Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

People Power dan Jebakan Demokrasi Mobius

image-profil

image-gnews
Massa dari Gerakan Daulat Rakyat menggelar aksi di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. Mereka juga menuntut ketua KPU dipecat dan bertanggung jawab atas berlangsungnya Pemilu yang mereka anggap buruk. TEMPO/Subekti
Massa dari Gerakan Daulat Rakyat menggelar aksi di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. Mereka juga menuntut ketua KPU dipecat dan bertanggung jawab atas berlangsungnya Pemilu yang mereka anggap buruk. TEMPO/Subekti
Iklan

Gun Gun Heryanto
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute

Titik didih politik nasional belum reda meskipun hari pencoblosan telah lewat. Bahkan relasi antagonistis kian tajam seiring dengan terjadinya saling klaim kemenangan. Perkembangan terbaru, kubu Prabowo Subianto menyatakan menolak hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei mendatang. Penolakan tersebut sudah dinyatakan Prabowo dalam simposium "Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019" di Jakarta, Selasa, 14 Mei lalu. Hal ini seolah-olah meneguhkan sikap pengingkaran terhadap hasil pemilihan presiden 2019.

Saat ini, ada semacam pengkondisian instrumental yang mengarah pada delegitimasi penyelenggaraan Pemilu 2019. Indikatornya, banyak elite politik yang menggaungkan ketidakpercayaan kepada KPU sebagai penyelenggara pemilu. Sudah pasti banyak kerja KPU yang wajib dikritik dan dikontrol. Namun semua temuan dan bukti pelanggaran atau penyimpangan yang dilakukan KPU ini harus bisa dibuktikan dan diuji melalui kanal-kanal hukum yang disediakan, baik melalui Bawaslu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, maupun Mahkamah Konstitusi. Saluran-saluran konstitusional jauh lebih terhormat untuk adu data, argumen, dan pembuktian dibanding cara-cara provokasi yang berpotensi membentur-benturkan warga.

Di tengah silang sengketa ihwal hasil pemilu, muncul juga polemik soal people power. Mungkinkah hal tersebut terjadi di Indonesia saat ini? Istilah people power memang bisa bermakna polisemi atau multi-interpretasi. Namun sejarah people power ini juga punya tautan memori kolektif yang tertuju pada penurunan rezim berkuasa melalui demonstrasi rakyat secara masif.

Contoh yang terkenal adalah people power di Filipina saat rakyat melawan Presiden Ferdinand Marcos, yang telah berkuasa selama 20 tahun. Protes itu dipimpin oleh Corazon Aquino, istri pemimpin oposisi, Benigno Aquino Jr. People power dikenang sebagai perlawanan damai yang ditandai dengan demonstrasi di jalanan setiap hari, terutama di Epifanio de los Santos Avenue.

Protes dipicu oleh hasil pemilihan umum yang dipercepat pada 1986. Komisi Pemilihan Umum Filipina (Comelec) mengumumkan Marcos sebagai pemenang pemilihan presiden dan mengalahkan Corazon Aquino. Namun Gerakan Nasional untuk Pemilihan Bebas (Namfrel)-organisasi independen yang melakukan penghitungan suara tidak resmi-menyatakan Aquino sebagai pemenang. Gelombang unjuk rasa pun pecah di mana-mana hingga akhirnya Marcos kabur ke Amerika Serikat dan Corazon "Cory" Aquino menjadi pemimpin Filipina.

Apakah plot seperti ini yang disemai para elite politik pasca-pemilihan presiden saat menggunakan istilah people power? Tidak terlalu jelas, karena orang-orang yang kerap menyampaikan istilah ini sering mengelak untuk memperjelas maksudnya. Yang jelas, kondisi politik Indonesia kini tidak sama dengan Filipina pada masa itu.

Ada lima syarat agar gerakan people power bisa mewujud dan mendapat dukungan luas di masyarakat. Pertama, harus ada musuh bersama (common enemy). Dalam kasus Filipina, misalnya, musuh bersama itu adalah kekuasaan korup Ferdinand Marcos, yang berkuasa sejak 1965. Ragam praktik korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia terjadi dan membuat rakyat Filipina muak. Hal ini juga menjadi faktor penting dalam menyukseskan demonstrasi gerakan Reformasi 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto. Apakah Jokowi saat ini sudah menjadi musuh bersama?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, adanya friksi di tubuh militer. Jika militer masih sangat solid, sulit untuk menurunkan rezim berkuasa. Ketiga, masifnya isu di hampir seluruh wilayah, tidak hanya menjadi isu elitis di Jakarta atau beberapa daerah. Keempat, krisis yang menghantam fundamental ekonomi yang bisa turut menurunkan mental penguasa. Kelima, adanya tokoh pemersatu dalam kekuatan oposisi yang bisa tampil menjadi ikon pemimpin rakyat secara lintas sektoral, tidak semata-mata dipandang sebagai pemimpin partai tertentu.

Menilik kelima syarat tersebut, untuk konteks Indonesia saat ini kemungkinan terjadinya people power teramat sulit untuk tidak mengatakan mustahil terjadi.

Yang dibutuhkan Indonesia saat ini bukanlah people power seperti di Filipina, melainkan penguatan peran serta fungsi eksekutif dan legislatif sebagai bentuk tanggung jawab mereka atas mandat kekuasaan yang sudah disematkan. Yang menang harus bertanggung jawab dan yang kalah sebaiknya memposisikan diri sebagai kekuatan pengontrol di luar kekuasaan.

Pemilu sebagai sirkulasi elite lima tahunan telah menelan ongkos politik dan ongkos sosial yang sangat tinggi. Sangat disesalkan jika hasilnya justru menorehkan luka teramat mendalam dalam hubungan sosial antar-anggota masyarakat. Pembelahan dukungan yang berdampak pada robeknya kohesivitas politik di masyarakat inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab para calon presiden/wakil presiden yang berkompetisi beserta tim suksesnya.

Jangan sampai demokrasi kita seolah-olah berjalan di pita Mobius. Meminjam istilah matematikawan Jerman, August Ferdinand Mobius, pita Mobius merupakan obyek topologis yang menyerupai angka delapan yang ditidurkan. Pita dengan karakter non-orientable object ini membuat kita bergerak dari satu sisi dan tak akan pernah berakhir di satu tepian pembatas. Secara politik, mengikuti alur Mobius membuat kita tak memiliki orientasi akhir perjalanan. Pemilu jangan justru menjadi jebakan demokrasi ala pita Mobius, ketika rakyat tak tahu ujung-pangkal dari proses yang dilaluinya. Pemilu harus menghadirkan perubahan, bukan kekecewaan dan kebohongan demi kebohongan dari setiap rezim yang mendapat kekuasaan.

Pemerintah yang dibentuk oleh pemimpin terpilih harus mengatasi jebakan demokrasi Mobius ini. Caranya, tentu saja bukan sekadar bagi-bagi kue kekuasaan di antara mitra kongsi, tapi membentuk pemerintah yang kuat, juga punya kapasitas dan integritas untuk menunaikan ragam janji yang sudah diikrarkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.