Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hamzah

image-profil

Oleh

image-gnews
Iklan

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu

AMIR Hamzah menulis di tahun 1930-an. Sajaknya menghadap Tuhan, dan menyebut-Nya "ganas", "cemburu", seakan-akan men-"cakar". Kiasan itu tak lazim, tapi puisi itu beredar. Sang penyair tak digeruduk. Ia tak dicurigai sebagai penista agama, tak pula dikafirkan. Ia dibaca: sastrawan yang paling religius, dengan karya paling indah di zamannyadengan puisi yang tetap menggetarkan orang sejak masa Pujangga Baru sampai dengan hari ini.

Amir Hamzah hidup di era pra-FPI, pra-MUI, pra-takfiri, pra-paranoia.

Ia saksi (juga Chairil Anwar di pertengahan 1940-an) bahwa Indonesia pernah punya satu periode yang pendek tapi berarti, ketika ketegangan antara sastra dan agama tak membuat penyair gentar, gagu, tenggelam.

Pernah ada masa Hamzah Fansuri, penyair dan sufi Aceh, di abad ke-17. Pada suatu hari di tahun 1637, sekitar setengah abad setelah sang sufi wafat di Mekah, ribuan kitab karyanya dan risalah yang membawakan pandangannya dibumihanguskan di halaman masjid raya Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Seorang ulama yang berpengaruh, Nuruddin ar-Raniri, memutuskan bacaan itu "kafir yang zindiq".

Baca Juga:

Dengan kata lain: dikutuk.

Sang pengutuk, Ar-Raniri, bukan orang Aceh. Ia datang dari Gujarat, India, di tahun 1637. Meskipun tak sampai 10 tahun tinggal, ia ulama penting di istana Sultan Iskandar Tsani (1636-1641).

Seperti diceritakan Oman Fathurrahman dalam telaahnya, "Sejarah Pengkafiran dan Marginalisasi Paham Keagamaan di Melayu dan Jawa" (2011), sejak tiba di Aceh, Ar-Raniri sudah menampik pandangan Hamzah Fansuri dan pengikutnya. Mereka, katanya, kaum "wujudiyyah yang mulhid lagi zindiq"sesat, kafir, harus disingkirkan.

Dengan fatwa "kafir" dan "sesat", dengan dukungan Sultan Iskandar Tsani, Ar-Raniri pun memberangus. Korban berjatuhan, "Dengan sangat tragis," kata Oman Fathurrahman. Ar-Raniri sendiri menggambarkannya dalam bukunya yang ia tulis dalam prosa Melayu yang kaku, Fath al-Mubin: "Maka disuruh oleh raja bunuh akan mereka itu, dan disuruhnya himpunkan segala kitab karangan guru mereka di tengah medan masjid yang bernama Baiturrahman...."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang pelancong Inggris, Peter Mundy, datang ke Aceh beberapa bulan setelah para penganut wujudiyyah dieksekusi. Ia mencatat kesaksian tentang kekejaman yang terjadi: seperti Inkuisisi Gereja Katolik di Spanyol di akhir abad ke-15, penguasa agama Aceh dan Sultan Iskandar Tsani membakar "para sesat" hidup-hidup.

"Sesat", "kafir", "zindiq"kita tahu cap macam itu selamanya datang dari ortodoksi agama. Ortodoksi dibangun dari hasrat menegakkan satu klaim kebenaran sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai pendapat dan perilaku. Menjadi "satu-satunya" perlu kekuatan epistemologis tentang apa yang dianggap "benar", juga kekuasaan politik. Dengan itu pemegang ajaran "menyucikan" doktrin, membasmi pikiran dan perilaku yang "menyimpang". Seperti kata Talal Asad dalam The Idea of an Anthropology of Islam, ortodoksi bukan "semata-mata satu bangunan pendapat, tapi satu hubungan tersendirihubungan kekuasaan".

Hubungan kekuasaanjuga hubungan kekuasaan dengan bahasa. Permusuhan kepada puisi Hamzah Fansuridan kepada paham wujudiyyahtumbuh dari sikap yang risau menghadapi metafor. Ortodoksi menafikan bahasa yang polisemik, waswas akan puisi yang hidup dalam kekayaan makna.

Cukup dikenal bahwa Hamzah Fansuri, sufi dari wilayah kepulauan ini, mengibaratkan Tuhan seperti bahr al-‘amîq, "laut yang dalam". Ia ingin berbicara tentang sesuatu yang maha-tak-terjangkau. Seorang teman menunjukkan kepada saya bagaimana dengan cemerlang Hamzah Fansuri menjelaskan perumpamaan itu dalam Asrâr al-`Ârifîn fî Bayân `Ilm al-Sulûk wa al-Tawhîd: baginya, hubungan antara alam dan Tuhan begitu akrab. "Laut tiada bercerai dengan ombaknya, ombak tiada bercerai dengan laut." Dalam pertautan itu tak berarti Tuhan ada di dalam alam, ataupun di luarnya. Tuhan tak bertempat. Ia tak terhingga.

Di sini kita ingat pandangan sufistik Ibnu Arabi: alam adalah tajalli. Pada samudra, angkasa, benda-benda, dan manusia, Allah memancarkan yang menakjubkan dari Wujud-Nya. Ar-Raniri salah ketika ia menyimpulkan ajaran macam itu berarti percaya "al-’âlam huwa Allâh, huwa al-’âlam", "alam itu Allah dan Allah itu alam". Ulama asal Gujarat ini gagal menangkap kepekaan hati dan metafor pada syair Fansuri. Ia, seorang qadi, yang terbiasa membaca Kitab Suci sebagai teks legal yang tegar, tak memahami bahwa metafor adalah sesuatu yang tak terelakkanbaik dalam bahasa Quran maupun bahasa percakapan manusia. Orang menggunakannya untuk hal yang sederhana maupun untuk membicarakan Tuhan yang tak terperikan. Manusia hidup dalam bahasa, dan bahasa hidup dalam sejarah. Kata-kata selalu menolak menyempitkan diri di satu makna.

Sebab itu selalu ada ketegangan antara ortodoksi agama dan ekspresi puitik dalam sufismeekspresi yang tak bisa dikendalikan doktrin. Amir Hamzah pernah menulis, hatinya "punya kitab sendiri".

Untung, ia tak hidup di zaman Ar-Raniri. Ia juga tak hidup di zaman FPI, MUI, takfiri, hari ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

15 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


17 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

23 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

27 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

42 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

43 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.