Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Keluarga ISIS dan Dilema Indonesia

image-profil

image-gnews
Ratusan mantan kombatan Negara Islam Irak dan Suriah asal Indonesia dan keluarganya terlunta-tunta di penjara dan kamp pengungsian. Wartawan Tempo menemui mereka dan menembus Raqqah, Suriah, ibu kota ISIS yang kini porak-poranda.
Ratusan mantan kombatan Negara Islam Irak dan Suriah asal Indonesia dan keluarganya terlunta-tunta di penjara dan kamp pengungsian. Wartawan Tempo menemui mereka dan menembus Raqqah, Suriah, ibu kota ISIS yang kini porak-poranda.
Iklan

Destika Cahyana
Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian DPP GEMA Mathla’ul Anwar

Indonesia menghadapi dilema. Keluarga kombatan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia terlunta-lunta di kamp pengungsian Suriah. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Haruskah pemerintah Indonesia memulangkan mereka? Siapa yang bertanggung jawab atas masa depan anak-anak yang tak berdosa itu? Dapatkah Indonesia memainkan peran strategis seiring dengan posisinya saat ini sebagai pemimpin Dewan Keamanan PBB?

Hukum internasional jelas mengatur bahwa negara asal yang harus mengurus serta tak boleh ada satu pun manusia di muka bumi yang tak berkewarganegaraan (stateless). Namun haruskah Indonesia meminta secara resmi kepada Otoritas Kurdi untuk memulangkan pengungsi ke Indonesia?

Di sisi lain, mereka, orang-orang dewasa, pergi secara sukarela meninggalkan Indonesia karena memimpikan kekhalifahan ISIS. Mereka juga telah terang-terangan menganggap pemerintah Indonesia sebagai tagut yang tak layak ditaati. Anak-anak hanya menjadi korban karena mengikuti pilihan orang tuanya.

Tentu kita semua harus bersepakat dulu bahwa orang dewasa yang betul-betul menjadi kombatandari mana pun negara asalnyadiproses pengadilan internasional. Mereka jelas melakukan kejahatan perang dan kemanusiaan di Suriah. Namun, untuk keluarga kombatan, terutama anak-anak, pemerintah Indonesia idealnya tetap bertanggung jawab terhadap masa depan mereka. Pemerintah idealnya mengambil anak-anak dari kamp pengungsian sekaligus membebaskan mereka dari belenggu pemikiran ekstremis dan radikal orang tuanya.

Tanpa peran pemerintah negara asalnya, anak-anak keturunan "para pengejar mimpi ISIS"seperti istilah yang ditulis Tempo (2019)dapat menjadi bom waktu. Mereka akan tumbuh tanpa pendidikan yang benar dan tepat sehingga berpeluang terpapar informasi keliru yang dapat menyuburkan dendam. Anak yang tumbuh dengan dendam akan menjadi bibit kekerasan pada masa depan. Siklus kekerasan karena dendam ini harus diputus. Sejarah membuktikan, siklus kekerasan dapat terjadi dari generasi ke generasi serta sulit diputus.

Pemerintah Indonesia, melalui Komite Kontra Terorisme (CTC) di Badan Keamanan PBB, dapat menginisiasi upaya mencegah bom waktu tersebut melalui sinergi dengan organisasi PBB lain. Sebut saja dengan UNICEF, UNESCO, ataupun UNWOMAN, yang telah memiliki instrumen dan pengalaman dalam memulihkan dan mengangkat kehidupan perempuan dan anak-anak yang kehidupannya kurang beruntung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah juga dapat mensinergikan organisasi-organisasi PBB tersebut dengan sejumlah organisasi massa Indonesia yang telah terbukti berhasil menyemai pemikiran inklusif pada anak-anak. Organisasi seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Mathla’ul Anwar, Pramuka, dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia dapat diajak untuk berpartisipasi menyemaikan pemikiran inklusif. Internalisasi pemikiran inklusif, yang merupakan antitesis pemikiran eksklusif, merupakan cara untuk membendung pemikiran eksklusif yang menjadi embrio tindakan radikal dan ekstrem, yang dapat berujung pada terorisme yang anti-kemanusiaan.

Nahdlatul Ulama, dengan ribuan pesantren di seluruh pelosok Indonesia, dapat dilibatkan untuk mendidik anak-anak keluarga kombatan ISIS. Pesantrennya telah terbukti mampu melahirkan santri-santri yang memegang teguh nilai-nilai tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), sekaligus tetap i’tidal (tegak lurus) dalam memegang prinsip-prinsip yang diyakini.

Model pendidikan pesantren juga memungkinkan proses pendidikan anak terpisah dari orang tuanya karena mereka memang harus bermukim di pesantren setempat. Dengan demikian, anak-anak kombatan ISIS dapat dipisahkan dari ibunya, yang mungkin masih memiliki pemikiran radikal. Pemisahan tersebut dapat memungkinkan pemulihan anak dan pemulihan orang tua berlangsung secara terpisah.

Demikian pula dengan Muhammadiyah dan Mathla’ul Anwar dengan lembaga pendidikan modern di berbagai belahan Nusantara yang telah terbukti melahirkan siswa-siswa muslim yang berpikiran maju. Sementara Pramuka dapat memfasilitasi anak-anak belajar nilai-nilai kebangsaan dengan keterampilan-keterampilan yang khas. Terakhir, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia dapat mendampingi proses pendidikan itu.

Sinergi PBB dan organisasi nasional di Indonesia dapat menjadi model untuk menumbuhkan anak-anak generasi Islam yang meyakini bahwa pada era modern perlu dikembangkan tiga pilar persaudaraan yang setara: ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia). Bila mampu memainkan peran strategis di atas, Indonesia telah berhasil keluar dari dilema ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.