Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Darurat

image-profil

Oleh

image-gnews
Iklan

Di manakah politik berhenti? Di sebuah kebun dan rumah di Turki. Di sebuah ekor cerita yang digubah Voltaire, Candide, ketika tokoh novel pendek yang kocak ini bertemu dengan seorang orang tua yang hidup tenteram, dengan tanah yang tenteram.

Di akhir kisahnya yang seru, Candide, anak haram seorang baron di Westphalia, menjalani trek yang panjang di dunia abad ke-18: Paris, Peru, Portugal, Venezia, Konstantinopel…. Hartanya habis. Ia tak begitu pandai mengelola uang-dan ia ditipu habis-habisan nakhoda Belanda.

Sesampai di Lisbon, ia mengalami hantaman tsunami yang meluluhlantakkan kota itu. Ia saksikan Gereja menghukum bakar hidup-hidup mereka yang dianggap berdosa, kemudian menghukum gantung gurunya, Pangloss, yang tak jelas salahnya. Kekasihnya jadi korban pemerkosaan dan kekerasan serdadu, dan teman-temannya jadi budak belian….

Apa yang bisa ia pelajari dari semua itu?

Dari gurunya, yang disebut "filosof paling hebat di seantero Imperium Suci Romawi", Candide mendengarkan petuah optimisme yang yakin akan kehendak Tuhan yang selalu baik, juga ketika malapetaka terjadi. Dari Martin, seorang filosof tua yang ikut bersamanya sampai Turki, yang ia dengar sebaliknya. Martin percaya Tuhan telah menyerahkan dunia ini ke tangan satu makhluk jahat.

Baca Juga:

Di antara optimisme terus-menerus dan pesimisme yang berkelanjutan, Candide bertanya kepada seorang darwis, apa yang harus dilakukannya bila hidup begitu mengerikan. Jawaban yang ia dengar: "Tutup mulutmu."

Candide seperti batu tulis membiarkan dirinya ditulisi apa saja. Ia tak membantah, tak pula mengiyakan.

Syahdan, di tempat tinggal rombongannya di dusun Turki itu, terdengar kabar dua orang pejabat tinggi dan seorang pembesar agama, mufti kesultanan, dihukum mati dengan dicekik. Beberapa orang lain disalibkan.

Ingin mendapat penjelasan lebih lanjut, Candide, Martin, dan Pangloss (yang ternyata tak mati) datang ke tetangga mereka, seorang petani tua yang bahagia, menanyakan siapa nama pejabat yang dihukum cekik hari itu.

"Saya tak tahu," jawab orang itu. "Saya tak pernah tahu nama-nama mufti dan pejabat tinggi. Saya buta tentang kejadian yang Tuan ceritakan. Mereka yang mencampuri urusan pemerintahan kadang-kadang mati dengan nestapa-dan memang pantas begitu. Tapi saya tak pernah merepotkan diri memikirkan apa yang dilakukan orang di Konstantinopel. Saya sudah puas dengan mengirim ke sana, untuk dijual, buah-buahan kebun yang saya olah."

"Tuan tentu punya perkebunan," kata Candide.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tidak. Saya hanya punya beberapa hektare; saya dan anak-anak saya mengolahnya. Dengan kerja itu, kami terjauh dari tiga keburukan: capek, sikap keji, dan merasa kekurangan."

Mendengar ini Candide terkesan. Ia pun menganjurkan kepada teman-temannya: "Mari kita olah kebun kita."

Kalimat ini jadi termasyhur. Agaknya bagi Voltaire, kearifan bukanlah mengetahui apa arti hidup dan mengapa ada nasib buruk, sebab tak akan ada jawaban yang memuaskan. Yang penting: melakukan sesuatu yang praktis, dengan tangan dan kaki, bukan dengan mulut dan otak.

Kita tak tahu, apakah dengan pragmatisme itu Candide bisa hidup tenang. Voltaire menutup bukunya seakan-akan mengelak dari kemungkinan bahwa jangan-jangan politik tak berhenti di pintu kebun. Petani tua yang berhasil mengolah kebunnya itu bisa acuh tak acuh kepada kekuasaan, cuek tentang yang terjadi di tingkat atas, tapi dengan itu ia mengabaikan bahwa hidup-juga di dusun Turki di abad ke-18-sebenarnya berada dalam tatanan yang darurat. Sultan bisa saja suatu ketika menyuruh pejabat dan tentara menyita kebun yang selama ini dianggapnya tempat yang mantap dan tenteram.

Yang sering dilupakan, Candide (yang judul lengkapnya "Candide, atau Optimisme") bukan cuma buku yang mencemooh anggapan bahwa Tuhan senantiasa berniat baik kepada kita. Candide sebuah cerita tentang kedaruratan hidup.

Ada satu bagian dari novel ini yang menggambarkannya dengan pas: di Venezia, Candide bertemu dengan enam orang yang kebetulan duduk bersama-dan mereka semua mantan raja. Mereka suatu masa pernah berkuasa, tapi kemudian dimakzulkan atau gagal, dan entah kenapa mereka semua datang ke Venezia buat nonton Karnaval.

Dalam kedaruratan itu, desain Tuhan diam-diam atau terus terang dianggap tak ada. Orang membentuk tatanannya sendiri. Di sana-sini, tatanan itu dibungkus dalil-dalil abadi, dengan ideologi atau agama, untuk memproyeksikan diri sebagai sesuatu yang sudah ditentukan secara permanen. Tapi sejarah-dan pertemuan Candide di Venezia-tak mendukung apa yang "permanen" itu.

Plato menyusun daftar syarat (axiomata) untuk berkuasa. Syarat ketujuh adalah "pilihan dewa-dewa "-sesuatu yang sebenarnya tak bisa diketahui. Ranciere menafsirkan ini sebagai tarikan undian, le tirage au sort: siapa saja mungkin beroleh, di sebuah kebetulan. Dalam keadaan itu, persaingan atau perebutan terjadi, dan politik bergerak. Juga ketika Candide sibuk mengolah kebunnya-yang esok mungkin direnggutkan.

Jadi, di mana politik berhenti? Tak pernah. Tak berarti bahwa politik adalah segala-galanya. Kisah Candide, alhamdulillah, tak terbangun dari satu thema.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

15 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


17 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

27 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

43 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.