Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daesh

image-profil

Oleh

image-gnews
Anggota ISIS mengibarkan bendera di Raqqa, 29 Juni 2014.
Anggota ISIS mengibarkan bendera di Raqqa, 29 Juni 2014.
Iklan

Tuhan tak berada di peluru terakhir pasukan "Negara Islam". Di benteng penghabisan Baghouz, Suriah, di antara puing dan jejak pembantaian, di balik bunker yang bengkah oleh peluru mortir dan pohon-pohon kurma Eufrat yang hangus oleh bom, sebuah proyek roboh.

Para "jihadi" ingin membangun utopia, dan itulah yang terjadi: sebuah bangunan sosial politik yang tak punya tempat. "Negara Islam", Islamic State, atau Daesh, masuk ke kesalahan asumsi awalnya. Para pendirinya tak melihat bahwa di bawah negara itu-sebagaimana di bawah tiap kekuasaan di dunia-yang disebut "fondasi" hanyalah sepotong sejarah, hanya sebuah kontingensi, yang bisa ya dan bisa tidak, bergantung pada kondisi dari saat ke saat.

Kelak apa yang akan dikenang? Kembali bertautnya peradaban dengan kebiadaban. Di atas buminya yang kecokelatan, di bawah langitnya yang terang, pernah berdiri majelis, mimbar, madrasah-tapi juga bercak darah ratusan leher yang disembelih dan tubuh yang ditembaki.

Di balik kebuasan itu adalah Daesh: ekspresi lain ideologi ketidaksabaran yang berkecamuk di Dunia Arab sejak abad ke-20.

Ideologi itu tumbuh dari rasa kesal, waswas, cemburu, curiga. Mereka melihat dengan masygul masyarakat mereka tak kunjung utuh, terpadu, dan mampu bersaing dalam hal-hal yang penting di zamannya. Dunia mereka, yang kadang-kadang disebut "Dunia Islam", tak kunjung mereka anggap "islami" penuh. Mereka merasa dikalahkan. Sementara itu, mereka merasa terkepung dunia lain-yang kadang kala disebut "kafir".

Bagi mereka ketidakutuhan itu sebuah cacat, dan cacat itu harus ditiadakan. Mereka menyangka bahwa keutuhan adalah esensi sebuah bangunan sosial, apalagi mereka percaya ada perekat yang ajaib: agama Islam. Dan ketika perkembangan waktu tak kunjung memperlihatkan keajaiban agama dalam membuat penganutnya utuh, kukuh, terpadu, mereka jadi tak sabar. Jalan singkat mendesak: dengan memaksakan, melalui kemenangan perang.

Tapi sebenarnya mereka dirundung ilusi setua Plato. Dalam angan-angan Plato, kota Kallipolis adalah ideal yang pantas diteladankan: sebuah negeri yang stabil, berakal budi, rapi, dipimpin orang-orang terpilih-sebuah impian yang kemudian masuk ke dunia Islam dalam risalah-risalah Alfarabi di abad ke-9.

Tapi impian tetap impian: dalam pengalaman manusia, ketidakkompakan sebuah negeri adalah sesuatu yang bukan cacat, melainkan kewajaran. Kallipolis tak pernah ada dalam sejarah. Alfarabi mengatakan, "kota", al madaniyah, adalah nomor satu dalam "derajat kesempurnaan". Tapi kita tahu negeri apa pun, kota mana pun, mengandung keretakan yang endemik.

Daesh menyangka konflik itu hanya berlangsung dengan "yang kufur"; bagi asumsi dasar mereka, dalam tubuh Islam hanya ada ukhuwah. Di hadapan seantero dunia, mereka tegaskan "Islam" sebagai sebuah identitas-bukan sebuah proses. Dan dengan itu, mereka mengumandangkan diri berbeda. Tapi "the logic of difference" itu dengan segera tenggelam oleh "the logic of identity".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka tak mau mengakui, dengan itu mereka risau. Di dunia ketika "kami" tiap saat kepergok dengan "mereka"-dengan yang bukan-kami-tiap saat itu pula "si-mereka" dianggap mengganggu. Terutama ketika justru tampak, seketika atau berangsur-angsur, adanya titik-titik persamaan antara "kami" dan "mereka".

Para "jihadi" lahir sebagai kaum takfiri, yang menampik apa yang bukan "kami" sebagai kafir-semacam paranoia akan terjadinya pengaruh. Bisa dimengerti. Mereka menanggungkan trauma sejarah, pengalaman kekalahan ketika dihadapi dunia yang berbeda sejak imperialisme Barat mengubah bumi.

Mereka pun makin puritan; mereka habis-habisan hendak menggapai yang paling murni dan asli dalam "identitas" mereka. Dorongan kian kuat untuk menegaskan beda diri, hingga lupa bahwa di antara sesama manusia beda terjadi, tapi tak pernah mutlak.

Salah satu yang datang bersama imperialisme adalah pertemuan "kami" dengan "mereka". Tapi dalam prosesnya, tumbuh kesadaran bahwa tak seorang pun, tak satu kaum pun, hanya punya satu ekspresi yang 100 persen tersendiri. No one today is purely one thing, kata Edward Said dalam Culture and Imperialism.

Tapi itulah yang hendak diingkari kaum "jihadi".

Pada gilirannya, IS sebuah isolasi. Makin puritan mereka, makin tak toleran mereka kepada anasir lain, makin gagal mereka menerima (untuk memakai istilah Laclau) the logic of equivalence. Mereka tak bisa memperlakukan kelompok lain sebagai kemungkinan yang setara-dan sejalan-dalam menghadapi "musuh bersama", yakni dunia yang merisaukan. Mereka tak mau orang lain menafsirkan dan memberi isi apa yang dianggap "adil", "lurus", "benar".

Dalam isolasi diri itu berkembanglah bukan saja ideologi ketidaksabaran, tapi juga ketidaksabaran ideologi. Demikianlah mereka tak tumbuh jadi kekuatan politik. Mereka jadikan kekerasan sebagai substitusi-bukan kelanjutan-kerja politik untuk menang.

Darah tumpah, kebencian meraja. Yang terjadi di Mesopotamia itu adalah pembunuhan yang kembali purba-sebelum politik, sebelum orang ramai menyatakan hasrat untuk bebas dari luka zaman.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.