Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendukung Jurnalisme Bermutu

image-profil

image-gnews
12 pemenang Penghargaan Jurnalisme Data 2019 diumumkan. Kredit: Maro Kouri/Protagon
12 pemenang Penghargaan Jurnalisme Data 2019 diumumkan. Kredit: Maro Kouri/Protagon
Iklan

Ignatius Haryanto
Pengajar Jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara

Survei terbaru yang dikeluarkan oleh Reuters Institute, Digital News Report 2019, menyatakan ada kenaikan atas tren pembaca yang mau menyisihkan uangnya (mendaftar, berlangganan, dan berdonasi) untuk berita yang mereka baca via Internet. Pertumbuhan jumlah pembaca yang mau membayar tersebut naik tinggi di beberapa negara Skandinavia, seperti Norwegia (34 persen) dan Swedia (27 persen). Adapun di Amerika Serikat naik 16 persen.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa secara global, kesadaran pembaca yang rela menyisihkan uangnya untuk membaca berita yang baik semakin tinggi. Berita yang baik atau bermutu ini berbeda dengan berita-berita yang mudah tersebar di Internet, yang umumnya mengejar clickbait atau berita-berita sensasional.

Reuters Institute melakukan survei terhadap 75 ribu orang di 38 negara. Hal itu merupakan suatu kerja raksasa walaupun lebih berfokus pada perkembangan negara-negara di Eropa. Negara-negara Asia yang disurvei adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan Australia. Ini adalah tahun kedelapan Reuters Institute bekerja sama dengan Oxford University untuk membuat laporan tahunan tersebut.

Mengaitkan fenomena di Indonesia dengan fenomena global ini, kita melihat sudah waktunya pembaca mau merelakan uangnya-yang mungkin seharga segelas kopi di gerai kopi terkenal-untuk berlangganan media yang ia percaya. Dengan kata lain, jika pembaca telah menyisihkan uangnya untuk berlangganan, ia sudah mendukung pertumbuhan jurnalisme yang bermutu.

Pertengahan Mei lalu, majalah Tempo, yang mengungkap hasil investigasi di balik kerusuhan pasca-pemilihan presiden 2019, hilang di pasaran. Tak lama kemudian, masyarakat mendapat laporan Tempo itu dalam bentuk file PDF. Laporan ini pun menyebar dengan cepat lewat media sosial seperti WhatsApp. Memang insiden ini disayangkan. Banyak anggota masyarakat yang tak sadar bahwa berbagi dan menyebarkan PDF laporan Tempo tersebut sebenarnya adalah bentuk pelanggaran hak cipta. Sudah seharusnya pembaca mau membayar untuk konten bergizi tersebut.

Digital News Report 2019 memberikan suatu catatan bahwa pembaca punya kecenderungan mau berlangganan pada satu media yang ia percaya. Mereka tak mau banyak berlangganan media. Ini fenomena yang disebut subscription fatigue (kejenuhan berlangganan).

Ada satu pertanyaan hipotesis yang diajukan kepada para responden survei ini: "Jika Anda berkesempatan untuk berlangganan satu media tahun depan, apa yang Anda pilih?" Responden menyebut "media berita" sebagai pilihan kedua. Apa pilihan pertamanya? "Langganan video streaming". Hanya 7 persen responden berusia di bawah 45 tahun dan 15 persen responden berusia di atas 45 tahun yang memilih langganan media berita sebagai jawaban pertama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wacana mendukung jurnalisme bermutu dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan spektrum usulan yang sangat luas, seperti ide funding journalism (jurnalisme yang didorong oleh kerja sama dengan sejumlah sponsor atau yayasan nirlaba), state funding (bantuan dari negara), dan memperlakukan informasi bermutu sebagai public goods (barang yang memiliki nilai kepentingan publik) sehingga perlu disokong, disumbang, dibantu, dan seterusnya.

Tak mudah mencari formula yang pas untuk mendukungnya, tapi paling tidak lini terdepan untuk mendukung jurnalisme adalah para pembacanya. Jika pembaca rela menyisihkan uangnya untuk mendapatkan berita yang dapat dipercaya, dengan jumlah minimum tertentu, jurnalisme bermutu bisa diselamatkan.

Sumber pendapatan media lain, seperti iklan, juga mengalami perubahan mengikuti perubahan pola pembaca mengkonsumsi atau mengakses media. Sementara itu, sejumlah media pun menggelar aneka kegiatan di luar penerbitan dengan mengadakan sejumlah kegiatan yang mengumpulkan kerumunan untuk mendapatkan pemasukan.

Tak ada pola baku yang bisa diambil alih begitu saja dari pengalaman di tempat-tempat lain. Namun, dengan terus mencermati perkembangan, berinovasi, dan meneliti dampak inovasi dan terobosan, suatu saat media akan menemukan model bisnis tersendiri yang cocok untuk dirinya.

Laporan Reuters Institute juga memberikan peringatan bahwa hanya pihak tertentu yang kemudian menggaet kepercayaan publik dan akan berjaya dengan kesuksesannya. Artinya, terlalu banyak pemain dalam pasar yang sama pada akhirnya hanya menyisakan nama-nama besar yang bertahan.

Terlepas dari masalah itu, mari kita mulai semakin menghargai jurnalisme yang bermutu, karena jurnalisme bermutu akan membuat kita, para pembaca, dapat mengetahui situasi di sekitar kita dengan lebih tepat karena didasari informasi yang akurat dan independen. Jurnalisme yang bermutu juga menguak hal-hal yang selama ini ditutup-tutupi dan jurnalisme semacam ini tetap akan menjadi institusi kontrol sosial yang efektif dalam sebuah negara yang demokratis.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Pimpin Ambon, Wattimena Berhasil Lantik Sejumlah Raja Defenitif

22 Mei 2024

Pimpin Ambon, Wattimena Berhasil Lantik Sejumlah Raja Defenitif

Pemkot tidak melakukan intervensi dalam proses penetapan raja.


IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 Mei 2024

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

24 April 2024

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


1 April 2024


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

26 Maret 2024

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.