Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapa Takut pada Buku

image-profil

image-gnews
Komando Distrik Militer 0809 Kediri mengamankan ratusan buku tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) di sejumlah toko buku di Kediri pada Rabu, 26 Desember 2018. Sumber: Istimewa
Komando Distrik Militer 0809 Kediri mengamankan ratusan buku tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) di sejumlah toko buku di Kediri pada Rabu, 26 Desember 2018. Sumber: Istimewa
Iklan

Ignatius Haryanto
Magister Filsafat dari STF Driyarkara

Pada dekade kedua abad ke-21 ini, rupanya masih ada pemerintahan yang takut akan keberadaan buku. Buku yang ditakuti adalah hasil dari bayang-bayang ketakutan yang diwarisi dari masa sebelumnya. Di tengah era informasi yang bebas dan mudah diakses, menjadi tak masuk akal jika ada rezim yang masih takut akan buku dan berencana melakukan sweeping terhadap buku-buku yang dianggap beraliran komunis.

Entah mengapa masalah 1965 dengan segala pernak-perniknya masih terus menghantui sejumlah pemimpin pemerintahan. Alih-alih masalah itu diselesaikan agar tak mengurangi persoalan yang dihadapi bangsa ini, di siang bolong tiba-tiba muncul lagi gagasan melakukan sweeping terhadap buku kiri atau buku yang dianggap beraliran komunis. Dengan dalih Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1965 yang tak pernah dicabut itu, ketentuan ini menjadi pasal karet yang dipakai kapan saja, oleh siapa pun, untuk menyapu atau menyensor buku-buku yang dianggap beraliran komunis. Entah efek apa yang ditakuti atas buku-buku ini.

Mereka yang berkeras melakukan sweeping seharusnya melakukan survei lebih dulu: siapa yang masih terpengaruh oleh ideologi komunis dan siapa yang masih mengidamkan kehidupan tertutup dan serba ketakutan seperti yang dialami masyarakat di Korea Utara, misalnya? Ya, terpaksa menyebut Korea Utara karena tak ada lagi simbol yang masih tersisa untuk menyebut negara komunis. Cina dan Rusia, yang pernah mengaku komunis pun, sekarang mengikuti jejak kapitalisme negara-negara Barat.

Mereka yang melakukan sweeping seharusnya paham bahwa masyarakat di Indonesia ini kurang baca, juga kurang mau mencari informasi atau pengetahuan lewat buku. Lihat saja survei UNESCO mengenai tingkat literasi negara-negara di dunia. Dari 61 negara yang disurvei, Indonesia ada di peringkat kedua dari bawah. Boro-boro membaca buku komunis dan terpengaruh, membaca buku saja ogah. Jadi, mengapa susah-susah melakukan sweeping segala?

Selain soal ketidaktahuan bahwa ideologi komunis rasanya susah berkembang lagi di dunia dan Indonesia, ada hal lebih penting yang mendasari rencana dan pelaksanaan sweeping buku tersebut. Hal itu adalah tindakan anti-intelektual yang ditunjukkan oleh mereka yang menginginkan adanya sweeping tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketersediaan informasi yang beragam dan menawarkan aneka perspektif yang berbeda adalah salah satu ciri suatu negara yang demokratis. Sebaliknya, melakukan sweeping atas buku-buku yang dianggap mewakili pemikiran tertentu adalah ciri negara yang tidak demokratis. Sebenarnya, yang justru perlu lebih dikhawatirkan adalah ketika pada masa-masa awal reformasi, di pasar buku di Indonesia beredar terjemahan buku Mein Kampf karya Adolf Hitler dan pernah menjadi buku terlaris di sejumlah toko buku. Di Eropa, atau di Jerman, tempat Hitler berkuasa dulu, buku ini dilarang terbit dan mereka yang hendak membacanya harus melakukannya di dalam perpustakaan, tak dijual bebas seperti di Indonesia.

Buku Mein Kampf adalah kitab yang mendasari tindakan fasis yang dilakukan Hitler pada masa Perang Dunia II. Herannya, terjemahan buku itu laris di sini dan tak ada yang keberatan. Buku ini tak pernah ditargetkan untuk disapu. Apakah para penyapu buku itu lebih toleran pada fasisme ketimbang komunisme? Kalaupun buku Mein Kampf itu diterbitkan di Indonesia, seharusnya ada kata pengantar yang demikian kritis dari ahli untuk membedah dan memberikan catatan "hati-hati" terhadap isi buku ini.

Sejelek apa pun isi sebuah buku, biarlah dia hidup, biarlah dia terbit, sehingga mereka yang melakukan kritik terhadap buku jelek tersebut sama-sama bisa diakses oleh masyarakat. Sweeping tak akan mempengaruhi keingintahuan seseorang terhadap hal yang dilarang tersebut. Apalagi kini mereka yang kehilangan informasi akibat aksi sweeping dengan mudah bisa membuka Internet dan mencari naskah yang sama-atau bahkan lebih komprehensif-di sana.

Jadi, sia-sialah sebuah rezim yang masih percaya bahwa "melakukan sweeping buku akan melindungi masyarakatnya". Ini tindakan salah, anti-intelektual, dan tak mencerdaskan masyarakat. Biarkan buku apa pun hadir di sini, asalkan juga ada tempat bagi mereka yang mengritik buku tersebut. Tapi, kalau maksud sweeping itu untuk membaca isi buku itu dan memahaminya, saya sih tak keberatan menyumbangkan buku-buku saya dengan topik-topik sejenis kepada mereka yang memang ingin belajar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.