Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benahi Rantai Pasok Ayam

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Peternak memberi makan ayam petelur di peternakan ayam kawasan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat, 28 Juni 2019. Kementerian Pertanian (Kementan) meminta perusahaan pembibitan ayam untuk memangkas bibit ayam (Day Old Chick Final Stock) ras pedaging, untuk mengatasi kelebihan pasokan di pasar yang menyebabkan harga ayam hidup anjlok di tingkat peternak. ANTARA/Yulius Satria Wijaya/ama.
Peternak memberi makan ayam petelur di peternakan ayam kawasan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat, 28 Juni 2019. Kementerian Pertanian (Kementan) meminta perusahaan pembibitan ayam untuk memangkas bibit ayam (Day Old Chick Final Stock) ras pedaging, untuk mengatasi kelebihan pasokan di pasar yang menyebabkan harga ayam hidup anjlok di tingkat peternak. ANTARA/Yulius Satria Wijaya/ama.
Iklan

Pemerintah harus segera membenahi rantai pasok ayam lantaran kerap kali mengalami distorsi. Harga bibit ayam (day-old chicken/DOC) dan ayam hidup yang tidak stabil di sisi produsen serta mahalnya daging ayam di tingkat konsumen menunjukkan ada masalah dalam industri ini.

Sejak Maret lalu, harga ayam hidup broiler di tingkat peternak mandiri berangsur-angsur melorot dari Rp 12 ribu hingga titik terendah Rp 8.000 per kilogram pada bulan ini. Di beberapa provinsi sentra produksi, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, peternak ayam broiler bahkan sempat menerima harga Rp 6.000 per kilogram. Harga itu jauh di bawah patokan Rp 18-20 ribu per kilogram yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018. Ironisnya, anjloknya harga ayam hidup tak diikuti oleh turunnya harga daging di tingkat konsumen. Sejak Idul Fitri lalu, konsumen masih membeli daging ayam di interval harga Rp 35-40 ribu per kilogram, di atas harga rata-rata tahun lalu Rp 25 ribu per kilogram.

Jelas ada yang memetik keuntungan besar dari peternak mandiri, dengan skala usaha kecil-menengah, ataupun dari konsumen. Pemerintah seharusnya bisa segera menelisik penyebab anjloknya harga di tingkat peternak dan melambungnya harga yang diterima konsumen. Apalagi, menurut Badan Pusat Statistik, hanya ada tiga rantai dalam pola distribusi daging ayam, yakni produsen, pedagang eceran, dan konsumen.

Yang perlu diawasi adalah pedagang perantara. Selama ini, nyaris tidak ada instrumen yang mampu membatasi perilaku mereka, terutama dalam mematok biaya untuk pedagang eceran. Bahkan aturan mengenai harga acuan, yang menjadi mekanisme kontrol pemerintah, kerap kali dilanggar. Pernyataan beberapa menteri untuk menghukum pedagang "nakal" itu tak pernah terlihat realisasinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembenahan di sisi hulu juga sangat mendesak lantaran masalah dalam rantai pasok ayam bukan pertama kali ini terjadi. Tiga tahun lalu, peternak mengeluh karena harga DOC melambung. Belakangan diketahui ada pelanggaran oleh produsen DOC. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha menemukan 12 produsen DOC, beberapa di antaranya berskala besar, bersepakat mengurangi produksi DOC yang berujung kenaikan harga.

Transparansi data yang diikuti pengawasan di sisi hulu sangatlah penting, terlebih untuk mencegah monopoli ataupun oligopoli pasar oleh perusahaan besar yang lini bisnisnya terintegrasi, dari impor indukan; produksi bibit, pakan, dan obat; penggemukan, produksi daging dan olahan daging, hingga distribusi. Peternak mandiri dan konsumen pun rawan dipermainkan.

Sudah saatnya pemerintah menunjukkan taji dengan mengendalikan bisnis peternakan secara adil. Undang-Undang tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyebutkan bahwa pemerintah wajib melindungi usaha peternakan dalam negeri dari persaingan tidak sehat di antara pelaku pasar. Hal itu berarti pemerintah mesti membantu peternak mandiri untuk memiliki posisi yang signifikan dalam rantai pasok industri dan tidak melulu memberi angin kepada pemain besar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.