Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Manufaktur Adalah Kunci

Oleh

image-gnews
Presiden Direktur Bayer Indonesia Angel Michael Evangelista saat menyampaikan sambutanya dalam acara pelepasan kontainer ekspor ke 32 negara di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu, 27 Maret 2019. TEMPO/Dias Prasongko
Presiden Direktur Bayer Indonesia Angel Michael Evangelista saat menyampaikan sambutanya dalam acara pelepasan kontainer ekspor ke 32 negara di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu, 27 Maret 2019. TEMPO/Dias Prasongko
Iklan

Ronny P. Sasmita
Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia

Ekspor barang dan jasa pada 2018 tercatat Rp 3.110,8 triliun, lebih rendah dibanding impor barang dan jasa yang sebesar Rp 3.272,5 triliun. Walhasil, perdagangan barang dan jasa minus atau defisit sehingga menjadi komponen penekan produk domestik bruto secara keseluruhan.

Defisit barang dan jasa sebagai faktor penekan ekonomi sebenarnya tidak terjadi kali ini saja. Untuk kategori barang, setidaknya sejak 2012 Indonesia menjadi net importer sejumlah barang yang menjadi hajat hidup orang banyak. Salah satunya minyak. Kondisi tersebut diperparah dengan berakhirnya era booming komoditas sehingga menekan nilai ekspor secara keseluruhan.

Besarnya kebutuhan minyak membuat negara ini harus membayar impor minyak senilai US$ 29,8 miliar pada 2018, sedangkan nilai ekspor hanya US$ 17,4 miliar. Neraca migas pun mencatatkan defisit US$ 12,4 miliar.

Di sisi lain, defisit perdagangan barang membengkak akibat menyusutnya surplus barang-barang nonmigas. Anjloknya surplus ditengarai akibat melesatnya nilai impor yang tidak diimbangi oleh ekspor yang kuat. Total impor nonmigas meningkat 19,71 persen menjadi US$ 158,8 miliar, sedangkan ekspornya hanya tumbuh 6,25 persen menjadi US$ 162,6 miliar.

Tak hanya sampai di situ, sektor jasa juga mengalami defisit neraca dagang sebesar US$ 7,1 miliar. Merujuk pada data Bank Indonesia, impor jasa tercatat US$ 35,03 miliar, sedangkan ekspor hanya membukukan nilai US$ 27,9 miliar.

Bayer Indonesia melepas kontainer ke-3000 untuk ekspor.

Secara keseluruhan, kondisi tersebut tergambar pada neraca transaksi berjalan (current account). Neraca transaksi berjalan menghimpun seluruh transaksi perdagangan luar negeri suatu negara, yang meliputi ekspor dan impor barang dan jasa. Transaksi berjalan pada 2018 mengalami defisit sebesar US$ 31,1 miliar atau sekitar Rp 450 triliun. Terhadap PDB, angka defisit tahun lalu tercatat sebesar 2,98 persen.

Dari nominalnya, defisit transaksi berjalan pada 2018 merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu, berdasarkan besaran rasio terhadap PDB, defisitnya merupakan yang terburuk selama empat tahun terakhir.

Mengapa defisit barang dan jasa terjadi menahun sehingga menekan kinerja ekonomi Indonesia? Jika ditelisik secara mendalam, penyebabnya adalah struktur ekonomi Indonesia yang tidak cukup mewadahi dan menumbuhkan sektor usaha penghasil barang untuk ekspor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara umum, lapangan usaha Indonesia dibagi ke dalam 17 sektor, yang terdiri atas tiga sektor penghasil barang dan 14 sektor jasa. Nah, pada 2018, tiga sektor tersebut justru tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Pertumbuhan masing-masing sektor tersebut adalah pertanian sebesar 3,91 persen, pertambangan 2,16 persen, dan industri pengolahan atau manufaktur 4,27 persen. Padahal ketiga sektor itu masih menjadi tulang punggung ekonomi dengan kontribusi sebesar 40,75 persen.

Sementara itu, sektor lain yang justru tumbuh cepat melebihi rata-rata adalah sektor jasa, seperti telekomunikasi dan transportasi. Bahkan pertumbuhan sektor jasa mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan sektor barang. Padahal Indonesia sejak lama mengalami defisit di sektor jasa. Jadi, secara umum, memang struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak produktif dan tidak mendukung untuk terjadinya peningkatan ekspor.

