Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demi Perbaikan Pasar Semen

Oleh

image-gnews
Ilustrasi Semen. TEMPO/Tony Hartawan
Ilustrasi Semen. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TAK ada yang perlu dicemaskan dengan masuknya produk semen dari Cina di pasar Tanah Air. Jika telah memenuhi semua ketentuan investasi, kehadiran pabrik semen asing malah bisa memperbaiki struktur pasar semen yang selama ini cenderung oligopolistik. Pada akhirnya, konsumen justru akan diuntungkan bisa membeli komoditas itu dengan lebih murah.

Jumlah produsen semen di Indonesia meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Dari tujuh perusahaan yang tercatat pada 2014, pemain komoditas strategis tersebut bertambah menjadi 14 perusahaan pada tahun ini. Enam di antaranya datang dari Cina dan satu dari Thailand. Conch Cement, salah satu perusahaan semen terbesar di Cina, terhitung paling ekspansif sejak membuka pabriknya di Indonesia pada 2015.

Masuknya pemain-pemain baru itu sebenarnya tak lepas dari kebutuhan akan semen yang melonjak lima-enam tahun lalu, ketika pertumbuhan sektor properti dan konstruksi sangat menjanjikan. Pemerintah juga tengah menggenjot pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan konsumsi semen domestik lima-tujuh persen tiap tahun itu jelas mesti diimbangi dengan pasokan produksi.

Sangatlah berlebihan jika kemudian muncul tudingan bahwa kehadiran perusahaan-perusahaan semen dari Cina itu telah menyebabkan semen nasional kelebihan produksi. Pasar domestik disebut mengalami kelebihan pasokan hingga 30 persen dari konsumsi nasional. Produksi semen tahun lalu, misalnya, diperkirakan mencapai 110 juta ton. Sementara itu, utilisasi pabrik semen nasional hanya mencapai 73-74 juta ton.

Faktanya, tiga pemain besar perusahaan semen nasional, yaitu PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tiga Roda Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk, masih menguasai lebih dari 80 persen pasar semen nasional sejak 2010 dan 99 persen di Jawa. PT Semen Indonesia bahkan baru saja mengakuisisi Holcim dengan total market share lebih dari 55 persen pasar semen pada tahun lalu. Sedangkan Conch Cement kebagian 3,5 persen pada 2017 dan 4,6 persen pada kuartal pertama 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama ini, pasar komoditas penting yang menjadi dasar pembangunan infrastruktur hingga properti itu justru cenderung oligopolistik. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bahkan pada 2010 mencurigai ada kartel semen yang dilakukan delapan perusahaan. Dugaan itu didasarkan pada volume penjualan semen yang hanya separuh di bawah kapasitas terpasang produksi mereka, sementara di pasar terjadi overdemand. Suplai semen yang nyaris tak bergerak dan tak cukup melayani permintaan pasar itu membuat harga semen terus naik pada 2006-2010.

KPPU kemudian memutuskan tak ada kartel semen setelah tak menemukan bukti tertulis atau dokumen pertemuan untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi sebagaimana diamanatkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Ironisnya, KPPU meminta pemerintah membubarkan Asosiasi Semen Indonesia, yang dianggap bisa memfasilitasi terjadinya pengaturan harga dan produksi. Asosiasi itu tak pernah bubar sampai hari ini.

Praktik oligopoli, apalagi kartel, itulah yang sejatinya merugikan publik. Makin banyak kompetitor yang masuk di pasar semen, dari mana pun datangnya, justru akan membawa manfaat besar kepada konsumen. Semestinya persaingan ketat itu makin membuat perusahaan semen nasional terpacu melakukan efisiensi, memperbaiki rantai pasokan, memperluas jangkauan distribusi, bahkan berekspansi di pasar ekspor. Tak elok jika ada yang membawa-bawa isu nasionalisme dan tudingan pro-asing segala.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

20 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

32 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

48 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.