Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Guna Pindah Ibu Kota

Oleh

image-gnews
Peserta apel berbaris saat Apel Bersama TNI, POLRI dan Pemprov DKI Jakarta di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2019. Apel ini digelar dalam rangka sosialisasi pengamanan Pemilu 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Peserta apel berbaris saat Apel Bersama TNI, POLRI dan Pemprov DKI Jakarta di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2019. Apel ini digelar dalam rangka sosialisasi pengamanan Pemilu 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

DI ujung periode pertama kekuasaannya, Presiden Joko Widodo semestinya tidak memutuskan proyek mercusuar yang bisa berbahaya: pemindahan ibu kota. Sejarah mencatat, keputusan serupa di sejumlah negara lain tidak menghasilkan hal ideal yang dicita-citakan. Ia tidak perlu mengulang kegagalan-kegagalan itu.

Keputusan memindahkan ibu kota disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas pada Senin, 29 April lalu, ketika perhatian publik masih terfokus pada hasil pemilu. Sejumlah tempat di Jakarta, pada hari-hari itu, memang terendam banjir. Sergapan air bah inilah yang selalu memunculkan wacana pemindahan ibu kota, selain kemacetan lalu lintas yang menurut sejumlah penelitian menimbulkan kerugian besar.

Dengan dasar hasil kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jokowi berencana memindahkan ibu kota ke luar Jawa. Dalam kajian lembaga itu, disebutkan bahwa Jakarta tidak bisa lagi menanggung beban sebagai pusat pemerintahan, pelayanan publik, dan bisnis. Namun memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah lain pun belum tentu bisa menyelesaikan persoalan itu. Apalagi pemindahan itu jelas memerlukan biaya jumbo.

Pembangunan kantor-kantor pemerintahan di ibu kota baru diperkirakan menyedot anggaran hingga Rp 466 triliun. Biaya yang tak kalah besar mesti disediakan buat ongkos mobilisasi dan memenuhi kebutuhan tempat tinggal sekitar 195 ribu pegawai pemerintahan. Pendek kata, pemindahan ibu kota merupakan proyek raksasa. Biaya membangun ibu kota baru bisa jauh lebih besar daripada yang diperkirakan. Pertanyaannya: mampu dan perlukah pada saat ini negara menyediakan duit sebesar itu?

Sejarah mencatat, hasil pemindahan ibu kota tak seindah pidato para penggagasnya. Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia di era Presiden Juscelino Kubitschek de Oliveira pada 1960. Brasilia dibangun dengan klaim menjadi ibu kota yang setara bagi semua orang. Kenyataannya, selain soal estetika yang tidak bisa menandingi Rio, pembangunan Brasilia justru menciptakan kesenjangan baru. Kota ini hanya ditinggali kalangan atas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak jauh dari Indonesia, Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw. Belakangan, Naypyidaw menjadi “kota hantu” karena penduduk ogah bermukim di kota itu. Biaya besar dengan hasil yang tak sesuai dengan harapan juga terjadi ketika pemimpin Pantai Gading membangun ibu kota baru di Yamoussoukro. Hampir semua pemindahan itu dilakukan karena pemimpin negara-negara tersebut ingin meninggalkan warisan pada periode kepemimpinannya.

Secara teori, bisa jadi ada manfaatnya ketika pusat pemerintahan dipindahkan ke luar Jawa. Selama ini, kekuasaan dan bisnis terpusat di Pulau Jawa. Akibatnya, wilayah ini memiliki nilai politik yang jauh lebih tinggi daripada pulau lain di Indonesia. Pemindahan akan membuat kekuasaan dan bisnis berpotensi tersebar ke wilayah baru. Namun ongkos besar dan hasil yang tak sepadan dalam pengalaman negara lain harus menjadi bahan bagi Jokowi untuk menarik kembali keputusannya.

Indonesia tidak atau belum memerlukan ibu kota baru. Presiden Jokowi tidak perlu memaksakan diri menghasilkan peninggalan seperti ini kelak pada akhir kekuasaannya. Kumpulan pajak yang dipungut dari rakyat Indonesia terlalu berharga untuk digelontorkan buat menghasilkan proyek mercusuar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.