Bila ketiga sektor produktif tersebut ditelusuri lebih dalam, industri manufaktur memiliki peranan paling besar. Sampai 2018, kontribusi manufaktur mencapai 19,86 persen dan menjadi yang terbesar di antara 16 sektor lain. Namun, jika melihat tren yang terjadi, kontribusi manufaktur terus mengalami penurunan. Bahkan kontribusi di bawah 20 persen merupakan yang pertama kali terjadi sejak 1990. Kontribusi terbesar yang pernah ditorehkan sektor manufaktur adalah sebesar 31,9 persen pada 2002.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato saat melepas kontainer produk kesehatan Bayer Indonesia yang akan diekspor ke 32 negara di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu, 27 Maret 2019. Sepanjang empat tahun terkahir Bayer telah mengekspor produk kesehatan senilai Rp 3,9 T. TEMPO/Dias Prasongko

Sejak saat itu, manufaktur hanya mampu menyumbang rata-rata 20 persen terhadap PDB dan terus menurun. Dengan kontribusi yang besar, sektor manufaktur tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan keseluruhan. Sejatinya, kondisi semacam ini dimulai pada 2005 ketika sektor manufaktur mengalami perlambatan dengan pertumbuhan 4,5 persen saat ekonomi Indonesia masih tumbuh 6,01 persen. Padahal, tahun sebelumnya, manufaktur mampu tumbuh 6,38 persen saat ekonomi tumbuh 5,03 persen. Sejak saat itu, tren pertumbuhan manufaktur selalu di bawah rata-rata dan terus berlanjut hingga saat ini.

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki porsi manufaktur yang relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. Merujuk pada data Bank Dunia pada 2017, Malaysia dan Thailand memiliki porsi lebih tinggi, yakni sekitar 22 persen dan 27 persen terhadap PDB. Memang, Indonesia masih lebih unggul dibanding Filipina dan Vietnam, yang mencatatkan 19,6 persen dan 15,3 persen.

Jadi, ke depan, perbaikan sektor industri manufaktur sebaiknya dijadikan salah satu prioritas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dengan porsi yang masih dominan, memacu sektor manufaktur diperkirakan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi, di samping tetap menjaga daya beli pada sektor konsumsi.

Selain itu, pengembangan manufaktur sebagai penghasil komoditas ekspor menjadi salah satu solusi terhadap ketergantungan komoditas yang harganya berfluktuasi. Persoalannya, peningkatan sektor manufaktur membutuhkan waktu lama.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rupiah Melemah Jadi Rp 16.250 per Dolar AS, Analis Ingatkan Prabowo-Gibran Hati-hati dengan Warisan Utang Jatuh Tempo

1 hari lalu

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images
Rupiah Melemah Jadi Rp 16.250 per Dolar AS, Analis Ingatkan Prabowo-Gibran Hati-hati dengan Warisan Utang Jatuh Tempo

Rupiah hari ini ditutup melemah 35 poin ke level Rp 16.250 per dolar AS. Analis mengingatkan pemerintahan Prabowo-Gibran berhati-hati dengan utang.


Moeldoko Minta Kemendag Kebut Tata Kelola Niaga Kratom: Jangan Sampai Ada yang Di-reject

1 hari lalu

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro saat memberikan keterangan soal usulan penundaan Pemilu Serentak 2024 oleh Bawaslu di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Juli 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Moeldoko Minta Kemendag Kebut Tata Kelola Niaga Kratom: Jangan Sampai Ada yang Di-reject

Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko menyoroti aspek kebermanfaatan kratom, tanaman yang sebelumnya disebut mengandung zat narkotika.


Terpopuler: Sempat Membantah BPOM Akhirnya Tarik Roti Okko, Sandiaga Sebut Golden Visa untuk Menstimulus Investasi di IKN

2 hari lalu

Roti Okko. rotiokko.com
Terpopuler: Sempat Membantah BPOM Akhirnya Tarik Roti Okko, Sandiaga Sebut Golden Visa untuk Menstimulus Investasi di IKN

BPOM memerintahkan penarikan roti bermerek Okko dari pasaran usai temuan unsur natrium dehidroasetat sebagai bahan tambahan pangan pada produk itu.


