Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Perkenalan Tentang Tana Humba

image-profil

Oleh

image-gnews
Dokumenter The Woven Path: Perempuan Tana Humba mengangkat tema perempuan, tradisi, dan budaya di Sumba
Dokumenter The Woven Path: Perempuan Tana Humba mengangkat tema perempuan, tradisi, dan budaya di Sumba
Iklan

Perempuan tua itu senantiasa bernama:

duka derita dan senyum yang abadi

tertulis dan terbaca jelas kata-kata puisi

dari ujung rambut sampai telapak kakinya…

(Ibunda Tercinta, Umbu Landu Paranggi, 1965)

Diiringi bait puisi Umbu Landu Paranggi yang dinarasikan suara Jefri Nichol, serangkaian gambar puitik Sumba Timur membuka film dokumenter berjudul The Woven Path: Perempuan Tana Humba.Mengutip karya penyair asal Sumba Timur itu adalah sebuah pilihan tepat karena film ini menjanjikan dua hal: kebudayaan Sumba Timur dan para perempuan Sumba yang berperan penting dalam kehidupan Kawasan yang tengah menjadi perhatian sineas itu.

Serangkaian gambar dengan scoring liris dari Thoersi Argeswara itu kontras: antara keindahan sabana yang seolah bertemu dengan ujung langit biru Sumba. Perkenalan dengan gambar dan warna kain Sumba dan warganya pada 10 menit pertama hampir seperti sekumpulan sketsa tentang lansekap kebudayaan Sumba ,terutama bagi penonton Indonesia yang sama sekali tak pernah mendengar atau menyentuh bagian timur Indonesia yang luar biasa ini: tentang Marapu, tentang Pasola , tentang tenun, dan padang sabana yang terus menerus menarik para sineas untuk membentangkan pada layar putih mereka.

Memilih Sumba memang sudah cukup lama menjadi setting pilihan para sineas film Indonesia. Sutradara Garin Nugroho pada tahun 1994 sudah memulainya dengan film “Surat untuk Bidadari” karena bagi Garin “Sumba penuh paradoks, ada tradisi kuat tetapi kita bisa symbol modernitas seperti parabola; ada kesetiaan tapi ada juga kekerasan,” kata Garin. Tak heran dia juga melahirkan ide cerita “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” yang juga mengambil lokasi Sumba yang kemudian disutradarai oleh Mouly Surya tahun 2017 lalu.

Produse Mira Lesmana merasa Sumba Timur hampir seperti ‘rumah kedua’nya. “Saya jatuh cinta pada Sumba,” katanya menjawab pertanyaan mengapa film-film produksinya mengambil Sumba sebagai lokasi, seperti “Pendekar Tongkat Emas” (Ifa Isfansyah, 2014) dan yang akan beredar tahun ini “Humba’s Dream” (Riri Riza, 2019). Menurut Mira, Sumba adalah salah satu wilayah di timur Indonesia dengan kelengkapan cerita : Budaya Marapu yang masih dipraktekkan hingga hari ini, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari hari,” katanya. Mira juga tertarik dengan lansekap alam Sumba yang tidak ada duanya. Begitu cintanya Mira pada Sumba hingga dia mengaku setiap tahun minimal dia satu kali berkunjung ke sana. “Kadang-kadang lebih dari satu kali.

Adapun Lasya Susatyo menyatakan ia tertarik mengangkat kisah tenun, perempuan dan kebudayaan Sumba Timur karena diawali dari aktivis perempuan Olin Monteiro yang “sudah bertahun-tahun melakukan penelitian tentang perempuan dan kebudayaan di Sumba,” kata Lasya. Seperti Mira Lesmana, Lasya juga mengagumi Sumba dengan padang Sabana yang selalu memperlihatkan kuda yang berlari lepas serta masyarakatnya yang masih lekat dengan tradisi yang tengah mengalami transisi. Tapi lebih lagi , Lasya menemukan bagaimana “para mama yang masih bekerja sangat keras menopang kehidupan masyarakat dan hidupnya sendiri.” Lasya merasa bagaimana para perempuan tengah menggeliat atas “peraturan tradis yang berimbang”.

Maka Lasyapun bekerja sama dengan Olin Monteiro dan produser Mandy Marahimin dengan dukungan dari Ford Foundation film ini kemudian berupaya mendokumentasikan kebudayaan Sumba Timur. Kita melihat ritual pemakaman tarik batu yang merupakan bagian dari pemakaman di mana mereka dikuburkan di bawah batu besar keluarga; ritual para perempuan yang menenun; upacara perkawinan dan diskusi tentang Belis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belis, yang agaknya menjadi dominasi diskusi dalam dokumenter ini, adalah tradisi seserahan dalam pernikahan masyarakat Sumba. “Biasanya seserahan berbentuk kuda,” kata Olin Monteiro yang beberapa tahun terakhir melakukan penelitian tentang perempuan Sumba . “Pria yang ingin meminang perempuan Sumba wajib memberikan sejumlah hewan ternak sebagai seserahan, mulai kerbau, sapi hingga Kuda Sandalwood atau Pasola,” kata Olin lagi.

Selebihnya kita melihat beberapa narasumber antara lain Rambu Margaretha, Sarah Hobgen dan Rambu Ana yang memberikan pendapat mereka tentang posisi perempuan dan mengapa Belis mulai menjadi persoalan bagi generasi muda ketika permintaan seserahan menjadi begitu tinggi.

Khususnya Rambu Ana, misalnya, salah satu perempuan muda yang merupakan puteri dari Tamu Rambu Margaretha, Mama raja Prailiu, yang lebih terbuka mempertanyakan bagaimana perempuan diharapkan untuk mematuhi saja. Rambu Ana mungkin mewakili generasi muda perempuan yang mulai menyatakan keberatan-keberatannya atau mempertanyakan hal-hal yang tak disetujuinya dalam ketentuan dalam hidupnya.

Film sepanjang 30 menit ini sesungguhnya sebuah perkenalan awal yang menurut Lasya, lebih ditujukan untuk anak-anak sekolah. Itu sebabnya, mungkin film ini masih berbentuk “perkenalan” kepada Sumba, ketimbang betul-betul menyorot persoalan “Perempuan Tanah Humba” seperti judulnya (karena bukankah jika memang tentang Perempuan, maka kita ingin mengetahui bagaimana peran perempuan sebagai isteri dan ibu; bagaimana pendidikan anak , bagaimana sikap mereka terhadap pendidikan bagi perempuan; siapakah yang sesungguhnya bertugas mencari nafkah di dalam keluarga dan seterusnya). Pada dasarnya, ketika memberi judul dengan elemen gender seperti “perempuan”, maka dengan sendirinya pertanyaan mendasar pertama yang diutarakan adalah “bagaimana pembagian kerja dan peran antar lelaki dan perempuan di daerah tersebut?”

Bagaimana pun, upaya perkenalan pertama ini tetap sesuatu yang bagus dan menimbulkan keinginan tahu penonton awam, seperti saya, untuk mengetahui lebih jauh tentang kebudayaan Sumba yang tampaknya menjadi magnet bagi para sineas terkemuka di Indonesia ini.

The Woven Path: Perempuan Tana Humba

Sutradara: Lasya Susatyo

Skenario: Lasya Susatyo

Produksi: Tanakhir Films

LEILA S. CHUDORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.