Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Oposisi di Tubuh Koalisi

image-profil

image-gnews
Presiden Jokowi (tengah) menyampaikan keterangan terkait kerusuhan pascapengumunan hasil pemilu 2019 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Jokowi (tengah) menyampaikan keterangan terkait kerusuhan pascapengumunan hasil pemilu 2019 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Iklan

Aminuddin
Direktur Eksekutif

Literasi Politik dan Edukasi untuk Demokrasi

Komisi Pemilihan Umum telah mengumumkan hasil pemilihan presiden 2019. Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendapat 85.607.362 suara (55,50 persen), sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mendapat 68.650.239 suara (44,50 persen). Dengan demikian, Jokowi-Amin akan memimpin hingga 2024.

Banyak orang menilai Jokowi akan lebih mudah menjalankan roda pemerintahan di periode kedua ketimbang periode sebelumnya. Sebab, ia tidak lagi memiliki beban elektoral untuk maju lagi dalam Pemilu 2024. Ditambah lagi, dengan gemuknya koalisi partai politik yang mendukungnya, ada kemungkinan tidak ada kendala baginya dalam mengegolkan program andalan.

Kendati begitu, politik bukan matematika. Dalam politik, segala kemungkinan bisa terjadi. Adagium klasik "tidak ada makan siang gratis" selalu relevan dalam setiap perhelatan politik. Dalam konteks ini, kepemimpinan Jokowi di periode kedua akan tetap dihadapkan pada beban dalam menjalankan pemerintahan, setidaknya dengan beberapa alasan. Pertama, benar bahwa Jokowi tidak memiliki tanggung jawab elektoral pribadi dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun partai pendukungnyalah yang memiliki beban elektoral masing-masing demi kepentingan Pemilu 2024. Semua partai akan mencari panggung guna menggaet perhatian publik di tengah tambunnya koalisi Jokowi.

Selain itu, koalisi partai tidak ingin kehilangan momentum untuk memelihara posisi demi kelangsungan hidupnya. Bahkan partai tidak lagi peduli akan kemungkinan buruk, seperti kartelisasi, jika mayoritas berada di tubuh kekuasaan (Richard Katz dan Peter Mair, 1994). Politik kartel memprioritaskan kepentingan jangka pendek untuk mengamankan posisi dan memelihara kelangsungan hidup kolektif partai itu sendiri.

Kedua, oposisi dalam tubuh koalisi bisa dipastikan akan lebih kencang dalam mencari panggung, baik dalam ranah eksekutif maupun legislatif. Praktik ini akan dimulai dari siapa nantinya yang akan menduduki pos-pos kementerian strategis. Sebab, kebijakan program-program prioritas Jokowi akan diimplementasikan oleh semua kementerian. Dalam kaitan dengan ini, silang pendapat antar-menteri akan mewarnai jalannya pemerintahan Jokowi yang diisi kader partai. Pengalaman di periode pertama menjadi salah satu cermin retak bagaimana pembantu Jokowi melakukan malkomunikasi dan miskomunikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih dari itu, bukan tidak mungkin pos-pos kementerian yang diisi elite politik partai koalisi akan sedikit terganggu apabila kebijakannya tidak memberikan insentif elektoral kepada partainya. Mereka akan mengambil peran untuk mencari insentif lain. Di luar itu, lingkaran legislatif juga akan semakin bergemuruh oleh pelbagai kritik dan interupsi terhadap pemerintah oleh partai koalisi.

Era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa menjadi kaca pembesar bagaimana partai koalisi begitu dinamis mengkritik pemerintah. Pada periode kedua SBY, PKS dan Partai Golkar adalah dua partai yang kerap mengkritik presiden dari dalam, terutama soal kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif listrik. Itu dilakukan demi memoles citra sebagai partai yang peduli rakyat, bukan lagi partai patuh statuta dan etika koalisi.

Pola-pola seperti itulah yang nantinya akan menjadi senjata bagi partai koalisi untuk menekan pemerintah dari dalam. Kebijakan yang dianggap merugikan rakyat akan dijadikan wacana utama untuk mengkritik pemerintah. Maklum saja, mereka ingin dicap sebagai partai pro-rakyat. Mereka ingin "beternak" popularitas demi tangga pemilu 2024.

Ketiga, kekuatan oposisi yang jauh di bawah dominasi partai koalisi pemerintah sebenarnya merugikan bagi Jokowi dan PDIP. Sebab, jika Jokowi dihadang oleh oposisi yang berada dari koalisi itu sendiri, ia akan kewalahan mencari dukungan di legislatif. Jika ini terjadi, koalisi yang mendukung Jokowi tinggal PDIP. Karena itu, oposisilah yang menjadi benteng terakhir yang bisa diajak berkompromi. Dalam artian, oposisi benar-benar berada dalam porsinya sebagai pengontrol pemerintah, sebagai mesin pendorong efektivitas kebijakan pengelolaan negara. Itu sebabnya, oposisi model ini sangat diperlukan untuk meluruskan niat pemerintah.

Oposisi dari dalam bisa jadi hanya ingin memoles citra untuk kepentingan jangka pendek. Mereka tidak peduli apakah kebijakan tersebut berdampak positif terhadap kepentingan publik. Bagi mereka, kepentingan pragmatis bisa menjadi pertimbangan absolut. Karena itu, energi politik oposisi dibutuhkan untuk mengontrol kebijakan Jokowi. Begitu pun dengan PDIP, yang membutuhkan energi politik oposisi. Tentu PDIP tidak ingin mengulangi sejarah kelam Partai Demokrat yang begitu kewalahan mengawal kepemimpinan SBY di periode kedua akibat interupsi yang terus terjadi dari kubu koalisi yang menusuk dari dalam.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.