Kemenkop UKM dan Kadin Bahas Peningkatan Ekspor UMKM

2 hari lalu

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki memastikan kementeriannya tidak membatasi jam operasi warung Madura. Ia mengklarifikasi pernyataan anak buahnya di Gedung Kemenkop UKM pada Selasa, 30 April 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Kemenkop UKM dan Kadin Bahas Peningkatan Ekspor UMKM

Kemenkop UKM membahas upaya peningkatan ekspor usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).


Rupiah Ditutup Melemah Tipis di Level Rp 16.215 per Dolar AS

2 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Ditutup Melemah Tipis di Level Rp 16.215 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah tipis 1,5 poin ke level Rp 16.215 per dolar AS.


Ekspor Indonesia Melambat, CORE: Karena Ketergantungan ke Pasar Cina

2 hari lalu

Deretan kapal pengangkut peti kemas tengah melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Namun, capaian kali ini menandai penurunan 4,19 persen dibanding Maret tahun sebelumnya (YoY).  TEMPO/Tony Hartawan
Ekspor Indonesia Melambat, CORE: Karena Ketergantungan ke Pasar Cina

CORE menilai perlambatan ekspor Indonesia disebabkan ketergantungan ke pasar Cina. Begini penjelasan lengkapnya.


IHSG Sesi I Siang Ini Terpantau Naik Turun Sebelum Ditutup di 7.320,4

3 hari lalu

Pekerja melintas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumar 28 Juni 2024 IHSG BEI pada Jumat (28/6) dibuka menguat 21,41 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.989,37, sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,93 poin atau 0,56 persen ke posisi 879,33 mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Sesi I Siang Ini Terpantau Naik Turun Sebelum Ditutup di 7.320,4

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terpantau naik turun antara zona merah dan hijau di sesi pertama per hari ini, Selasa, 23 Juli 2024.


Harga Emas Antam Stagnan, Harga Jual Kembali Turun Rp 2.000

3 hari lalu

Petugas menunjukkan emas batangan di Butik Emas Logam Mulia (BELM) Antam Setiabudi, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2024. Kenaikan ini karena dipicu oleh kenaikan harga emas dunia sebesar 1,27 persen, yang mencapai titik tertinggi sejak Mei lalu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Harga Emas Antam Stagnan, Harga Jual Kembali Turun Rp 2.000

Harga emas dari PT Aneka Tambang Tbk. atau harga emas Antam masih stagnan pada perdagangan hari ini, di level Rp 1.404.000 per gram.


Sri Mulyani Sebut Simbara Tingkatkan PNBP Minerba, Tahun Lalu 18 Persen di Atas Target

4 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tengah), Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kanan), Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri), Menhub Budi Karya Sumadi (kiri) dan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron (kanan) berfoto bersama usai peluncuran dan sosialisasi implementasi komoditas nikel dan timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara) di Jakarta, Senin 22 Juli 2024. Pemerintah resmi meluncurkan implementasi nikel dan timah melalui Simbara untuk mendongkrak perekonomian nasional yang berasal dari melimpahnya cadangan dua komoditas tersebut. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Simbara Tingkatkan PNBP Minerba, Tahun Lalu 18 Persen di Atas Target

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keberadaan Simbara meningkatkan penerimaan negara bukan pajak batu , tahun lalu mencapai 18 persen di atas target. Tahun ini Simbara diluncurkan untuk nikel dan timah


Nilai Ekspor Kelapa Capai US$ 1,55 Miliar, Jokowi Ingin Produksinya Ditingkatkan dan Hilirisasi

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat peresmian pabrik baterai kendaraan listrik  PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 3 Juli 2024. Pabrik sel baterai kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara itu dibangun oleh konsorsium perusahaan asal Korea Selatan Hyundai dan LG dengan total investasi senilai Rp160 triliun yang akan diselesaikan secara bertahap. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Nilai Ekspor Kelapa Capai US$ 1,55 Miliar, Jokowi Ingin Produksinya Ditingkatkan dan Hilirisasi

Presiden Jokowi berharap produksi komoditas kelapa bisa ditingkatkan dan melakukan hilirisasi agar memiliki nilai tambah.