri BUMN lantaran amat strategis sekaligus memiliki wewenang besar. Mewakili negara sebagai pemegang saham mayoritas, sang menteri bisa kapan saja mengangkat dan mencopot direksi perusahaan di bawahnya. Ia pula yang mengendalikan kebijakan strategis sekaligus mengawasi semua perusahaan milik negara dengan total aset mencapai Rp 8.207 triliun.

Mengingat pentingnya posisi itu, Presiden Jokowi semestinya tidak berkompromi dengan pihak mana pun dalam memilih pengganti Menteri BUMN saat ini, Rini Soemarno. Ia harus menempatkan figur yang sanggup mewujudkan tata kelola yang baik serta mencegah korupsi di perusahaan negara. Selama ini, BUMN selalu menjadi bancakan banyak pihak, termasuk para politikus. Praktik kotor itu pun masih merajalela di periode pertama pemerintahan Jokowi.

Skandal bekas Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara, Sofyan Basir, merupakan salah satu contoh. Ia dijerat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada April lalu karena "bermain-main" dengan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Riau-1. Sofyan diduga menerima suap miliaran rupiah dari pengusaha Johannes Kotjo yang menggarap proyek listrik itu. Kasus suap ini juga melibatkan politikus Golkar, Idrus Marham dan Eni Saragih, yang telah diadili dan dijebloskan ke penjara.

Kasus suap mencuat pula di PT Pupuk Indonesia. Maret lalu, manajer pemasaran perusahaan ini dijaring KPK karena diduga menyuap anggota Fraksi Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat, Bowo Sidik Pangarso, untuk memuluskan bisnis perusahaan. Sebelumnya, anggota direksi PT Krakatau Steel ditangkap lantaran menerima uang pelicin dari rekanan perusahaan ini. Sepanjang 2004-2018, KPK telah menyidik kasus korupsi di 56 perusahaan negara dan daerah di seluruh Indonesia.

Fenomena itu memperlihatkan pula buruknya pengawasan dan tata kelola perusahaan negara. Prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam mengelola BUMN kerap ditabrak. Padahal aturan mengenai tata kelola perusahaan negara yang baik sudah lama dibuat, bahkan sebelum era Jokowi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Skandal laporan keuangan PT Garuda Indonesia merupakan contoh mutakhir soal kacaunya tata kelola perusahaan negara. Perusahaan publik ini mengakali laporan keuangan perusahaan agar terlihat positif atau tidak rugi. Hasil sebuah kontrak jangka panjang selama 10 tahun dimasukkan seluruhnya ke laporan keuangan 2018. Padahal pendapatan dari hasil kontrak itu dibayar secara bertahap sesuai dengan pengerjaan proyek pada masa kontrak. Menteri BUMN semestinya tidak membiarkan akal-akalan seperti ini.

Di tengah kondisi BUMN seperti itu, konsep superholding yang digembar-gemborkan Jokowi justru menimbulkan rasa cemas. Konsep ini berpotensi mengubur prinsip tata kelola di perusahaan negara yang menjadi anak superholding—ibarat menyembunyikan sampah di bawah permadani. Publik bakal sulit mengawasinya sehingga perusahaan negara bisa makin menjadi sapi perahan para politikus dan penguasa.

Tak cuma perlu berhati-hati dalam urusan superholding, Presiden Jokowi juga perlu meluruskan visi pengembangan BUMN. Menata, membesarkan, apalagi menyehatkan, perusahaan negara jelas perlu. Pertanyaannya, seberapa jauh negara akan berbisnis? Jika perusahaan negara merajai hampir semua sektor usaha, dari perbankan, pertambangan, infrastruktur, hingga perkebunan, peran swasta justru akan mengerut.

Peran perusahaan negara semestinya tetap mengacu pada konstitusi: menguasai cabang-cabang produksi yang benar-benar penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. BUMN seharusnya memprioritaskan sektor yang memiliki fungsi sosial yang tinggi, seperti listrik, air minum, dan transportasi. Peran perusahaan negara yang terlalu besar dalam perekonomian justru akan menjadi monster yang mencekik sektor swasta.

Meluruskan arah penataan perusahaan negara dan memilih figur yang tepat untuk memimpin Kementerian BUMN adalah dua hal yang berkaitan. Presiden Jokowi semestinya memilih figur yang mampu menata BUMN sesuai dengan amanat konstitusi. Menteri BUMN periode mendatang juga harus sanggup mencegah korupsi di perusahaan negara—bukan malah menjadi bagian dari praktik kotor itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

18 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

49 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.