Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesan Penting Kaum Golput

Oleh

image-gnews
Aliansi Pemuda Peduli Pemilu berunjuk rasa di gedung KPU, Jakarta, Rabu (25/3). Mereka mengajak masyarakat untuk tidak menjadi golongan Putih (Golput) tetapi harus menggunakan hak pilihnya untuk menyukseskan pemilu 2009. TEMPO/Imam Sukamto
Aliansi Pemuda Peduli Pemilu berunjuk rasa di gedung KPU, Jakarta, Rabu (25/3). Mereka mengajak masyarakat untuk tidak menjadi golongan Putih (Golput) tetapi harus menggunakan hak pilihnya untuk menyukseskan pemilu 2009. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

KETIKA dua kubu calon presiden dalam Pemilihan Umum 2019 tergopoh-gopoh mengantisipasi menguatnya ajakan golput alias abstain di bilik suara, sejatinya mereka tengah melawan diri sendiri. Kerapnya perbincangan tentang golput di media sosial beberapa pekan terakhir bukan fenomena sesaat, melainkan kenyataan yang berasal dari keprihatinan yang lebih mendasar.

Isu golput belakangan menghangat akibat blunder tak perlu kedua kandidat. Lembaga pemantau media sosial, PoliticaWave, mencatat jumlah obrolan tentang golput naik drastis setelah Presiden Joko Widodo mengiyakan rencana pembebasan ulama garis keras Abu Bakar Ba’asyir, untuk kemudian diralat sehari kemudian. Polah Prabowo Subianto berdansa di pesta Natal kerabatnya juga memicu sekelompok pendukungnya berbincang soal golput.

Namun, sejak awal kampanye bergulir pertengahan tahun lalu, strategi elektoral kedua kandidat juga cenderung datar dan tak menggugah. Sang calon inkumben Joko Widodo lebih sibuk meredam serangan soal keislamannya ketimbang menyodorkan gagasan orisinal tentang isu-isu yang meresahkan publik, seperti korupsi, kesenjangan ekonomi, hak sipil kelompok minoritas, dan kerusakan lingkungan. Sedangkan penantangnya, Prabowo, terus bermain mata dengan kelompok intoleran sembari menggoreng isu ekonomi dengan data yang akurasinya kerap meragukan.

Walhasil, animo khalayak mengikuti proses kampanye pemilihan presiden terus menurun seiring dengan waktu. Hasil debat perdana para calon presiden 17 Januari lalu juga meneguhkan kecenderungan itu. Ibarat pertandingan tinju, baik Jokowi maupun Prabowo hanya berputar di tengah ring seraya sesekali melontarkan pukulan ringan. Perdebatan mereka miskin substansi dan tak menggairahkan penonton.

Sejumlah lembaga survei memastikan tren peningkatan golput ini. Hasil sigi lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Januari lalu menunjukkan ada kenaikan 0,2 persen responden yang dengan sadar menyatakan diri tak akan memilih dibanding sebulan sebelumnya. Selain 1,1 persen responden yang terang-terangan mengaku golput itu, ada 9,2 persen yang belum memutuskan pilihannya dan sekitar 25 persen pemilih mengambang. Meski selisih elektabilitas Jokowi dengan Prabowo stagnan di angka 20 persen, menguatnya isu golput ini tampaknya lebih mengancam keterpilihan petahana ketimbang penantangnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika dirunut dari awal, menguatnya fenomena golput ini sebenarnya bermula dari perumusan aturan main pemilihan presiden dua tahun lalu. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memastikan kompetisi menuju Istana tak lagi terbuka untuk semua orang. Aturan ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat atau 25 persen suara sah pemilu nasional praktis merampas hak pemilih dan partai politik menentukan sendiri calon presidennya. Politik elite dan campur tangan oligarki itulah yang berperan besar mengalienasi sebagian pemilih yang kini menyatakan diri golput.

Tentu peningkatan jumlah mereka yang golput ini patut disesali. Idealnya, pemilihan umum diikuti sebanyak mungkin warga negara yang telah memiliki hak pilih. Partisipasi yang tinggi akan memberikan mandat yang kuat buat presiden terpilih kelak. Apalagi jumlah warga yang golput ini konsisten naik dari pemilu ke pemilu. Pada pemilihan 2014, jumlahnya 29,01 persen atau lebih dari 53 juta pemilih. Jika ini dibiarkan, legitimasi keseluruhan proses demokrasi kita bisa terancam.

Langkah pertama untuk memperbaiki situasi ini adalah menyadari bahwa fenomena golput merupakan cermin dari problem sistemik dalam struktur demokrasi kita. Kondisi itulah yang membuat oligarki politik menguat dan rakyat kehilangan kedaulatan. Dengan teknologi digital, kemampuan warga biasa untuk mengorganisasi diri dan mengartikulasikan kepentingan politiknya seharusnya bisa didorong. Hanya dengan cara itu, model massa mengambang yang diwariskan Orde Baru bisa dibongkar sampai ke akar-akarnya.

Perubahan mendasar juga harus dilakukan di level partai politik dan parlemen. Aturan ambang batas pencalonan presiden mesti direvisi buat memberikan kesempatan bagi semua calon yang kompeten untuk ikut berkompetisi. Syarat pembentukan partai politik dan model pemilihan anggota Dewan juga harus dipermudah agar semua warna di masyarakat kita yang majemuk terwakili dalam spektrum politik parlemen. Tanpa perombakan semacam itu, fenomena golput bakal terus menghantui kita, dari satu pemilu ke pemilu berikutnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.