Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memori Penderitaan dan Absennya Negara di Papua

image-profil

image-gnews
Sejumlah warga melakukan pengibaran Bendera Bintang Kejora ketika merayakan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di lapangan Timika Indah, kabupaten Mimika, Papua, beberapa waktu silam. ANTARA/Husyen Abdillah/Koz/Spt/11.
Sejumlah warga melakukan pengibaran Bendera Bintang Kejora ketika merayakan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di lapangan Timika Indah, kabupaten Mimika, Papua, beberapa waktu silam. ANTARA/Husyen Abdillah/Koz/Spt/11.
Iklan

Hipolitus Y.R. Wangge
Peneliti Marthinus Academy Jakarta

Kekerasan yang melahirkan konflik berkepanjangan di tanah Papua merupakan batu sandungan bagi setiap pemerintahan di negara ini. Setelah menjadi bagian dari Indonesia pada 1969, Papua dengan segala permasalahannya masih menjadi pekerjaan rumah yang seolah-olah tidak pernah terselesaikan. Kekerasan, konflik, dan korban seakan-akan menjadi "siklus" tahunan yang terus bergulir.

Dua pendekatan utama terkait dengan siklus tersebut, yakni keamanan dan kesejahteraan, ternyata tidak memberikan banyak dampak positif bagi penyelesaian konflik. Sejak era Orde Baru dengan sejumlah operasi militer hingga era otonomi khusus yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat, pemerintah ternyata juga belum mampu menghentikan lingkaran kekerasan itu.

Laporan majalah Tempo beberapa pekan lalu mencatat bahwa penggunaan senjata menjadi pemicu siklus kekerasan yang tidak berhenti. Pendekatan keamanan tersebut kontraproduktif. Penggunaan senjata oleh aparat keamanan justru memperkuat memori penderitaan kolektif di sana.

Memori penderitaan yang tidak disembuhkan itu adalah salah satu pemicu munculnya gerakan perlawanan. Memori ini menguat sejak dimulainya operasi militer di masa Orde Baru guna memberangus gerakan perlawanan di sana. Neles Tebay dalam Interfaith Endeavors for Peace in West Papua (2006) mencatat 12.397 orang asli Papua menjadi korban sederet operasi militer di Jayawijaya. Operasi-operasi militer tersebut tidak hanya menghasilkan pengungsi yang mencari perlindungan ke Papua Nugini selama 1984-1987, tapi juga gelombang besar masyarakat Papua yang terpaksa mencari tempat berlindung di wilayah Papua dan Papua Barat.

Kisah-kisah penderitaan yang menemani keseharian kehidupan masyarakat Papua kemudian memunculkan gerakan-gerakan perlawanan di sejumlah wilayah tersebut, seperti di Lanny Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Paniai, Mimika, dan Nduga. Pada 1996, penyanderaan sejumlah peneliti asing oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik di Distrik Mapenduma, Nduga, direspons dengan operasi militer yang juga mengakibatkan ratusan korban masyarakat sipil.

Selang 22 tahun kemudian, konflik bersenjata kembali terulang di Nduga. Pada Juni-Juli 2018, menjelang pemilihan Gubernur Papua, penembakan kelompok OPM juga direspons oleh aparat keamanan dengan melancarkan operasi gabungan di Distrik Kenyam. Puncaknya adalah penembakan 17 karyawan PT Istaka Karya pada Desember 2018 di Distrik Yigi oleh kelompok OPM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Egianus merupakan putra asli Nduga yang juga menjadi korban operasi militer sejak ayahnya, Elmin Kogeya, terbunuh dalam operasi militer pada 1996. Egianus dan masyarakat di sebagian distrik di Nduga kemudian merekam cerita-cerita dan trauma penderitaan yang sedikit-banyak membentuk pola interaksi sosial mereka dengan para pendatang maupun aparat keamanan di sana.

Memori penderitaan ini diperkuat oleh ketiadaan negara dalam merespons nasib pengungsi Nduga di Lanny Jaya, Puncak Jaya, Asmat, Mimika, dan Jayawijaya. Di Wamena, terdapat sekitar 2.300 pengungsi. Sebanyak 700-an di antaranya adalah anak-anak usia sekolah. Hingga kini, belum ada pengakuan negara atas keberadaan mereka.

Konteks konflik ini belum diakomodasi dalam peraturan nasional mengenai penanganan pengungsi, yaitu Undang-Undang Penanganan Bencana Nasional dan Undang-Undang Penanganan Konflik Sosial. Landasan keduanya dibangun di atas perspektif konflik horizontal antar-kelompok masyarakat, bukan konflik bersenjata yang bersifat asimetris. Hal ini berdampak terbatasnya akses kemanusiaan di daerah konflik, termasuk di Nduga.

Absennya pengakuan negara ini berakibat ketiadaan penanganan pasca-konflik (trauma-healing service) bagi pengungsi Nduga, khususnya anak-anak. Sejauh ini, satu-satunya prakarsa pemulihan trauma adalah dengan pelatihan dan pembuatan noken (tas tradisional Papua) sambil memberi kesempatan kepada anak-anak tersebut untuk bercerita mengenai pengalaman dan cita-cita mereka.

Tradisi bercerita sambil menganyam noken juga menjadi alternatif di tengah memori konflik sejak 1990-an. Dengan bercerita, anak-anak ini juga dapat diarahkan untuk terus melanjutkan pendidikan di daerah mereka. Memori kolektif kekerasan yang tidak disembuhkan dan ketiadaan pendidikan yang baik hanya akan memotivasi sebagian anak-anak Nduga untuk bergabung dengan gerilyawan OPM, seperti yang terjadi pada Egianus Kogeya, atau bergabung dengan kelompok-kelompok pemuda militan yang menyuarakan aspirasi kemerdekaan di jalan-jalan Papua.

Presiden terpilih diharapkan mampu memahami kompleksitas dan berani mengambil langkah yang terukur, seperti dialog, untuk menghentikan siklus kekerasan, konflik, dan korban di Nduga secara khusus dan di Papua secara umum. Dialog akan semakin mendorong partisipasi negara dan pihak yang bertikai untuk membantu menghilangkan trauma mendalam para pengungsi ini dan pada akhirnya mencegah munculnya gerakan-gerakan perlawanan baru di tanah Papua pada masa mendatang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.