Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Main Risak Hitung Cepat

Oleh

image-gnews
Proses penghitungan suara Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 yang dimuat dalam Situng milik KPU masih terus berjalan. ANTARA/Reno Esnir
Proses penghitungan suara Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 yang dimuat dalam Situng milik KPU masih terus berjalan. ANTARA/Reno Esnir
Iklan

BERBAGAI bentuk intimidasi terhadap lembaga penyelenggara hitung cepat (quick count) patut dianggap sebagai serangan terhadap demokrasi Indonesia. Tindakan yang dilakukan penyokong kubu pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, ini akan menggerogoti peran publik dalam mengawasi hasil pemilihan umum.

Kubu Prabowo-Sandiaga boleh saja kecewa terhadap hasil quick count sebagian besar lembaga survei yang memenangkan kubu lawan, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Namun tak sepatutnya mereka menyebut lembaga-lembaga tersebut tukang bohong. Tudingan tak berdasar yang dilontarkan Prabowo dalam orasi di depan pendukungnya seusai pemilihan umum itu jelas menyesatkan sekaligus membodohi masyarakat.

Baca Juga:

Hitung cepat justru merupakan elemen penting dalam demokrasi. Fungsinya tak sekadar memproyeksikan dengan cepat pemenang pemilu. Penyelenggaraan quick count oleh lembaga independen merupakan bentuk baru partisipasi publik dalam menjaga kredibilitas pemilu.

Di banyak negara, hitung cepat merupakan cara paling ampuh untuk mendeteksi kecurangan pemilu yang biasanya dilakukan rezim yang berkuasa. Dalam pemilihan Presiden Filipina pada 1986, misalnya, hitung cepat yang dimotori kelompok sipil menyanggah deklarasi kemenangan Ferdinand Marcos. Quick count juga membongkar kecurangan pemilu Cile pada 1988, pemilu Panama (1989), dan pemilu Serbia (2000).

Akurasi hitung cepat amat tinggi karena berbasis ilmu statistik yang dilengkapi dengan metode dan prosedur yang ketat. Sepanjang pengumpulan dan pengolahan data menggunakan metode yang tepat, hasil hitung cepat bisa mencapai akurasi hingga 99 persen. Di Indonesia, sejak Pemilihan Umum 2004 hingga 2014, proyeksi quick count tak pernah berbeda jauh dengan hasil real count Komisi Pemilihan Umum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sungguh aneh jika sekarang para pendukung Prabowo-Sandiaga justru merisak lembaga-lembaga penyelenggara hitung cepat. Barisan pendukung yang kecewa ini banyak di antaranya akademikus-juga mengkampanyekan penghapusan quick count lewat media sosial. Mereka seolah-olah kehilangan akal sehat dengan tak lagi mempercayai ilmu pengetahuan yang menjadi basis metode hitung cepat. Pengecam hitung cepat bahkan berencana melaporkan pembuat hitung cepat ke polisi dengan tuduhan menyebarkan berita bohong.

Langkah Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia yang membeberkan metode dalam hitung cepat merupakan tindakan yang tepat. Masyarakat menjadi lebih paham mengenai urusan ini. Kubu Prabowo-Sandiaga semestinya pula segera membuka penghitungan internal yang hasilnya diklaim bertolak belakang dengan quick count. Publik berhak mengetahui basis data yang digunakan dan cara penghitungannya.

Sikap kubu Prabowo-Sandiaga yang tak menunjukkan tanda-tanda akan membuka basis data yang mendukung klaim kemenangannya amat disesalkan. Begitu pula tuduhan mereka bahwa telah terjadi kecurangan yang serius dalam pemilu. Tanpa adanya bukti, tudingan seperti ini sama saja dengan propaganda untuk mendelegitimasi penyelenggara pemilu.

Kubu Prabowo-Sandiaga seharusnya bersikap sportif. Menang dan kalah dalam pemilu merupakan hal yang biasa. Tak perlu membabi-buta menyerang semua elemen yang terlibat, penyelenggara pemilu, pengawas, hingga lembaga hitung cepat. Sikap yang asal tuduh hanya akan membingungkan masyarakat sekaligus merusak demokrasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


15 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

21 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.